Laman

Kamis, 23 Juni 2011

Kelemahan Hadits Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Negeri Cina

Setiap orang pasti telah mengetahui perkataan ini.

اُطْلُبُوْا العِلْمَ وَلَوْ في الصِّينِ

“Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China.”

Inilah yang dianggap oleh sebagian orang sebagai hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun perlu diingat bahwa setiap buah yang akan dipanen tidak semua bisa dimakan, ada yang sudah matang dan keadaannya baik, namun ada pula buah yang dalam keadaan busuk. Begitu pula halnya dengan hadits. Tidak semua perkataan yang disebut hadits bisa kita katakan bahwa itu adalah perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Boleh jadi yang meriwayatkan hadits tersebut ada yang lemah hafalannya, sering keliru, bahkan mungkin sering berdusta sehingga membuat hadits tersebut tertolak atau tidak bisa digunakan. Itulah yang akan kita kaji pada kesempatan kali ini yaitu meneliti keabsahan hadits di atas sebagaimana penjelasan para ulama pakar hadits. Penjelasan yang akan kami nukil pada posting kali ini adalah penjelasan dari ulama besar Saudi Arabia dan termasuk pakar hadits, yaitu Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah. Beliau rahimahullah pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi. Beliau adalah pakar dalam masalah hadits. Semoga Allah memberi kemudahan dalam hal ini.

Rabu, 22 Juni 2011

BAB 42 LARANGAN MENJADIKAN SEKUTU BAGI ALLAH


K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Pemurnian Ibadah Kepada 


BAB 42

LARANGAN MENJADIKAN SEKUTU BAGI ALLAH





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]فلا تجعلوا لله أندادا وأنتم تعلمون[

“Maka janganlah kamu membuat sekutu untuk Allah padahal kamu mengetahui (bahwa Allah adalah maha Esa) ” (QS. Al Baqarah, 22).



Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan : “membuat sekutu untuk Allah adalah perbuatan syirik, suatu perbuatan dosa yang lebih sulit untuk dikenali dari pada semut kecil yang merayap di atas batu hitam, pada malam hari yang gelap gulita. Yaitu seperti ucapan anda : ‘demi Allah dan demi hidupmu wahai fulan, juga demi hidupku’, Atau seperti ucapan : ‘kalau bukan karena anjing ini, tentu kita didatangi pencuri-pencuri itu’, atau seperti ucapan : ‘kalau bukan karena angsa yang dirumah ini, tentu kita didatangi pencuri-pencuri tersebut’, atau seperti ucapan seseorang kepada kawan-kawannya : ‘ini terjadi karena kehendak Allah dan kehendakmu’, atau seperti ucapan seseorang : ‘kalaulah bukan karena Allah dan fulan’.

Oleh karena itu, janganlah anda menyertakan “si fulan” dalam ucapan-ucapan diatas, karena bisa menjatuhkan anda kedalam kemusyrikan.” (HR. Ibnu Abi Hatim)

Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"من حلف بغير الله فقد كفر أو أشرك" رواه الترمذي وحسنه وصححه الحاكم.

“Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain Allah, maka ia telah berbuat kekafiran atau kemusyrikan” (HR. Turmudzi, dan ia nyatakan sebagai hadits hasan, dan dinyatakan oleh Al Hakim shoheh).

BAB 41 INGKAR TERHADAP NIKMAT ALLAH

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

Pemurnian Ibadah 

BAB 41

INGKAR TERHADAP NIKMAT ALLAH





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]يعرفون نعمة الله ثم ينكرونها[

“Mereka mengetahui nikmat Allah (tetapi) kemudian mereka mengingkarinya…” (QS. An Nahl, 83).



Dalam menafsiri ayat di atas Mujahid mengatakan bahwa maksudnya adalah kata-kata seseorang : “Ini adalah harta kekayaan yang aku warisi dari nenek moyangku.”

Aun bin Abdullah mengatakan : “Yakni kata mereka ‘kalau bukan karena fulan, tentu tidak akan menjadi begini’.”

Ibnu Qutaibah berkata, menafsiri ayat di atas : “mereka mengatakan : ini adalah sebab syafa’at sembahan-sembahan kami”.

Abul Abbas([1]) setelah mengupas hadits yang diriwayatkan oleh Zaid bin Kholid yang didalamnya terdapat sabda Nabi : “sesungguhnya Allah berfirman : “pagi ini sebagian hambaku ada yang beriman kepadaku dan ada yang kifir …, sebagaimana yang telah disebutkan di atas[2] ia mengatakan :

“Hal ini banyak terdapat dalam Al qur’an maupun As sunnah, Allah Subhanahu wata’ala mencela orang yang menyekutukanNya dengan menisbatkan nikmat yang telah diberikan kepada selainNya”.

Sebagian ulama salaf mengatakan : “yaitu seperti ucapan mereka : anginnya bagus, nahkodanya cerdik pandai, dan sebagainya, yang bisa muncul dari ucapan banyak orang.

BAB 40 MENGINGKARI SEBAGIAN NAMA DAN SIFAT ALLAH


K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Pemurnian Ibadah 

BAB 40

MENGINGKARI SEBAGIAN NAMA DAN SIFAT ALLAH





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]وهم يكفرون بالرحمن قل هو ربي لا إله إلا هو عليه توكلت وإليه متاب[

“Dan mereka kafir (ingkar) kepada Ar Rahman (Dzat Yang Maha Pengasih). Katakanlah : “Dia adalah Tuhanku, tiada sesembahan yang hak selain dia, hanya kepada Nya aku bertawakkal dan hanya kepadaNya aku bertaubat.” (QS. Ar Ra’d, 30).

Diriwayatkan dalam shoheh Bukhari, bahwa Ali bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu berkata :

"حدثوا الناس بما يعرفون، أتريدون أن يكذب الله ورسوله ؟ ".

“Berbicaralah kepada orang-orang dengan apa yang difahami oleh mereka, apakah kalian menginginkan Allah dan RasulNya didustakan ?”.

Abdur Razak meriwayatkan dari Ma’mar dari Ibnu Thowus dari bapaknya dari Ibnu Abbas, bahwa ia melihat seseorang terkejut ketika mendengar hadits Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam yang berkenaan dengan sifat-sifat Allah, karena merasa keberatan dengan hal tersebut, maka Ibnu Abbas berkata :

"ما فرق هؤلاء ؟ يجدون رقة عند محكمه ويهلكوه عند متشابه".

“Apa yang dikhawatirkan oleh mereka itu ? mereka mau mendengar dan menerima ketika dibacakan ayat-ayat yang muhkamat (jelas pengertiannya), tapi mereka keberatan untuk menerimanya ketika dibacakan ayat-ayat yang mutasyabihat (sulit difahami) [1].

Rabu, 15 Juni 2011

Salurkan Wakaf anda untuk Islamic Center Dar el Iman Sumatera Barat

Assalamu'alaikum, Setelah sumatera barat digoncang oleh gempa yang dahsyat, sangat dibutuhkan memulihan dan pembinaan masyarakat kepada agama yang lurus, sesuai dengan manhaj ahli sunnah wal jamaah. wal hamdulillah yayasan dar el iman yang berdomisili di padang dibawah asuhan Ust.Dr. Ali Musri Semjan Putra (sebagai Ketua Dewan Pembina), dan Muhammad Elvi Syam, (sebagai ketua yayasan), telah berupaya menjalankannya, mulai dengan menyalurkan bantuan yang diterima dari kaum muslimin, sampai kegiatan dakwah dan sosial lainnya.
Untuk lebih mengkonsentrasikan kegiatan, maka yayasan bertekat untuk membuat satu wadah, yaitu Islamic Center Dar el Iman Sumatera Barat sebagai wadah dakwah yang lebih meluas. di islamic center ini akan didirikan sebuah mesjid besar untuk dijadikan pusat kegiatan dakwah, disamping itudidirikan gedung sekolah TK, SD,Islam Terpadu, gedung diklat dan pelatihan, dan pesantren. dikarenakan belum ada wadah ini di sumatera barat dengan berbasiskan pemahaman salafussoleh. karena kedepannya lokasi ini berada di pusat kota padang.

Senin, 06 Juni 2011

PENYIMPANGAN ABU SANGKAN DALAM BUKUNYA “PELATIHAN SHALAT KHUSYU’” (3) [PENTING]

Oleh Al-Ustadz Abu Umamah Abdurrohim bin Abdulqohhar al-Atsary

Mengapa Mereka (Tokoh-Tokoh Sufi) Itu Berani Berbuat Seperti Itu?

Hal itu merupakan sunnatulloh dan konsekuensi bagi orang yang berpaling dari jalan Alloh Subhanahu wa Ta’ala yaitu jalan yang telah ditempuh Rosululloh dan para shohabat, maka syetan mendatangi mereka untuk menyampaikan wahyu-wahyunya. Sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala:


“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Alloh atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan untuknya dalam kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: “Dimana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Alloh?” Orang-orang musyrik itu menjawab: “Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari dari kami, “ dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. Alloh berfirman: “Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), Dia mengutuk kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu: “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka”. Alloh berfirman: “Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui”. Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk kemudian: “Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kamu lakukan”. (QS. Al-A’rof:36-39)

PENYIMPANGAN ABU SANGKAN DALAM BUKUNYA “PELATIHAN SHALAT KHUSYU’” (2) [PENTING]

Oleh Al-Ustadz Abu Umamah Abdurrohim bin Abdulqohhar al-Atsary



Abu Sangkan Mengatakan Bahwa Al-Qur an Makhluk

Di dalam bukunya Berguru Kepada Alloh, Abu Sangkan berkata:

1) “Dengan ini saya katakan, bahwa Al-Qur an itu adalah sebuah pengalaman yang muncul dalam jiwa manusia, yang keluar dari jiwa yang baik maupun yang buruk, al-Qur an adalah fitrah manusia”. (Berguru 14)

2) “Al-Qur an hanyalah sebuah berita tentang firman yang ada dalam hati manusia”. (Berguru: 15)

3) “Al-Qur an adalah gambaran hati setiap manusia seutuhnya secara lengkap. Apabila kita memunculkan kejiwaan yang baik dalam diri kita, maka akhlak kita sama dengan Al-Qur an. Demikian juga potensi kejahatan yang ada dalam jiwa kita, apabila dihidupkan maka kejahatan itu akan sama dengan A-Qur’an”. (Berguru : 23)

4) “Karena Alloh sendiri yang memerintahkan membaca Al-Qur’an yang lebih nyata yaitu alam semesta dan apa yang ada pada diri kita sendiri”. (Berguru: 37)


5) “Al-Qur’an kita adalah alam semesta dan diri kita sendiri”. (Berguru: 37)

PENYIMPANGAN ABU SANGKAN DALAM BUKUNYA “PELATIHAN SHALAT KHUSYU’” (1) [PENTING]

Oleh Al-Ustadz Abu Umamah Abdurrohim bin Abdulqohhar al-Atsary

Di dalam bab ini akan saya terangkan pinyimpangan-penyimpangan Abu Sangkan berdasarkan kajian saya terhadap buku – buku karya Abu Sangkan yaitu Pelatihan shalat Khusyu’, penerbit Yayasan Shalat Khusyu’, cetakan ke 13, Berguru Kepada Allah
Penerbit Yayasan Shalat Khusyu, cetakan ke 13, Makalah – makalah Pelatihan Shalat Khusyu’ dari para pelatih yang datang ke wilayah saya, diantaranya Drs. Shodiq dari Malang, Drs Moh. Fahri, MM dari Malang dan saudara Sukana,Sag dari Surabaya, dan DVD Pelatihan Sholat Khusyu’ karya Abu Sangkan.


Sebelum kita membahas penyimpangan – penyimpangan Abu Sangkan sedikit terlebih dahulu kita membahas dulu tentang hukum mengghibahi, mencela dan melaknat tokoh sesat (ahli bid’ah) sebagai dasar agar tidak dikatakan sok benar sendiri, lisan kotor, akhlaknya jelek, dan tuduhan – tuduhan jelek lainnya kepada penulis.

MENGENAL ABU SANGKAN (SANG PENCIPTA AJARAN BARU PELATIHAN SHALAT KHUSYU’)

Oleh Al-Ustadz Abu Umamah Abdurrohim bin Abdulqohhar al-Atsary

Abu Sangkan lahir pada tanggal 8 Mei 1965 di desa Alasbuluh Selat Bali Banyuwangi Jawa Timur, nama anak – anaknya adalah Essenza Quranique, Sangkan Paraning Wisesa, dan Gibraltar Wahyamaya. Bapaknya meninggal ketika Abu Sangkan usia 15 hari dari kalimat terakhir yang diucapkan bapaknya ketika akan meninggal adalah ya Quddus….., ya Quddus….. kata Abu Sangkan “ Kata – kata ini sangat diidam – idamkan oleh setiap mukmin pada akhir kalamnya”. Padahal kata –kata ya Quddus…. Ya Quddus…. Ketika akan meninggal bukan tanda orang yang mati khusnul khotimah dan tidak benar jika setiap mukmin mengidam – idamkan kalimat ini, yang diidam –idamkan mukminin adalah kalimat tauhid yaitu Laailaaha illalloh karena Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

”Barangsiapa yang ucapan terakhirnya Laa ilaaha illalloh maka dia masuk surga”.(HR. Hakim dan lainnya dengan sanad hasan, hadist dari Mu’adz)

Hadist ini menjelaskan ciri orang yang matinya husnul khotimah karena itu Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan menuntun orang yang mau meninggal dunia agar mengucapkan Laa ilaaha illalloh yang disebut talqin sebagaimana sabdanya :


”Bimbinglah orang yang akan meninggal diantara kalian dengan Laa ilaaha illalloh.” (HR. Muslim)

Jumat, 03 Juni 2011

BAB 39 BERHAKIM KEPADA SELAIN ALLAH DAN RASULNYA

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Pemurnian Ibadah Kepada Allah

BAB 39
BERHAKIM KEPADA SELAIN ALLAH DAN RASULNYA




Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]ألم تر إلى الذين يزعمون أنهم آمنوا بما أنزل إليك وما أنزل من قبلك يريدون أن يتحاكموا إلى الطاغـوت وقد أمروا أن يكفروا بـه ويريد الشيطان أن يضلهم ضلالا بعيدا وإذا قيل لهم تعالوا إلى ما أنزل الله وإلى الرسول رأيت المنافقين يصدون عند صدودا فكيف إذا أصابتهم مصيبة بما قدمت أيديهم ثم جاءوك يحلفون بالله إن أردنا إلا إحسانا وتوفيقا[

“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada Thoghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari Thoghut itu, dan syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik itu menghalangi (manusia) dari (mendekati) kamu dengan sekuat-kuatnya. Maka bagaimanakah halnya, apabila mereka ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu seraya bersumpah : “Demi Allah, sekali-kali kami tidak menghendaki selain penyelesain yang baik dan perdamaian yang sempurna. ” (QS. An Nisa, 60).

]وإذا قيل لهم لا تفسدوا في الأرض قالوا إنما نحن مصلحون[.

“Dan apabila dikatakan kepada mereka (orang-orang munafik) : “janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi” ([1]), mereka menjawab : “sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan” (QS. Al Baqarah, 11).

]ولا تفسدوا في الأرض بعد إصلاحها[.

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi ini sesudah Allah memperbaiki” (QS. Al A’raf, 56).

BAB 38 MENTAATI ULAMA DAN UMARA DALAM MENGHARAMKAN YANG HALAL DAN MENGHALALKAN YANG HARAM BERARTI MEMPERTUHANKAN MEREKA

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Pemurnian Ibadah Kepada Allah

BAB 38
MENTAATI ULAMA DAN UMARA DALAM MENGHARAMKAN YANG HALAL DAN

MENGHALALKAN YANG HARAM BERARTI MEMPERTUHANKAN MEREKA





Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu berkata :

" يوشك أن تنـزل عليكم حجارة من السماء، أقول : قال رسول الله ، وتقولون : قال أبو بكر وعمر".

“Aku khawatir bila kalian ditimpa hujan batu dari langit, karena aku mengatakan : “Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda”, tetapi kalian malah mengatakan : “Abu Bakar dan Umar berkata”.”

Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan : “Aku merasa heran pada orang-orang yang tahu tentang isnad hadits dan keshahehannya, tetapi mereka menjadikan pendapat Sufyan sebagai acuannya, padahal Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman :

]فليحذر الذين يخالفون عن أمره أن تصيبهم فتنة أو يصيبهم عذاب أليم[

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahNya takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa siksa yang pedih” (QS. An Nur, 63).

Tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan fitnah itu ? fitnah disitu maksudnya adalah syirik, bisa jadi apabila ia menolak sabda Nabi akan terjadi dalam hatinya kesesatan sehingga celakalah dia”.

Diriwayatkan dari ‘Ady bin Hatim bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam membaca firman Allah Subhanahu wata’ala :

]اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون الله[

“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah…”(QS. Al Bara’ah, 31)

BAB 37 MELAKUKAN AMAL SHOLEH UNTUK KEPENTINGAN DUNIA ADALAH SYIRIK

K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Pemurnian Ibadah Kepada Allah

BAB 37

MELAKUKAN AMAL SHOLEH UNTUK KEPENTINGAN DUNIA ADALAH SYIRIK





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]من كان يريد الحياة الدنيا وزينتها نوف إليهم أعمالهم فيها، وهم فيها لا يبخسون، أولئك الذين ليس لهم في الآخرة إلا النار وحبط ما صنعوا فيها وباطل ما كانوا يعملون[

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasaanya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan dirugikan, mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, serta sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Hud, 15 –16).

Dalam shoheh Bukhori dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"تعس عبد الدينار، تعس عبد الدرهم، تعس عبد الحميصة، تعس عبد الخميلة، إن أعطي رضي، وإن لم يعط سخط، تعس وانتكس، وإذا شيك فلا انتقس، طوبى لعبد أخذ بعنان فرسه في سبيل الله ، أشعث رأسه، مغبرة قدماه، إن كان في الحراسة كان في الحراسة، وإن كان في الساقة كان في الساقة، إن استأذن لم يؤذن له، وإن شفع لم يشفع ".

“Celaka hamba dinar, celaka hamba dirham, celaka hamba khomishoh, celaka hamba khomilah([1]), jika diberi ia senang, dan jika tidak diberi ia marah, celakalah ia dan tersungkurlah ia, apabila terkena duri semoga tidak bisa mencabutnya, berbahagialah seorang hamba yang memacu kudanya (berjihad dijalan Allah), dengan kusut rambutnya, dan berdebu kedua kakinya, bila ia ditugaskan sebagai penjaga, dia setia berada di pos penjagaan, dan bila ditugaskan digaris belakang, dia akan tetap setia digaris belakang, jika ia minta izin (untuk menemui raja atau penguasa) tidak diperkenankan([2]), dan jika bertindak sebagai pemberi syafa'at (sebagai perantara) maka tidak diterima syafaatnya (perantaraannya)”.