Pertanyaan :
Niat “ushalli” apakah perlu diucapkan ataukah hanya cukup dalam hati saja ?
Jawaban :
Niat adalah salah satu syarat sah shalat. Definisi niat adalah sengaja melakukan shalat yang akan ia kerjakan dan menentukannya dengan hati, tidak disyari’atkan melafazhkannya. Karena Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam sebagai panutan kita tidak melafazhkannya.
Beliau Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam langsung mengucapkan “Allahu Akbar” dan tidak membaca sesuatu apapun sebelumnya. Beliau Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam tidak membaca “Ushalli” dan tidak ada satu riwayat shahih bahkan yang lemah pun yang dinukil dan menerangkan kepada kita bahwa Beliau Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam melakukan hal tersebut. Tidak itu saja, bahkan tidak juga dinukilkan dari para Sahabat dan Tabi’in bahwa ada diantara mereka yang berniat dengan membaca “Ushalli”.
Kemudian bila dikembalikan kepada pengertian niat secara bahasa, niat bermakna kehendak yang ada dihati. Jadi, niat itu letaknya dalam hati dan tidak diucapkan. Inilah yang difatwakan oleh para ulama.
Al Qâdhî Abu Rabî’ Sulaimân bin Umar as-Syâfi’î rahimahullâh mengatakan : “Mengucapkan niat dengan keras dan membaca al Fâtihah di belakang imam dengan suara keras bukan pekerjaan sunat, tapi makruh. Jika hal itu mengganggu orang yang sedang shalat, maka hukumnya haram. Orang yang mengatakan bahwa mengucapkan niat itu termasuk sunat, maka orang itu keliru. Orang seperti ini tidak boleh berbicara tentang agama Allâh ini tanpa dasar ilmu.”[1]
Ibnu Abil Izzi rahimahullâh menjelaskan bahwa niat tidak pernah diucapkan oleh imam yang empat, hanya sebagian ulama muta’khirîn mengatakan itu wajib. Mereka mewajibkan karena salah memahami perkataan Imam as-Syâfi’î rahimahullâh, yang berbunyi :
ucapan
Jika dia berniat berhaji dan umrah, maka itu sah meski tidak diucapkan,
tidak sebagaimana shalat yang tidak sah kecuali dengan ucapan.
Imam Nawawi rahimahullâh (salah seorang ulama besar pengikut imam as-Syâfi’î rahimahullâh) mengatakan: “Ashâbunâ (kawan-kawan kami) mengatakan : Orang yang berpendapat seperti ini keliru. Perkataan Imam as Syâfi’î rahimahullâh “bin nuthqi” bukanlah maksudnya mengeraskan bacaan niat tapi maksudnya adalah (mengeraskan) Takbîratul ihrâm.”[2]
Wallâhu a’lam.
[1] Lihat al Qaulul Mubîn Fî Akhthâ’il Mushallîn, Syaikh Mashûr Salmân, hlm. 91
[2] Al Majmu’ 3/243. Lihat al Qaulul Mubîn Fî Akhthâ’il Mushallîn, Syaikh Mashûr Salmân, hlm. 94
Sumber: (Soal-Jawab Majalah As-Sunnah Edisi 10/Thn. XII)
assalamuallaikum..
BalasHapusjikalau qt tidak mengucapkan niat ussahli..
berarti yang benar qt berniat bagaimanakah didalam hati qt sesuai tuntunan al-qur'an dan as-sunnah?
mohon pencerahannya...
waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusyang dimaksud berniat dalam hati, adalah ketetapan hati kita dalam melakukan sesuatu, contoh ketika kita berniat mau makan , bukankah kita tidak berucap dalam hati kita akan makan, seperti kita dalam hati berkata saya akan makan sekarang, tetapi tindakan kita yg melakukannya yg mana otak kita bekerja tuk melaksanakannya, begitupun dalam sholat, bukankah awal kita sebelum sholat adalah berwudhu yg mana kita tahu setelah berwudhu kemudian sholat, jd tindakan kita tuk berwudhu pun adalah dlm rangka niat kita sholat, jd kesimpulannya niat itu didalam hati adalah dlm bentuk ketetapan hati kita yg mantap. bukan duucapkan didalam hati, krn jika diucapkan ussahli didalam hati itu tdk ada bedanya dgn diucapkan dgn terdengar oleh telinga kita.
sukron kang dedi atas penjelasannya...
BalasHapusmisalkan qt shalat sunah qabliyah atau ba'diyah ataupun sunah tahiyatul masjid qt hanya berniat dalam hati saja kn?
tanpa ada embel-embel sunah tahiyatul masjid ya kang?
maklum kang dedi ane baru mempelajari manhaj salafiyah dan beralih dri manhaj NU...
dulu di NU ane berniat "usholli sunnata tahiyatul masjid rokataini lillahita'alla"
sekarang ane agak sulit mengaplikasikan bagaimana niat shalat tersebut dikarenakan ane baru mempelajari manhaj salaf kang..
mungkin atas pencerahan dari kang dedi dapat membantu ane dari kesalahan tersebut..
sukron kang...
mohon bimbingannya..
semoga kang dedi selalu dirahmati oleh Allah SWT..
amien...
betul kita hanya niatkan dlm hati kita akan sholat sunah apa yg akan kita akan lakukan tanpa perlu diucapkan kata perkata didlm hati seperti yg pernah antum lakukan dulu.
BalasHapusIslam itu mudah, begitupun dlm niat Sholat, contoh ketika antum akan pergi Shalat berjamaah di masjid, bukankah ketika dr rumah sudah berniat sholat, kemudian berwudhu itupun dlm rangka niat sholat, ketika berdiri tuk takbir juga sudah niat sholat, krn itu walaupun antum tdk ucapkan, pikiran antum sudah berniat tuk sholat.
Saudara taofik saya ikut berbahagia tuk antum krn kembali ke Manhaj Salaf, saya doakan antum tetap istigomah di manhaj salaf, mungkin antum bisa simak penjelasan2 Ustadz Abdul Hakim di blog saya ini, atau mendengarkan radio rodja, kalau ada yg tidak jelas saya selama bisa jawab akan saya jawab krn saya hanya pemula dlm menuntut ilmu.
amien....amien....
BalasHapussukron akang dedi..
penjelasan akang dedi sangat bermanfaat bagi kehidupan ane...
semoga amal baik kang dedi dibalas oleh Allah SWT..
amien...
sejak sma ane udah tertarik untuk mempelajari manhaj salaf tapi mungkin dikala itu ane masih dalam masa labil jadi mungkin belum mendapatkan hidayah pula dari Allah...
sekarang allhamdulillah ane sedikit demi sedikit mengerti jalan dari pemahaman salaf..
ane mengharapkan punya sahabat seperti akang dedi jika akng dedi berkenan...
mungkin klo ane ada pertanyaan yg membingungkan bolehkah ane bertanya sama akang?
oh iya kang klo boleh tau website radio rodja apa kang?
ane dulu sering dengarin radio fajrifm dari bogor..
bolehlah kita jadi sahabat, saya senang ko, radio rodja bisa liat di http://www.radiorodja.com atau bisa liat kajian.net tuk dgr MP3 kajian, antum berada di mana?
BalasHapussukron kang...
BalasHapusane berada di daerah indramayu kang..
mungkin ane bisa dengerin radio rodja lewat internet aja kali ya kang..