Ustadz Hartono Ahmad Jaiz
Akherat dan Malaikat adalah dua hal yang sifatnya ghaib dan wajib diimani (diyakini) bagi orang Muslim, dan bahkan merupakan pokok-pokok dalam rukun iman.
Mengenai hal ghaib itu sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam saja tidak berani berbicara kecuali ada dalilnya (ayat Al-Qur’an ataupun hadits). Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak mau berbicara, kecuali kalau ada wahyu dari Allah Ta’ala untuknya. Maka bagi setiap Muslim tidak boleh berbicara mengenai hal ghaib kecuali ada dalil yang menjelaskannya. Karena Allah Ta’ala telah berfirman:
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ ﴿٦٥﴾
Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (Qs An-Naml/ 27: 65).
Meskipun sudah ada ketentuan ayat yang jelas dari Allah Ta’ala seperti itu, namun ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab, mereka seenaknya mengemukakan hal-hal ghaib tanpa landasan dalil. Bahkan lebih buruk dari itu, ada yang menghumorkan Akherat dan Malaikat. Contohnya, dalam rubric Humor Gus Dur yang bertema Sopir Metromini dan Juru Dakwah, yang dimuat situs Okezone, Senin 22 Juni 2009 11:09 wib. Kutipan selengkapnya sebagai berikut:
Humor Gus Dur
Senin, 22 Juni 2009 11:09 wib
Sopir Metromini dan Juru Dakwah
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya mantan presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.
“Pak kenapa kok saya yang mantan presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa ….” (mbs)
Sumber: http://news.okezone.com/GUSDUR/index.php/ReadStory/2009/06/22/64/231593/sopir-metromini-dan-juru-dakwah
Itulah kenyataan, Akherat dan Malaikat dihumorkan. Padahal kedua-duanya adalah hal ghaib, dan pokok-pokok dalam rukun iman yang 6:
1. Iman kepada Allah,
2. Malaikat-malaikat-Nya,
3. Kitab-kitab-Nya,
4. Rasul-rasul-Nya,
5. Hari Akhir –Akherat–,
6. dan Iman kepada qadha dan qadar –ketentuan/ taqdir– dari Allah Ta’ala.
Perkara-perkara yang diimani itu tentu saja bukan sekadar dihormati atau dihargai, tetapi sampai diyakini, bahkan diperjuangkan dengan harta, jiwa atau nyawa. Dan itu adalah perintah agama.
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿١١﴾
011. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, (QS As-Shaff/ 61: 11).
Sedangkan terhadap yang harus kita hormati saja bila kita tidak menghormatinya maka tidak termasuk golongan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
9576 – « لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا » ( ت ) عن أنس . قال الشيخ الألباني : ( صحيح ) انظر حديث رقم : 5445 في صحيح الجامع
Tidak termasuk kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang (yang berumur) tua kami. (HR At-Tirmidzi dari Anas, dishahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami’ nomor 5445).
Kepada orang yang lebih tua dari kita saja, mesti harus hormat. Lantas, bagaimana pula sikap kita terhadap perkara-perkara yang wajib diimani? Tentu saja dengan mengimaninya, memegang teguhnya, berbuat taat, menepati batasan-batasannya, tidak melanggarnya, bahkan memperjuangkannya dengan harta dan jiwa seperti dalam ayat tersebut di
atas. Termasuk tidak mengada-ada, yang mungkin akan menjatuhkan ke arah meremehkan bahkan menepis keimanan. Sedangkan Akherat dan Malaikat itu kaitannya dengan surga dan neraka sebagai balasan akhir dari amal manusia di dunia. Sedang ketika di dunia ini sudah diingatkan oleh Allah Ta’ala:
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6) }
006. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS At-Tahrim: 6).
كُلَّمَا أَرَادُوا أَن يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ ﴿٢٢﴾
022. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): “Rasailah azab yang membakar ini”. (QS Al-Hajj: 22).
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَاراً كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوداً غَيْرَهَا لِيَذُوقُواْ الْعَذَابَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَزِيزاً حَكِيماً ﴿٥٦﴾
056. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS An-Nisaa’: 56).
Adapun kepada orang yang beriman dan beramal shalih lillahi Ta’ala maka balasannya surga:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً ﴿١٠٧﴾ خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلاً ﴿١٠٨﴾
107. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya. (Qs Al-Kahfi: 107, 108).
Itu semua bukan bahan humor atau lelucon untuk ditertawakan. Tetapi adalah hal-hal yang wajib diimani, diyakini dalam hati dengan membenarkannya dengan lisan serta mengamalkan apa yang diyakini itu dengan anggota badan serta membenarkan pasti adanya, bahkan mayakininya tanpa ragu sedikitpun.
Agama dijadikan bahan ejekan
Bila tidak mengimaninya berarti kufur. Dan bila memain-mainkannya maka termasuk orang yang menjadikan agamanya sebagai mainan. Allah Ta’ala telah memperingatkan;
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَتَّخِذُوْا الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَكُمْ هُزُواً وَلَعِباَ مِنَ الذِّيْنَ أُوْتُوْا الْكِتاَبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَاْلكُفَّارُ أَوْلِياَءَ وَاتَّقُوْا اللهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
57. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. (QS Al-Maaidah: 57).
Kalau menghumorkan akherat dan malaikat itu merupakan bentuk ejekan, maka Allah Ta’al telah mengancamnya:
َيْحذَرُ ًالمُنَافِقُوْنَ أَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُوْرَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فيِ قُلُوْبِهِمْ قُلِ اْستَهْزِءُوْا إِنَّ اللهَ مُخْرِجٌ ماَ تَحْذَرُوْنَ # وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوْضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِا للهِ وَآيَتِِهِ وَرَسُوْلِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِءُوْنَ
64. Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya).” Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu.
65. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS At-Taubah: 64, 65).
لاَتَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيْمَانِكُمْ ِإنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَاِئفَةً بِأَنَّهُمْ كاَنُوْا مُجْرِمِيْنَ# الْمُنَافِقُوْنَ وَاْلمُنَافِقَاتِ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُوْنَ باِلْمنُكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُعْرُوْفِ وَيَقْبِضُوْنَ أَيْدِيْهِمْ نَسُوْا اللهَ فَنَسِهُمْ إِنَّ اْلمُنَافِقِيْنَ هُمُ اْلفَاسِقُوْنَ
66. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.
67. Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648]. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (Qs At-taubah/ 9: 66, 67).
[648] Maksudnya: berlaku kikir
Hal ghaib untuk diimani bukan dihumorkan dan bukan untuk mendakwakan diri mengetahuinya
Tentang akherat, dahsyatnya akherat itu digambarkan dalam Al-Qur’an, sedang hal itu hanya pada sisi-Allah sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat.
يَأَيُّهاَ النَّاسُ اَّتقُوْا رَبُّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْماً لاَ يَجْزِى وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلاَ مَوْلُوْدُ هُوَ حَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئاً إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنكُمُ اْلحَيَاةُ الدَُنْياً وَلاَ يَغُرَنَّكُمْ بِاللهِ الْغَرُوْرُ # إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ اْلغَيْثَ وَيَعْلَمُ ماَ فيِ اْلأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بَأَيِّ أَرْضٍ تَمُوْتُ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرُ
33. Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.
34. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Luqman: 33, 34).
Lhah, sekarang ada orang yang menjadikan hal ghaib itu, bahkan dua hal ghaib (Akherat / Hari Qiyamat) dan Malaikat, sebagai bahan humor, lelucon. Sedangkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saja disuruh Allah untuk menyampaikan wahyu ini:
Bersambung ………….
sumber: blog ustadz hartono ahmad jaiz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar