Laman

Kamis, 13 Oktober 2011

Takutnya Raja Romawi Kepada Mu’awiyah -radhiyallahu ‘anhu-

Ketika terjadi perselisihan antara Mu’awiyah -radhiyallahu ‘anhu- dengan Ali bin Abi Thalib –radhiyallahu ‘anhu- dan dia sedang dalam puncak peperangan melawan Ali, Mu’awiyah mendengar bahwa Raja Romawi mulai mendekat ke perbatasan dengan bala tentara yang besar, maka Mu’awiyah pun menulis kepadanya:

“Demi Allah, jika kamu tidak berhenti lalu pulang ke negerimu, niscaya aku akan berdamai dengan sepupuku untuk menghadapimu. Aku akan mengusirmu dari seluruh negerimu dan aku akan membuat bumi terasa sempit bagimu walaupun ia luas.” Raja Romawi pun ketakutan dan dia berhenti.” [al Bidayah wa an-Nihayah, 8/119]

Arti Nama-Nama Bulan Dalam Kalender Hijriyyah

Dalam Website resmi Taqwim Ummul Quro, kalender hijriyyah resmi yang digunakan di Arab Saudi, disebutkan bahwa arti nama-nama bulan hijriyyah adalah:

1. Muharrom

Bulan pertama pada kalender hijriyyah. Dinamakan dengan Muharrom karena bangsa Arab saat itu mengharamkan perang pada bulan ini.

2. Shofar

Dinamakan dengan Shofar karena perkampungan Arab Shifr (kosng) dari penduduk, karena mereka keluar untuk perang. Ada yang mengatakan bahwa dinamakan dengan Shofar karena dulunya bangsa Arab memerangi berbagai kabilah sehingga kabilah yang mereka perangi menjadi Shifr (kosong) dari harta benda.

3. Robi’ Awwal

Dinamakan demikian karena saat penamaan bulan ini bertepatan dengan musim semi.

Dia Menangis Ketika Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat

Jennifer, seorang remaja putri berasal dari Kanada, sudah lebih dari tiga pekan ingin mengenal ajaran Islam. Ia sedang mencari hakikat Islam yang sesungguhnya. Ketika itu ia berusia 18 tahun. Namun ia tidak seperti umumnya gadis keturunan Kanada.

Saya (Penulis) ingin mengetahui sejauh mana pengenalan wanita ini terhadap ajaran Islam.

Saya bercerita kepada wanita itu seputar al-Quran al-Karim. Al-Quran itu adalah sebuah kitab mukjizat yang seluruh jagat raya ini membenarkan bahwa Islam adalah agama yang benar.

Al-Quran tidak pernah mengalami perubahan semenjak lebih 1400 tahun yang lalu. Tulisan al-Quran, baik di Mesir, di Amerika, di Cina dan di Jepang adalah sama.

Saya mengajaknya berbicara seputar pembahasan kebenaran Islam dari sisi ilmiah yang berkaitan dengan dunia. Setelah melalui beberapa perbandingan di luar kebiasaan dalam hal teknologi dan beberapa cabang ilmu kontemporer serta mengajukan beberapa perantara riset ilmiah yang bersangkutan. Kemudian menjelaskan bahwa kebenaran semua teknologi itu sudah ada di dalam kitabullah semenjak Rasulullah diutus di padang pasir Mekkah.

Senin, 10 Oktober 2011

SHALAT ARBA'IN

Oleh
Ustadz Abu Nu'aim Al-Atsari


Semua jama'ah haji Indonesia tentu mengenal shalat Arba'in. Dan kebanyakannya mungkin pernah menunaikannya. Bahkan demi mendapatkan shalat ini secara berjama'ah mereka rela terbangun malam, tergopoh-gopoh dan berebut mendatangi masjid Nabawi. Sebabnya, menurut persangkaan mereka bahwa hadits yang menjadi dasar amalan tersebut shahih. Bagaimana tidak, hadits tersebut termuat dalam beberapa kitab dan megnisyaratkan (bahkan sebagiannya) keshahihannya. Misalnya dalan kitab Fiqih Islami wa Adilatuha karya Dr Wahbah Zahaili, Jilid 3 hal. 334, setelah mencantumkannya dia berkata, "Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Al-Ausath dari Anas bin Malik, tidak ada yang meriwayatkan dari Anas bin Malik selain Nubaith dan tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali Ibnu Abi Ar-Rijal". Kemudian dalam kitab Minhajul Muslim karya Syaikh Abu Bakar Jabid Aljazairi hal. 336 dan juga kitab Fiqhus Sunnah karya Sayyid Sabiq 2/320 cet Darul Fath Lii'lamil Arabi dengan berkata, "Diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dengan sanad shahih!"

Derajat Hadits Shalat Hajat

Oleh
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat


Datanganya masalah ini atas pertanyaan seorang shahabat, tentang shalat hajat yang terdapat dalam kitab pedoman shalat (hal. 503) karangan Al-Ustadz Hasbi.

Sesuatu amal ibadah tidak boleh kita kerjakan sebelum mengetahui dua syarat utamanya.

Pertama : Dalilnya, baik Qur'an maupun Hadits

Kedua :Jika dalilnya itu dari hadits, maka jangan kita amalkan dulu sebelum kita mengetahui derajat hadits itu, sah (shahih dan hasan) datangnya dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam atau tidak (dla'if/lemah)

Jika kedapatan hadits itu shahih atau hasan, maka bolehlah kita amalkan. Akan tetapi jika ternyata hadits itu dla'if, baik dla'ifnya ringan maupun berat, maka tidak boleh kita amalkan.

Tentang shalat hajat itu telah saudara ketahui ada dalilnya dari hadits sebagaimana tersebut di kitab pedoman shalat. Hanya sekarang yang perlu kita ketahui dalilnya itu sah atau tidak? Di bawah ini akan saya bawakan haditsnya sekalian saya terangkan derajatnya.

MAKANAN HARAM

Oleh
Ustadz Abu Ubaidah Al-Atsari



Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa makanan mempunyai pengaruh yang dominant bagi diri orang yang memakannya, artinya : makanan yang halal, bersih dan baik akan membentuk jiwa yang suci dan jasmani yang sehat. Sebaliknya, makanan yang haram akan membentuk jiwa yang keji dan hewani. Oleh karena itulah, Islam memerintahkan kepada pemeluknya untuk memilih makanan yang halal serta menjauhi makanan yang haram. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah baik, tidak menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mu’min sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul, Allah berfirman : “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Dan firmanNya yang lain : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu”. Kemudian beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit : “Ya Rabbi ! Ya Rabbi! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram,dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima do’anya” [Hadits Riwayat Muslim no. 1015]