Laman

Kamis, 31 Maret 2011

BAB 35 SABAR TERHADAP TAKDIR ALLAH ADALAH BAGIAN DARI IMAN KEPADANYA

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Pemurnian Ibadah Kepada Allah

BAB 35

SABAR TERHADAP TAKDIR ALLAH ADALAH

BAGIAN DARI IMAN KEPADANYA





Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

]وما أصاب من مصيبة إلا بإذن الله، ومن يؤمن بالله يهد قلبه والله بكل شيء عليم[

“Tiada suatu musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At Taghobun, 11)

‘Al Qomah([1]) menafsirkan Iman yang disebutkan dalam ayat ini dengan mengatakan :

"هو الرجل تصيبه المصيبة فيعلم أنها من عند الله فيرضى ويسلم"

“Yaitu : orang yang ketika ditimpa musibah, ia meyakini bahwa itu semua dari Allah, maka ia pun ridho dan pasrah (atas takdirNya).

Diriwayatkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"اثنان في الناس هما بهم كفر، الطعن في النسب، والنياحة على الميت"

“Ada dua perkara yang masih dilakukan oleh manusia, yang kedua-duanya merupakan bentuk kekufuran : mencela keturunan, dan meratapi orang mati”.

BAB 34 MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH DAN BERPUTUS ASA DARI RAHMATNYA

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Pemurnian Ibadah Kepada 

BAB 34

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH DAN BERPUTUS ASA

DARI RAHMATNYA





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]أفأمنوا مكر الله، فلا يأمن مكر الله إلا القوم الخاسرون[

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tiada terduga duga) ?, tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi” (QS. Al A’raf, 99).

]ومن يقنط من رحمة ربه إلا الضالون[

“Dan tiada yang berputus asa dari rahmat Rabbnya kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al Hijr, 56).



Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam ketika ditanya tentang dosa-dosa besar, beliau menjawab :

"الشرك بالله، واليأس من روح الله، والأمن من مكر الله ".

“Yaitu : syirik kepada Allah, berputus asa dari rahmat Allah, dan merasa aman dari makar Allah”.

BAB 33 TAWAKKAL KEPADA ALLAH

K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Pemurnian Ibadah Kepada 

BAB 33

TAWAKKAL KEPADA ALLAH





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]وعلى الله فتوكلوا إن كنتم مؤمنين[

“Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman” (QS. Al Maidah, 23).

]إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم وإذا تليت عليهم آياته زادتهم إيمانا وعلى ربهم يتوكلون[

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman (dengan sempurna) itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka karenanya, serta hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS. Al Anfal, 2)

]يا أيها النبي حسبك الله ومن اتبعك من المؤمنين[


“Wahai Nabi, cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu, dan bagi orang-orang mu’min yang mengikutimu” (QS. Al Anfal, 64).

BAB 32 TAKUT KEPADA ALLAH

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

Pemurnian Ibadah Kepada Allah

BAB 32

TAKUT KEPADA ALLAH





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]إنما ذلكم الشيطان يخوف أولياءه، فلا تخافوهم وخافوني إن كنتم مؤمنين[

“Sesungguhnya mereka itu tiada lain hanyalah syetan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik) karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu saja, jika kamu benar-benar orang yang beriman” (QS. Ali Imran, 175).

]إنما يعمر مساجد الله من آمن بالله واليوم الآخر وأقام الصلاة وآتى الزكاة ولم يخش إلا الله فعسى أولئك أن يكونوا من المهتدين[.

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan sholat, membayar zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah (saja), maka mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At Taubah, 18).

]ومن الناس من يقول آمنا بالله فإذا أوذي في الله جعل فتنة الناس كعذاب الله ولئن جاء نصر من ربك ليقولن إنا كنا معكم أوليس الله بأعلم بما في صدور العالمين[


“Dan diantara manusia ada yang berkata : kami beriman kepada Allah, tetapi apabila ia mendapat perlakuan yang menyakitkan karena (imannya kepada) Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai adzab Allah, dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata :“Sesungguhnya kami besertamu” bukankah Allah mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia ?” (QS. Al ankabut, 10).

BAB 31 CINTA KEPADA ALLAH

K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Pemurnian Ibadah Kepada Allah

BAB 31

CINTA KEPADA ALLAH





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]ومن الناس من يتخذ من دون الله أندادا يحبونهم كحب الله والذين آمنوا أشد حبا لله[

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang mengangkat tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintaiNya sebagaimana mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (QS. Al Baqarah, 165).

]قل إن كان آباؤكم وأبناؤكم وإخوانكم وأزواجكم وعشيرتكم وأموال اقترفتموها وتجارة تخشون كسادها ومساكن ترضونها أحب إليكم من الله ورسوله وجهاد في سبيله فتربصوا حتى يأتي الله بأمره[


“Katakanlah jika babak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tinggal yang kamu sukai, itu lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya, dan daripada berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya” (QS. At taubah, 24).

Senin, 28 Maret 2011

Merdunya Suara di Tengah Ceramah Agama

إيراد الآية أثناء الخطبة أوالدرس هل يسن تجويدها وترتيلها؟

Mengutip ayat ketika khutbah Jumat atau pengajian apakah dianjurkan dengan tartil dan membaguskan suara?

سؤال : من أورد أية أو أكثر أثناء كلامه في خطبته أو درسه هل يرتلها ويجوِّدها؟

Pertanyaan, “Seorang ustadz yang mengutip sebuah ayat atau lebih ketika menyampaikan khutbah Jumat atau pengajian apakah dianjurkan dengan tartil dan membaguskan suara?”

الجواب :
الحمد لله وحده.
والصلاة والسلام على من لا نبي بعده:
أمّا بعد :

الفرق بين قراءة القرآن للتلاوة وبين إيراد آية منه للاحتجاج جلي واضح؛ فإن الْمُسْتَدِلّ لَيْسَ مَقْصُوده التِّلَاوَة عَلَى وَجْههَا . وَإِنَّمَا مَقْصُوده بَيَان مَوْضِع الدَّلَالَة ؛

Hukum Mencium Tangan dan Membungkukkan Badan

Tanya: “Ustadz benarkah bahwa mencium tangan orang dan membungkukkan badan maka hal tersebut bukanlah syariat Islam melainkan ajaran kaum feodalis? Jika demikian, mohon dijelaskan. Jazakumullah”.

Jawab:

Ada beberapa hal yang ditanyakan:

Pertama, masalah cium tangan


Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani mengatakan,

Do’a Qunut Ketika Shubuh

Tanya:
Assalamu’alaikum Wr Wb
Apakah Rasul baca doa qunut bila shalat shubuh sepanjang hayat? Kapan beliau berqunut? Mohon penjelasan dengan dasar hadits shahih lengkap!

P. Mul 0274 782xxxx

Jawab:

Pertanyaan senada pernah dilayangkan kepada Syeikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin.
Beliau ditanya,

“Apakah disyariatkan menggunakan doa qunut witir (yaitu allahummahdini fiman hadaita …) pada rakaat terakhir shalat shubuh?!”

Jawaban beliau,

Adakah Jihad di Zaman Ini?

الأصل الثالث: أن نقول: إنه في عصرنا الحاضر يتعذر القيام بالجهاد في سبيل الله بالسيف ونحوه،

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Kami tegaskan bahwa di zaman sekarang ini mustahil jihad (baca: jihad ofensif) di jalan Allah dengan pedang atau semisalnya bisa ditegakkan karena dua alasan.

لضعف المسلمين ماديًّا ومعنويًّا وعدم إتيانهم بأسباب النصر الحقيقية،


Alasan pertama adalah lemahnya kaum muslimin secara materi maupun non materi karena kaum muslimin belum mewujudkan secara nyata faktor-faktor datangnya kemenangan.

Kamis, 24 Maret 2011

‘Aisyah Binti Abu Bakar (Wafat 57 H)

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membuka lembaran kehidupan rumah tangganya dengan Aisyah yang telah banyak dikenal. Aisyah laksana lautan luas dalam kedalaman ilmu dan takwa. Di kalangan wanita, dialah sosok yang banyak menghafal hadits-hadits Nabi, dan di antara istri-istri Nabi, dia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki istri Nabi yang lain. Ayahnya adalah sahabat dekat Rasulullah yang menemani beliau hijrah. Berbeda dengan istri Nabi yang lain, kedua orang tua Aisyah melakukan hijrah bersama Rasulullah.

Ketika wahyu datang kepada Rasulullah, Jibril membawa kabar bahwa Aisyah adalah istrinya di dunia dan akhirat, sebagaimana diterangkan di dalam hadits riwayat Tirmidzi dari Aisyah :

‘Jibril datang membawa gambarnya pada sepotong sutera hijau kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam., lalu berkata, ini adalah istrimu di dunia dan akhirat.”


Dialah yang menjadi sebab atas turunnya firman Allah yang menerangkan kesuciannya dan membebaskannya dari fitnah orang-orang munafik.

Khadijah binti Khuwaild (wafat 3H)

Khadijah binti Khuwaild adalah sebaik-baik wanita ahli surga. Ini sebagaimana sabda Rasulullah, “Sebaik-baik wanita ahli surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.” Khadijah adalah wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan keturunan bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., menjadi wanita pertama yang menjadi Ummahatul Mukminin, serta turut merasakan berbagai kesusahan pada fase awal jihad pcnyebaran agarna Allah kepada seluruh umat manusia.


Khadijah adalah wanita yang hidup dan besar di lingkungan Suku Quraisy dan lahir dari keluarga terhormat pada lima belas tahun sebelum Tahun Gajah, sehingga banyak pemuda Quraisv yang ingin mempersuntingnya. Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah pernah dua kali menikah. Suami pertama Khadijah adalah Abu Halah at-Tamimi, yang wafat dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang. Pernikahan kedua Khadijah adalah dengan Atiq bin Aidz bin Makhzum, yang juga wafat dengan meninggalkan harta dan perniagaan. Dengan demikian, Khadijah menjadi orang terkaya di kalangan suku Quraisy.

Maimunah Binti Harits al-Hilaliyah (Wafat 50 H)

Maimunah binti al-Harits al-Hilaliyah adalah istri Nabi yang sangat mencintai beliau dengan tulus selama mengarungi bahtera numah tangga bersama. Dialah satu-satunya wanita yang dengan ikhlas menyerahkan dirnya kepada kepada Rasulullah ketika keluarganya hidup dalam kebiasaan jahiliah. Allah telah menurunkan ayat yang berhubungan dengan dirinya:

“.. dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukminin…” (QS. Al-Ahzab:50)


Ayat di atas merupakan kesaksian Allah terhadap ke ikhlasan Maimunah kepada Allah dan Rasul-Nya. Bagaimana rnungkin Rasulullah menolak wanita yang dengan suka rela menyerahkan dirinya. Hal itu menunjukkan kadar ketakwaan dan keirnanan Maimunah. Selain itu, wanita itu berasal dari keturunan yang baik. Kakak kandungnya, Ummul-Fadhal, adalah istri Abbas bin Abdul-Muththalib (paman Nabi) dan wanita yang pertarna kali merneluk Islam setelah Khadijah. Saudara perempuan seibunya adalah Zainab binti Khuzaimah (istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam.), Asma binti Urnais (istri Ja’far bin Abu Thalib), dan Salma binti Umais (istri Hamzah bin Abdul-Muththalib).

Mariyah al-Qibtiyah (Wafat-16H/637 M)

Seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Mesir kepada Rasulullah tahun 7 H. Setelah dimerdekakan lalu dinikahi oleh Rasulullah dan mendapat seorang putra bernama Ibrahim. Sepeninggal Rasulullah dia dibiayai oleh Abu Bakar kemudian Umar dan meninggal pada masa kekhalifahan Umar.

Seperti halnya Sayyidah Raihanah binti Zaid, Mariyah al-Qibtiyah adalah budak Rasulullah yang kemudian beliau bebaskan dan beliau nikahi. Rasulullah memperlakukan Mariyah sebagaimana beliau memperlakukan istri-istri beliau yang lainnya. Abu Bakar dan Umar pun memperlakukan Mariyah layaknya seorang Ummul-Mukminin. Dia adalah istri Rasulullah satu-satunya yang melahirkan seorang putra, Ibrahirn, setelah Khadijah.

Dari Mesir ke Yastrib


Tentang nasab Mariyah, tidak banyak yang diketahui selain nama ayahnya. Nama lengkapnya adalah Mariyah binti Syama’un dan dilahirkan di dataran tinggi Mesir yang dikenal dengan nama Hafn. Ayahnya berasal dan Suku Qibti, dan ibunya adalah penganut agarna Masehi Romawi. Setelah dewasa, bersarna saudara perempuannya, Sirin, Mariyah dipekerjakan pada Raja Muqauqis.

Zainab binti Jahsy radhiallaahu ‘anha

Pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dengan Zainab binti Jahsy didasarkan pada perintah Allah sebagai jawaban terhadap tradisi jahiliah. Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang berasal dan kalangan kerabat sendiri. Zainab adalah anak perempuan dan bibi Rasulullah, Umaimah binti Abdul Muththalib. Beliau sangat mencintai Zainab.

Nasab dan Masa Pertumbuhannya


Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Jahsy bin Ri’ab bin Ya’mar bin Sharah bin Murrah bin Kabir bin Gham bin Dauran bin Asad bin Khuzaimah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, namanya adalah Barrah, kemudian diganti oleh Rasulullah menjadi Zainab setelah menikah dengan beliau. Ibu dari Zainab bernama Umaimah binti Abdul-Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai. Zainab dilahirkan di Mekah dua puluh tahun sebelurn kenabian. Ayahnya adalah Jahsy bin Ri’ab. Dia tergolong pernimpin Quraisy yang dermawan dan berakhlak baik. Zainab yang cantik dibesarkan di tengah keluarga yang terhormat, sehingga tidak heran jika orang-orang Quraisy rnenyebutnya dengan perempuan Quraisy yang cantik.

Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha

Ummu Salamah adalah seorang Ummul-Mukminin yang berkepribadian kuat, cantik, dan menawan, serta memiliki semangat jihad dan kesabaran dalam menghadapi cobaan, lebih-lebih setelah berpisah dengan suami dan anak-anaknya. Berkat kematangan berpikir dan ketepatan dalam mengambil keputusan, dia mendaparkan kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.. Di dalam sirah Ummahatul Mukminin dijelaskan tentang banyaknya sikap mulia dan peristiwa penting darinya yang dapat diteladani kaum muslimin, baik sikapnya sebagai istri yang selalu menjaga kehormatan keluarga maupun sebagai pejuang di jalan Allah.


Nama sebenarnya Ummu Salamah adalah Hindun binti Suhail, dikenal dengan narna Ummu Salamah. Beliau dibesarkan di lingkungan bangsawan dari Suku Quraisy. Ayahnya bernama Suhail bin Mughirah bin Makhzurn. Di kalangan kaumnya, Suhail dikenal sebagai seorang dermawan sehingga dijuluki Dzadur-Rakib (penjamu para musafir) karena dia selalu menjamu setiap orang yang menyertainya dalam perjalanan. Dia adalah pemimpin kaumnya, terkaya, dan terbesar wibawanya. Ibu dari Ummu Salamah bernama Atikah binti Amir bin Rabi’ah bin Malik bin Jazimah bin Alqamah al-Kananiyah yang berasal dari Bani Faras.

Ummu Habibah binti Abu Sufyan (wafat 44 H/664 M)

Dalam perjalanan hidupnya, Ummu Habibah banyak mengalami penderitaan dan cobaan yang berat. Setelah memeluk Islam, dia bersama suaminya hijrah ke Habasyah. Di sana, ternyata suaminya murtad dari agama Islam dan beralih memeluk Nasrani. Suaminya kecanduan minuman keras, dan meninggal tidak dalam agama Islam. Dalam kesunyian hidupnya, Ummu Habibah selalu diliputi kesedihan dan kebimbangan karena dia tidak dapat berkumpul dengan keluarganya sendiri di Mekah maupun keluarga suaminya karena mereka sudah menjauhkannya. Apakah dia harus tinggal dan hidup di negeri asing sampai wafat?


Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya dalam kesedihan terus-menerus. Ketika mendengar penderitaan Ummu Habibah, hati Rasulullah sangat tergerak sehingga beliau rnenikahinya dan Ummu Habibah tidak lagi berada dalam kesedihan yang berkepanjangan. Hal itu sesuai dengan firman Allah bahwa: Nabi itu lebih utama daripada orang lain yang beriman, dan istri-istri beliau adalah ibu bagi orang yang beriman.

Sofiah binti Huyai bin Akhtab (wafat 50 H)

Nama dan Nasabnya

Nama lengkapnya adalah Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab bin Sa’yah bin Amir bin Ubaid bin Kaab bin al-Khazraj bin Habib bin Nadhir bin al-Kham bin Yakhurn dari keturunan Harun bin Imran. Ibunya bernama Barrah binti Samaual darin Bani Quraizhah. Shafiyyah dilahirkan sebelas tahun sebelum hijrah, atau dua tahun setelah masa kenabian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.. Ayahnya adalah seorang pemimpin Bani Nadhir.


Sejak kecil dia menyukai ilmu pengetahuan dan rajin mempelajari sejarah dan kepercayaan bangsanya. Dari kitab suci Taurat dia membaca bahwa akan datang seorang nabi dari jazirah Arab yang akan menjadi penutup semua nabi. Pikirannya tercurah pada masalah kenabian tersebut, terutama setelah Muhammad muncul di Mekah Dia sangat heran ketika kaumnya tidak mempercayai berita besar tersebut, padahal sudah jelas tertulis di dalarn kitab mereka. Demikian juga ayahnya, Huyay bin Akhtab, yang sangat gigih menyulut permusuhan terhadap kaum muslimin.

Juwairiah binti Harits bin Abu Dhirar (wafat 56H)

Telah kita ketahui bahwa setiap istri Nabi . itu memiliki suatu kelebihan. Demikian juga halnya dengan Juwairiyah yang telah membawa berkah besar bagi kaumnya, Banil-Musthaliq. Bagaimana tidak, setelah dia memeluk Islam, Banil-Musthaliq mengikrarkan diri menjadi pengikut Nabi . Hal ini pernah diungkapkan Aisyah, “Aku tidak mengetahui jika ada seorang wanita yang lebih banyak berkahnya terhadap kaumnya daripada Juwairiyah.”


Juwairiyah adalah putri seorang pemimpin Banil-Musthaliq yang bernama al-Harits bin Abi Dhiraar yang sangat memusuhi Islam. Rasulullah memerangi mereka sehingga banyak kalangan mereka yang terbunuh dan wanita-wanitanya menjadi tawanan perang. Di antara tawanan tersebut terdapat Juwairiyah yang kemudian memeluk Islam, dan keislamannya itu merupakan awal kebaikan bagi kaumnya.

Senin, 21 Maret 2011

Zainab binti Jahsy radhiallaahu ‘anha

Pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dengan Zainab binti Jahsy didasarkan pada perintah Allah sebagai jawaban terhadap tradisi jahiliah. Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang berasal dan kalangan kerabat sendiri. Zainab adalah anak perempuan dan bibi Rasulullah, Umaimah binti Abdul Muththalib. Beliau sangat mencintai Zainab.

Nasab dan Masa Pertumbuhannya


Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Jahsy bin Ri’ab bin Ya’mar bin Sharah bin Murrah bin Kabir bin Gham bin Dauran bin Asad bin Khuzaimah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, namanya adalah Barrah, kemudian diganti oleh Rasulullah menjadi Zainab setelah menikah dengan beliau. Ibu dari Zainab bernama Umaimah binti Abdul-Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai. Zainab dilahirkan di Mekah dua puluh tahun sebelurn kenabian. Ayahnya adalah Jahsy bin Ri’ab. Dia tergolong pernimpin Quraisy yang dermawan dan berakhlak baik. Zainab yang cantik dibesarkan di tengah keluarga yang terhormat, sehingga tidak heran jika orang-orang Quraisy rnenyebutnya dengan perempuan Quraisy yang cantik.

Ummu Salamah Wanita Jelita dalam Hidup Rasul yang Mulia

Penulis : Ummu ‘Abdirrahman Anisah bintu ‘Imran

Kecantikan dan kemuliaan berpadu dalam dirinya. Cinta, kesetiaan dan ketaatannya pada pendamping hidupnya membawanya untuk memperoleh sebentuk doa. Doa yang berbuah keindahan hidup tiada tara, bersisian dengan hamba Rabb-nya yang paling mulia.

Hindun bintu Abi Umayyah bin Al-Mughirah bin ‘Abdillah bin ‘Umar bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah Al-Qurasyiyyah Al-Makhzumiyyah radhiyallahu ‘anha. Dia lebih dikenal dengan kunyahnya, Ummu Salamah.


Dia seorang istri yang penuh cinta bagi suaminya, Abu Salamah ‘Abdullah bin ‘Abdil Asad bin Hilal bin ‘Abdillah bin ‘Umar bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah bin Ka’b Al-Makhzumi radhiyallahu ‘anhu. Dalam beratnya cobaan dan gangguan, mereka meninggalkan negeri Makkah menuju Habasyah untuk berhijrah, membawa keimanan. Di negeri inilah Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha melahirkan anak-anaknya, Salamah, ‘Umar, Durrah dan Zainab.

Biografi Ummahatul Mukminin Zainab binti Khuzaimah (Wafat 1H)

Nasab dan Masa Pertumbuhannya
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah.

Berdasarkan asal-usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah adalah Ummul-Masakin. Gclar tersebut disandangnya sejak masa jahiliah. Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin pun di terangkan bahwa Rasulullah. menikahinya sebelum beliau menikah dengan Maimunah, dan ketika itu dia sudah dikenal dengan sebutan Ummul-Masakin sejak zaman jahiliah. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa Zainab binti Khuzaimah terkenal dengan sifat kemurah-hatiannya, kedermawanannya, dan sifat santunnya terhadap orang-orang miskin yang dia utamakan daripada kepada dirinya sendiri. Sifat tersebut sudah tertanarn dalam dirinya sejak memeluk Islam walaupun pada saat itu dia belum mengetahui bahwa orang-orang yang baik, penyantun, dan penderma akan memperoleh pahala di sisi Allah.

HAFSAH BINTI UMAR BIN KHATHTHAB RADHIYALLAHU ‘ANHA

Beliau adalah Hafsah putri dari Umar bin Khaththab, seorang shahabat agung yang melalui perantara beliau-lah Islam memiliki wibawa. Hafshoh adalah seorang wanita yang masih muda dan berparas cantik, bertaqwa dan wanita yang disegani.
Pada mulanya beliau dinikahi salah seorang shahabat yang mulia bernama Khunais bin Khudzafah bin Qais As-Sahmi Al-Quraisy yang pernah berhijrah dua kali, ikut dalam perang Badar dan perang Uhud namun setelah itu beliau wafat di negeri hijrah karena sakit yang beliau alami waktu perang Uhud. Beliau meninggalkan seorang janda yang masih muda dan bertaqwa yakni Hafshoh yang ketika itu masih berumur 18 tahun.


Umar benar-benar merasakan gelisah dengan adanya keadaan putrinya yang menjanda dalam keadaan masih muda dan beliau masih merasakan kesedihan dengan wafatnya menantunya yang dia adalah seorang muhajir dan mujahid. Beliau mulai merasakan kesedihan setiap kali masuk rumah melihat putrinya dalam keadaan berduka. Setelah berfikir panjang maka Umar berkesimpulan untuk mencarikan suami untuk putrinya sehingga dia dapat bergaul dengannya dan agar kebahagiaan yang telah hilang tatkala dia menjadi seorang istri selama kurang lebih enam bulan dapat kembali.

Aisyah, Keutamaannya dan Keluasan Ilmunya

Beliau, Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq,atau juga biasa dipanggil dengan al-Shiddiqiyah yang dinisbatkan kepada al-Shiddiq yaitu orang tuanya sendiri Abu Bakar, kekasih Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.Seorang wanita mulia dan istimewa dimana sebagian dari ilmu agama kita ini diambil darinya.Begitu banyak keutamaan dan kemuliaan yang dimilikinya , semoga Allah meridhainya dan mengumpulkannya dengan kekasihnya yang paling dicintainya yaitu Nabi kita Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.



Semoga setelah membaca kisah ini hati kita akan tersentuh dan semakin menambah rasa cinta kita kepada istri-istri Beliau .Beberapa keutamaannya tidak dapat dihitung dengan jari sehingga hanya sebagian kecil yang dapat dipaparkan disini, diantarnya adalah sebagai berikut:

Saudah bintu Zam’ah: Pengisi Kesunyian Hati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Penulis : Ummu ‘Abdirrahman Anisah bintu Imran Al Atsariyyah

Dalam kesendirian dan kehampaan hati terenggutnya kekasih tercinta, dia hadir membawa nuansa bagi manusia yang paling mulia, dengan keceriaan jiwa yang dimilikinya. Kebesaran jiwanya membuat dirinya senantiasa di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dialah Saudah bintu Zam’ah….


Tersebut satu nama mulia yang tak kan lepas dari kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mengisi kekosongan jiwa beliau setelah wafatnya Khadijah bintu Khuwailid radhiallahu ‘anha. Dia Ummul Mukminin Saudah bintu Zam’ah bin Qais bin ‘Abdi Syams bin ‘Abdi Wadd bin Nashr bin Malik bin Hasl bin ‘Amir bin Lu’ai bin Ghalib Al Qurasyiyyah Al ‘Amiriyyah yang memiliki kunyah Ummul Aswad. Ibunya adalah Asy Syamus bintu Qais bin Zaid bin ‘Amr bin Labid bin Khaddasy bin ‘Amir bin Ghanam bin ‘Adi bin An Najjar.

Cinta Sepanjang Masa

Ia adalah wanita yang terus hidup dalam hati suaminya sampaipun ia telah meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tidak dapat mengikis kecintaan sang suami padanya. Panjangnya masa tidak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati sang suami. Bahkan sang suami terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Sang suami terus mencintainya dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalnya. (Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil)



Suatu hari istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain (yakni ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha) berkata, “Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyebutnya.” (HR. Bukhari)

Minggu, 20 Maret 2011

Abu Bakar Ash-Shiddiiq (11-13 H)

Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasy at-Taimi - radhiyallahu`anhu. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai. Abu Bakar adalah shahabat Rasulullah - shalallahu`alaihi was salam - yang telah menemani Rasulullah sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk Islam. Abu Bakar memiliki julukan "ash-Shiddiq" dan "Atiq".


Ada yang berkata bahwa Abu Bakar dijuluki "ash-Shiddiq" karena ketika terjadi peristiwa isra` mi`raj, orang-orang mendustakan kejadian tersebut, sedangkan Abu Bakar langsung membenarkan.

Jumat, 18 Maret 2011

NABI MENIKAHI GADIS DI BAWAH UMUR?

Pernikahan Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam dengan ‘Aisyah Antara Fakta dan Kata Dusta

Oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi



Syubhat:

Telah datang ke meja redaksi beberapa syubhat dari pembaca, isi syubhat tersebut adalah:

"Seorang teman kristen suatu kali bertanya kepada saya, 'Akankah anda menikahkan saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50 tahun?' Saya terdiam.

Dia melanjutkan, 'Jika anda tidak akan melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda?' Saya katakan padanya, 'Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini.' Teman saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya akan agama saya.


Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima masyarakat pada saat itu. Jika tidak, orang-orang akan merasa keberatan dengan pernikahan Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam dengan Aisyah ra. Bagaimanapun, penjelasan seperti ini menipu orang yang taklid dalam membenarkan pernikiahan ini dan membuat saya tidak puas. Nabi saw merupakan manusia tauladan, semua tindakannya paling patut dicontoh, akan tetapi kita kaum Muslimin termasuk saya tidak berkhayal untuk menikahkan saudari atau putri kita yang berumur 7 tahun dengan orang tua yang berumur 50 tahun. Jika orang tua setuju dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang, walaupun tidak semuanya, akan memandang rendah terhadap orang tua dan suami tua tersebut.

Fatwa-Fatwa Para Ulama Tentang Sayyid Quthb

Oleh
Andy Abu Thalib Al-Atsary



Penulis buku “Al-Ikhwan Al-Muslimun : Anugrah Allah Yang Terzalimi berkata di halam 50 paragraf 4.


“Dr. Rabi’ bin Hadi –wafaqahullah- berkata tentang Sayyid Quthb, “Menurut kami, diamnya Sayyid Quthb terhadap bid’ah dan kesesatan karena dua hal. Pertama, ia banyak terlibat di sebagian besar bid’ah itu. Kedua, ia tidak peduli dengan masalah itu asalkan dia sendiri tidak terjerumus di dalamnya”. Itulah perkataan yang dibuat-buat yang sebagiannya telah dibantah masyayikh mereka sendiri”.

Mutiara Nasehat

Dikatakan kepada Ali bin Abi Thalib:
"Sifatkan dunia kepada kami".
Beliau berkata:
"Apa yang akan aku sifatkan dari negeri yang awalnya kelelahan dan
akhirnya fana (kehancuran),
halalnya adalah hisab dan
haramnya adalah adzab,
orang yang merasa cukup dengannya akan terfitnah, dan
orang yang mengejarnya akan sedih".

(Jami' bayanil 'Ilmi wa Fadllihi 1/176).

Biografi Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu

( Perantau Sejati Dalam Mencari Kebenaran )

Dari Persi datangnya pahlawan kali ini. Dan dari Persi pula Agama Islam nanti dianut oleh orang-orang Mu'min yang tidak sedikit jumlahnya, dari kalangan mereka muncul pribadi-pribadi istimewa yang tiada taranya, baik dalam bidang kedalaman ilmu pengetahuan dan ilmuan dan keagamaan, maupun keduniaan.

Dan memang, salah satu dari keistimewaan dan kebesaran al-Islam ialah, setiap ia memasuki suatu negeri dari negeri-negeri Allah, maka dengan keajaiban luar biasa dibangkitkannya setiap keahlian, digerakkannya segala kemampuan serta digalinya bakat-bakat terpendam dari warga dan penduduk negeri itu, dokter-dokter Islam, ahli-ahli astronomi Islam, ahli-ahli fiqih Islam, ahli-ahli ilmu pasti Islam dan penemu-penemu mutiara Islam.

Senin, 14 Maret 2011

Bait-bait Indah… Yg menggugah…

Bait dari Ali bin Abi Tholib -rodliallohu anhu-:

الناس من جهة التمثيل أكفاء أبوهم آدم والأم حواء

نفس كنفس وأرواح مشاكلة وأعظم خلقت فيهم وأعضاء

فإن يكن لهم في أصلهم شرف يفاخرون به فالطين والماء

ما الفخر إلا لأهل العلم إنهم على الهدى لمن استهدى أدلاء

وقدر كل امرئ ما كان يحسنه وللرجال على الأفعال أسماء

وضد كل امرئ ما كان يجهله والجاهلون لأهل العلم أعداء

ففز بعلم تعش حيا به أبدا الناس موتى وأهل العلم أحياء

===

Pesan dari… Maqomatul Hariri

Bismillah… walhamdulillah… was sholatu wassalamu ala rosulillah… wa ala alihi wa man tabi’a hudah…

Berikut ini adalah syair dari seorang pujangga terkemuka… Abu Muhammad Alqosim bin Ali al-Hariri namanya… Penulis kitab Al-Maqomat yg sangat tinggi keindahan bahasanya… Sehingga Nabi Gadungan Mirza Ghulam Ahmad sering mencomot kata-katanya…

Tahun 446 adalah tahun kelahirannya… dan tahun 517 H beliau meninggalkan dunia… banyak sekali hikmah yg terkandung di dalam syairnya… berikut adalah sebagian untaian hikmahnya…


أيا مَن يدّعي الفَـهْـمْ *** إلى كمْ يا أخا الوَهْـمْ

تُعبّي الـذّنْـبَ والـذمّ *** وتُخْطي الخَطأ الجَـمّ

Wahai orang yg mengaku memiliki pemahaman

wahai orang (yg secara tabiat) bersaudara dg kesalahan

Sampai kapan engkau terus melakukan dosa & tercelanya perbuatan!

Sampai kapan kau terus melakukan banyak kesalahan!

أمَا بانَ لـكَ الـعـيْبْ *** أمَا أنْـذرَكَ الـشّـيبْ

وما في نُصحِـهِ ريْبْ *** ولا سمْعُكَ قـدْ صـمّ

Bukankah sudah jelas keburukan yg ada padamu?!

Bukankah ubanmu telah memperingatkanmu?!

Tidaklah ada keraguan dalam nasihat & peringatannya itu

dan tidak pula tuli telingamu

أمَا نادَى بكَ الـمـوتْ *** أمَا أسْمَعَك الصّـوْتْ

أما تخشَى من الفَـوْتْ *** فتَحْـتـاطَ وتـهـتـمْ

Bukankah kematian telah memanggilmu?!

Bukankah suara (tangisan terhadap mayit) telah banyak menyerumu?!

Tidakkah kau takut akan hilangnya kesempatan?!

Sehingga membuatmu lebih hati-hati dan menaruh perhatian

فكمْ تسدَرُ في السهْـوْ *** وتختالُ من الـزهْـوْ

وتنْصَبُّ إلى الـلّـهـوْ *** كأنّ الموتَ مـا عَـمّ

Sudah berapa kali engkau acuh dalam kelalain…?!

Sombong karena baiknya keadaan…?!

Tenggelam dalam perkara yg melalaikan…?!

Seakan kematian tidak untuk semua insan

وحَـتّـام تَـجـافـيكْ *** وإبْـطـاءُ تـلافـيكْ

طِباعاً جمْعـتْ فـيكْ *** عُيوباً شمْلُها انْـضَـمّ

Sampai kapan engkau jauh dari amal kebaikan…?!

Sampai kapan engkau terus dalam penundaan…?!

Tabiat-tabiat buruk telah mengumpulkan untukmu…

Aib-aib yg terus menumpuk dan menyatu

إذا أسخَطْـتَ مـوْلاكْ *** فَما تقْلَـقُ مـنْ ذاكْ

وإنْ أخفَقَ مسـعـاكْ *** تلظّيتَ مـنَ الـهـمّ

Bila engkau membuat murka Bagindamu… engkau tidak gelisah dengan hal itu

Tapi bila gagal usaha duniamu… engkau menjadi tersiksa dg kegundahanmu

وإنْ لاحَ لكَ النّـقـشْ *** منَ الأصفَرِ تهـتَـشّ

وإن مرّ بك النّـعـشْ *** تغامَـمْـتَ ولا غـمّ

Bila tampak ukiran dinar dg warna kuningnya

Engkau menari tanda bahagia

Tapi jika lewat peti mayat di depan mata

kau tampak sedih, padahal sebenarnya kesedihan itu tiada

تُعاصي النّاصِحَ البَـرّ *** وتعْـتـاصُ وتَـزْوَرّ

وتنْقـادُ لـمَـنْ غَـرّ *** ومنْ مانَ ومـنْ نَـمّ

Terus-menerus tidak engkau patuhi setiap orang baik yg menasehatimu

Bahkan engkau benci dan lari dari nasehat itu

Sebaliknya engkau mengikuti orang yg menipu dan membohongimu

Serta menyebar namimah yg merugikanmu

وتسعى في هَوى النّفسْ *** وتحْتالُ على الفَـلْـسْ

وتنسَى ظُلمةَ الرّمـسْ *** ولا تَـذكُـرُ مـا ثَـمّ

Engkau terus berjalan dalam godaan hawa nafsu…!

Terus memburu fulus dg berbagai tipu…!

Terus melalaikan gelapnya liang lahat…!

apa yg ada di sana, tidaklah kau ingat…

ولوْ لاحظَـكَ الـحـظّ *** لما طاحَ بكَ اللّـحْـظْ

ولا كُنتَ إذا الـوَعـظْ *** جَلا الأحزانَ تغْـتَـمّ

Kalau saja engkau mendapatkan bagian taufiqNya

Niscaya engkau takkan melirik dunia

Dan tidak akan tampak kesedihan dan kegelisahan

Saat engkau mendapatkan pesan kebaikan

ستُذْري الدّمَ لا الدّمْـعْ *** إذا عايَنْتَ لا جـمْـعْ

يَقي في عَرصَةِ الجمعْ *** ولا خـالَ ولا عــمّ

Di padang makhsyar nanti

Engkau akan menangis darah dan bukan air mata lagi!

Saat kau lihat tidak ada keluarga yg melindungimu

Tidak pula saudara bapak maupun ibumu

كأني بـكَ تـنـحـطّ *** إلى اللحْدِ وتـنْـغـطّ

وقد أسلمَك الـرّهـطْ *** إلى أضيَقَ مـنْ سـمّ

Seakan aku melihat engkau tenggelam

Masuk ke liang lahat dan tertutup dalam

Sekelompok orang telah melepaskanmu terpencil

Ke tempat yg lebih sempit dari lubang yg kecil

هُناك الجسمُ مـمـدودْ *** ليستـأكِـلَـهُ الـدّودْ

إلى أن ينخَرَ الـعـودْ *** ويُمسي العظمُ قـد رمّ


Di sanalah jasad tergeletak lemah

Untuk kemudian dimakan cacing tanah

Hingga rapuh batang tubuhnya

Dan tulang belulang pun rusak pada akhirnya

ومنْ بـعْـدُ فـلا بُـدّ *** منَ العرْضِ إذا اعتُـدّ

صِراطٌ جَـسْـرُهُ مُـدّ *** على النارِ لـمَـنْ أمّ

Dan selanjutnya

Ia harus mempertanggung-jawabkan amalannya

Bila telah disiapkan siroth yg jembatannya

dibentangkan di atas neraka bagi mereka yg menujunya

فكمْ من مُرشـدٍ ضـلّ *** ومـنْ ذي عِـزةٍ ذَلّ

وكم مـن عـالِـمٍ زلّ *** وقال الخطْبُ قد طـمّ

Betapa banyak orang dulunya juru dakwah, menjadi sesat jalan

Banyak pula orang yg dulunya berpangkat, menjadi hina kedudukan

Betapa banyak orang alim yg dulunya alim, ternyata disandung kesalahan

Ia mengatakan: sekarang, telah menjadi besar semua permasalahan

فبادِرْ أيّها الـغُـمْـرْ *** لِما يحْلو بـهِ الـمُـرّ

فقد كادَ يهي العُـمـرْ *** وما أقلعْـتَ عـن ذمّ

Maka cepatlah wahai orang yg belum tahu,

Untuk melakukan kebaikan yg dapat memaniskan pahitnya sesuatu,

Karena hampir saja lemah usiamu,

Sedang engkau belum juga meninggalkan amalan tercelamu

ولا ترْكَنْ إلى الدهـرْ *** وإنْ لانَ وإن ســرّ

فتُلْفى كمـنْ اغـتَـرّ *** بأفعى تنفُـثُ الـسـمّ

Janganlah engkau terus bersandar kepada masa

Meski hidupmu menyenangkan dan berada

Hingga engkau seperti orang yg terperdaya

Oleh ular yg bisa menyemburkan bisanya (dg tiba-tiba)

وخفّضْ منْ تـراقـيكْ *** فإنّ المـوتَ لاقِـيكْ

وسارٍ فـي تـراقـيكْ *** وما ينـكُـلُ إنْ هـمّ

Janganlah angkuh dan turunkan pundakmu

Karena kematian pasti akan menjumpaimu dan menjalari pundakmu

Dan ia takkan melemah

Jika telah menentukan arah

وجانِبْ صعَرَ الـخـدّ *** إذا ساعـدَكَ الـجـدّ

وزُمّ اللـفْـظَ إنْ نـدّ *** فَما أسـعَـدَ مَـنْ زمّ

Jauhilah sikap memalingkan wajahmu

Bila engkau terbantukan oleh kebaikan nasibmu

Dan jagalah ucapan, agar tidak kelepasan

Sungguh suatu kebahagiaan, untuk orang yg bisa menjaga lisan

ونفِّسْ عن أخي البـثّ *** وصـدّقْـهُ إذا نــثّ

ورُمّ العـمَـلَ الـرثّ *** فقد أفـلـحَ مَـنْ رمّ

Bantulah saudaramu yg sedang kesusahan

Dan percayalah kepadanya saat ia mengadukan

Sempurnakanlah kurangnya amalan

Sungguh beruntung orang menyempurnakan amalan

ورِشْ مَن ريشُهُ انحصّ *** بما عمّ ومـا خـصّ

ولا تأسَ على النّقـصْ *** ولا تحرِصْ على اللَّمّ

Sandangilah mereka yg kekurangan hidupnya

Baik dg sesuatu yg banyak maupun yg sekedarnya

Jangan sedih dg kurangnya harta (karena sedekah dan amal kebaikan)

Jangan pula berambisi mengumpulkan dunia (hingga menghalangimu bersedekah kepada yg membutuhkan)

وعادِ الخُلُـقَ الـرّذْلْ *** وعوّدْ كفّـكَ الـبـذْلْ

ولا تستمِـعِ الـعـذلْ *** ونزّهْها عنِ الـضـمّ

Jadilah engkau musuh akhlak tercela

Biasakan tanganmu untuk memberi harta

Jangan dengarkan celaan

Dan jauhkan tanganmu dari belenggu kebakhilan

وزوّدْ نفسَكَ الـخـيرْ *** ودعْ ما يُعقِبُ الضّـيرْ

وهيّئ مركبَ الـسّـيرْ *** وخَفْ منْ لُـجّةِ الـيمّ

Bekalilah dirimu dg kebaikan

Tinggalkan apapun yg menyebabkan keburukan

Siapkan tunggangan bahtera untuk perjalanan

Dan takutlah dg banyaknya ombak di lautan

بِذا أُوصـيتُ يا صـاحْ *** وقد بُحتُ كمَـن بـاحْ

فطوبى لـفـتًـى راحْ *** بآدابـــيَ يأتَـــمّ

Wahai saudaraku, dg ini aku mewasiatkan

Telah ku jelaskan (kebaikan) padamu, sebagaimana orang lain melakukan

Maka beruntunglah pemuda yg pergi

Dg adab-adabku ini dan menerapkannya dalam diri

(Sumber: Kitab Syarah Maqomat Hariri, jilid 2, hal 16)

ternyata… kita MENANG dalam PERANG UHUD

Bismillah… Segala puji bagi Alloh, sholawat dan salam semoga tercurahkan atas Rasululloh, beserta keluarga, para sahabat dan para pembelanya, amma ba’du:

(Langsung saja), kami akan menghadirkan kemenangan-kemenangan tersebut dalam poin-poin berikut ini:


Sebab peperangan:

Alloh mengutus Nabi kita Muhammad -shollallohu alaihi wasallam- pada masa-masa tidak adanya kenabian, masa-masa kehidupan dipenuhi oleh gelapnya kebodohan dan kelamnya kesesatan, maka mulailah Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersama para sahabatnya -yang mulia- menyebarkan agama ini keseluruh penjuru dunia, mulai mendakwahi kaum kafir dan penentang kebenaran, serta mengangkat senjata untuk membela agama ini.

Kemudian bertemulah mereka di perang badar, dan (atas izin Alloh) terwujudlah kemenangan untuk kaum muslimin, sehingga berkibarlah bendera Islam. Sedang kaum musyrikin makkah, mereka pulang dengan kekalahan, sebagian menangisi korban yang tewas, sebagian lagi meratapi nasibnya, sungguh musibah besar telah melanda mereka.

Pelajaran dari Perang Badar

Saudaraku sesama muslim…
Marilah sejenak kita melakukan kilas balik terhadap berbagai peristiwa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Kita berharap mudah-mudahan dengan mempelajari dan mengamati peristiwa ini, kita bisa mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi kehidupan kita sehari-hari. Dua tahun setelah Nabi kita tercinta Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah ke madinah, bertepatan dengan bulan Ramadhan yang mulia ini, terjadilah satu peristiwa besar namun sering dilupakan kaum muslimin. Peristiwa tersebut adalah perang Badar.



Disebut sebagai peristiwa besar, karena perang Badar merupakan awal perhelatan senjata dalam kapasitas besar yang dilakukan antara pembela Islam dan musuh Islam. Saking hebatnya peristiwa ini, Allah namakan hari teradinya peristiwa tersebut dengan Yaum Al Furqan (hari pembeda) karena pada waktu itu, Allah, Dzat yang menurunkan syariat Islam, hendak membedakan antara yang haq dengan yang batil. Di saat itulah Allah mengangkat derajat kebenaran dengan jumlah kekuatan yang terbatas dan merendahkan kebatilan meskipun jumlah kekuatannya 3 kali lipat. Allah menurunkan pertolongan yang besar bagi kaum muslimin dan memenangkan mereka di atas musuh-musuh Islam.

Minggu, 13 Maret 2011

Tanggal Kelahiran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam


Tanggal Kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diperselisihkan secara tajam. Ada yang mengatakan bahwa beliau lahir tanggal 2 Rabiul Awal, 8 Rabiul Awal, 10 Rabiul Awal, 12 Rabiul Awal, 17 Rabiul Awal (Lihat al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir: 2/260 dan Latho’iful Ma’arif karya Ibnu Rojab hlm. 184-185). Semua pendapat ini tidak berdasarkan hadits yang shahih. Adapun hadits Jabir dan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma yang menerangkan bahwa tanggal kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tanggal 12 Rabiul Awal tidak shahih. Kalaulah shahih, tentu akan menjadi hakim (pemutus perkara) dalam masalah ini. Akan tetapi, Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang hadits tersebut, “Sanadnya terputus.” (al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Rajab hlm. 184-185)

Kamis, 10 Maret 2011

NASIHAT SEPUTAR GEMPA DAN BENCANA ALAM

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Pembaca yang budiman,
Kita belum lupa peristiwa gelombang tsunami yang melibas Aceh pada pergantian tahun 2004-2005 Masehi, yang menelan korban beribu-ribu manusia dan kerusakan alam. Tanpa terduga sebelumnya, tanggal Sabtu, 28 Rabi’ul Tsani 1427H, bertepatan dengan 27 Mei 2006M, kita dikagetkan lagi adanya gempa tektonik, dengan kekuatan 5,9 skala richter. Goncangan yang hanya berlangsung sekitar 57 detik ini telah meluluhlantakkan Klaten (di Jawa Tengah) dan Bantul (Yogya). Beribu-ribu manusia meninggal. Tak sedikit pula korban terluka. Dari anak-anak hingga orang tua. Sekian banyak kehilangan tempat berteduh, karena rumah-rumah hancur. Semua dicekam ketakutan tak terperikan.
Apa disebalik hikmah dari setiap gempa yang terjadi di atas bumi Allah ini?

Berikut adalah nasihat Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, yang kami angkat dari Majmu’ Fatawa wa Maqaalaat Mutanawwi’ah, IX/148-152. Insya Allah sangat bermanfaat bagi kaum Mukminin dan umat manusia pada umumnya.

KISAH RELAWAN CILIK (DIA BERUSIA 12 TAHUN)

Oleh: Fariq Gasim Anuz

Mendaftarkan Diri Menjadi Relawan
Pada pagi yang cerah, di kota Jeddah, sekitar pertengahan bulan Dzulhijjah 1425H, atau akhir Januari 2005 M. Saat itu, saya sedang duduk di kantor Jeddah Da’wah Center (JDC) bersama rekan. Tiba-tiba masuklah seorang anak kecil sambil mengucapkan salam, lalu menyalami kami berdua. Ia datang ke kantor JDC diantar supirnya yang berasal dari Indonesia, sementara ibu dan neneknya menunggu di mobilnya.

Anak ini masuk ke ruang sekretariat sendiri seraya mengatakan: “Saya ingin menjadi relawan di kantor dakwah ini. Ingin berkhidmat untuk kepentingan agama Islam.”

Saya dibuat kagum dengannya. Saya sambut dengan baik dan saya katakan: “Kira-kira, di bidang apa Anda bisa membantu kami?”

Dia katakan, “Saya mampu menggunakan komputer dan bisa berbahasa Inggris.”


Karena saya tidak bisa berbahasa Inggris, maka saya minta rekan saya untuk berbicara dengannya dengan bahasa Inggris. Setelah terjadi komunikasi antara teman dan anak ini, teman saya pun memberitahu saya: “Bagus sekali anak ini bahasa Inggrisnya”.

DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH Shallallahu 'Alaihi Wasallam

Detik-detik perpisahan

Pada saat dakwah telah sempurna dan Islam telah menguasai situasi, tanda-tanda perpisahan dengan kehidupan dan dengan orang-orang yang masih hidup mulai tampak terasa dalam perasaan beliau shallallahu 'alaihi wasallam, dan semakin jelas lagi dari perkataan-perkataan dan perbuatan beliau.


Pada bulan Ramadhan tahun 10 hijriyah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beri’tikaf selama dua puluh hari, yang mana pada tahun-tahun sebelumnnya beliau tidak pernah beri’tikaf kecuali sepuluh hari saja, dan malaikat Jibril membaca dan menyimak bacaan al-Quran beliau sebanyak dua kali (padahal di tahun-tahun sebelumnya hanya satu kali).

DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH Shallallahu 'Alaihi Wasallam (Empat Hari Sebelum Wafat)

Empat Hari Sebelum Wafat


Pada hari kamis, empat hari sebelum wafat, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata:”Kemarilah kalian, aku akan tuliskan untuk kalian sebuah pesan yang kalian tidak akan tersesat setelahnya.”Pada saat itu ada beberapa sesepuh sahabat di rumah beliau, di antaranya adalah Umar radhiyallahu 'anhu. Umar radhiyallahu 'anhu berkata:”Sesungguhnya rasa sakit telah mempengaruhinya (kesadaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam), kalian tela memiliki al-Quran, maka cukuplah al-Quran bagi kalian.” Maka terjadilah perselisihan dan pertengkaran di dalam rumah beliau, di antara mereka ada yang berkata:”Mendekatlah kalian, agar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuliskan wasiat untuk kalian.” Dan di antara mereka ada yang berkata sperti perkatan Umar radhiyallahu 'anhu. Ketika mereka semakin gaduh dan semakin ramai berselisih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata:”Pergilah kalian dariku! .(mutafaqun ‘alaihi)

Selasa, 08 Maret 2011

Terapi Rasulullah Menyembuhkan Penyakit Cinta

MUKADIMAH
Virus hati yang bernama al isyq (cinta), ternyata telah memakan banyak korban. Mungkin anda pernah mendengar seorang remaja nekad bunuh diri disebabkan putus cinta, atau tertolak cintanya. Atau anda pernah mendengar kisah Qeis yang tergila-gila kepada Laila. Kisah cinta yang bermula sejak mereka bersama menggembala domba sewaktu kecil hingga dewasa. Akhirnya sungguh tragis, Qeis benar-benar menjadi gila ketika Laila dipersunting oleh pria lain. Apakah anda pernah mengalami problema seperti ini atau sedang mengalaminya ? Mari kita simak terapi mujarab yang disampaikan Ibnul Qayyim dalam karya besarnya Zadul Ma’ad.
___________________________


Beliau berkata, ”Gejolak cinta merupakan jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus. Disebabkan berbeda dengan jenis penyakit lain, baik dari segi bentuk, penyebabnya maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan.”

Allah mengisahkan penyakit ini dalam Al Qur’an tentang dua tipe manusia. Pertama, wanita dan kedua, kaum homoseks yang cinta kepada mardan (anak laki-laki yang rupawan).

Piagam Madinah

Saat sudah menetap di Madinah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mulai mengatur hubungan antar individu di Madinah. Berkait tujuan ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menulis sebuah peraturan yang dikenal dengan sebutan Shahîfah atau kitâb atau lebih dikenal sekarang dengan sebutan watsîqah (piagam). Mengingat betapa penting piagam ini dalam menata masyarakat Madinah yang beraneka ragam, maka banyak ahli sejarah yang berusaha membahas dan meneliti piagam ini guna mengetahui strategi dan peraturan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam menata masyarakatnya. Dari hasil penelitian mereka ini, mereka berbeda pendapat tentang keabsahannya. Penulis kitab as Sîratun Nabawiyah Fi Dhauil Mashâdiril Ashliyyah, setelah membawakan banyak riwayat tentang piagam ini berkesimpulan bahwa riwayat tentang Piagam Madinah derajatnya hasan lighairihi[1].

Minggu, 06 Maret 2011

BAB 30 MENISBATKAN TURUNNYA HUJAN KEPADA BINTANG

K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

BAB 30

MENISBATKAN TURUNNYA HUJAN

KEPADA BINTANG





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]وتجعلون رزقكم أنكم تكذبون[

“Dan kalian membalas rizki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan mengatakan perkataan yang tidak benar” (QS. Al Waqi’ah, 82).

Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"أربع في أمتي من أمر الجاهلية لا يتركهن : الفخر بالأحساب، والطعن في الأنساب، والاستسقاء بالنجوم، والنياحة على الميت، وقال : النائحة إذا لم تتب قبل موتها تقام يوم القيامة وعليها سربال من قطران، ودرع من جرب" رواه مسلم.


“Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk ditinggalkan : membangga-banggakan kebesaran leluhurnya, mencela keturunan, mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan meratapi orang mati”, lalu beliau bersabda : “wanita yang meratapi orang mati bila mati sebelum ia bertubat maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan ia dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal” (HR. Muslim).

BAB 29 ILMU NUJUM (PERBINTANGAN)

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

BAB 29

ILMU NUJUM (PERBINTANGAN)





Imam Bukhori meriwayatkan dalam kitab shohehnya dari Qotadah Radhiallahu’anhu bahwa ia berkata :

"خلق الله هذه النجوم لثلاث : زينة للسماء، ورجوما للشياطين، وعلامات يهتدى بها، فمن تأول فيها غير ذلك أخطأ، وأضاع نصيبه، وتكلف ما لا علم له به".

“Allah menciptakan bintang-bintang ini untuk tiga hikmah : sebagai hiasan langit, sebagai alat pelempar syetan, dan sebagai tanda untuk petunjuk (arah dan sebagainya). Maka barang siapa yang berpendapat selain hal tersebut maka ia telah melakukan kesalahan, dan menyianyiakan nasibnya, serta membebani dirinya dengan hal yang diluar batas pengetahuannya”.

Sementara tentang mempelajari tata letak peredaran bulan, Qotadah mengatakan makruh, sedang Ibnu Uyainah tidak membolehkan, seperti yang diungkapkan oleh Harb dari mereka berdua. Tetapi Imam Ahmad memperbolehkan hal tersebut ([1]).

Abu Musa Radhiallahu’anhu menuturkan : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"ثلاثة لا يدخلون الجنة، مدمن الخمر، وقاطع الرحم، ومصدق بالسحر" رواه أحمد وابن حبان في صحيحه.

“Tiga orang yang tidak akan masuk sorga : pecandu khomr (minuman keras), orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan, dan orang yang mempercayai sihir([2])”. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam kitab shohihnya).

BAB 28 TATHOYYUR

K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

BAB 28

TATHOYYUR





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]ألا إنما طائرهم عند الله ولكن أكثرهم لا يعلمون[

“Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi mereka tidak mengetahui” (QS. Al A’raf, 131).

]قالوا طائرهم معكم أئن ذكرتم بل أنتم قوم مسرفون[

“Mereka (para Rasul) berkata : “kesialan kalian itu adalah karena kalian sendiri, apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib sial)? sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Yasin, 19).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"لا عدو ولا طيرة ولا هامة ولا صفر " أخرجاه, وزاد مسلم " ولا نوء ولا غول".

“Tidak ada ‘Adwa, Thiyarah, Hamah, Shofar” (HR. Bukhori dan Muslim), dan dalam riwayat Imam Muslim terdapat tambahan : “ dan tidak ada Nau’, serta ghaul.” ([1]).

BAB 27 NUSYRAH

K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

BAB 27

NUSYRAH





Diriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam ketika ditanya tentang Nusyrah, beliau menjawab :

"هي من عمل الشيطان"

“Hal itu termasuk perbuatan syetan” (HR.Ahmad dengan sanad yang baik, dan Abu Daud)

Imam Ahmad ketika ditanya tentang nusyrah, menjawab : “Ibnu Mas’ud membenci itu semua.”

Diriwayatkan dalam shoheh Bukhori, bahwa Qotadah menuturkan : Aku bertanya kepada Said bin Musayyab : “Seseorang yang terkena sihir atau diguna-guna, sehingga tidak bisa menggauli istrinya, bolehkah ia diobati dengan menggunakan Nusyrah ?”, ia menjawab :

"لا بأس به إنما يريدون به الإصلاح، فأما ما ينفع فلم ينه عنه"

“Tidak apa-apa, karena yang mereka inginkan hanyalah kebaikan untuk menolak mudlarat, sedang sesuatu yang bermanfaat itu tidaklah dilarang.”

BAB 26 DUKUN, TUKANG RAMAL DAN SEJENISNYA

K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

BAB 26

DUKUN, TUKANG RAMAL DAN SEJENISNYA





Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shohehnya, dari salah seorang istri Nabi, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"من أتى عرافا فسأله عن شيء فصدقه لم تقبل له صلاة أربعين يوما"

“Barang siapa yang mendatangi peramal dan menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara dan dia mempercayainya, maka sholatnya tidak diterima selama 40 hari”.

Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"من أتى كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد ". رواه أبو داود.

“Barang siapa yang mendatangi seorang dukun, dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad” (HR. Abu Daud).

Kamis, 03 Maret 2011

BAB 25 MACAM MACAM SIHIR

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

BAB 25

MACAM MACAM SIHIR



Imam Ahmad meriwayatkan : telah diceritakan kepada kami oleh Muhammad bin Ja’far dari Auf dari Hayyan bin ‘Ala’ dari Qathan bin Qubaishah dari bapaknya, bahwa ia telah mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"إن العيافة والطرق والطيرة من الجبت"

“Iyafah, Tharq dan Thiyarah adalah termasuk Jibt”

Auf menafsiri hadits ini dengan mengatakan :

Iyafah adalah meramal nasib orang dengan menerbangkan burung.

Tharq adalah meramal nasib orang dengan membuat garis diatas tanah.

Jibt adalah sebagaimana yang telah dikatakan oleh Hasan : suara syetan. (hadits tersebut sanadnya jayyid). Dan diriwayatkan pula oleh Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya dengan hanya menyebutkan lafadz hadits dari Qabishah, tanpa menyebutkan tafsirannya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"من اقتبس شعبة من النجوم فقد اقتبس شعبة من السحر، زاد ما زاد" رواه أبو داود وإسناده صحيح.


“Barang siapa yang mempelajari sebagian dari ilmu nujum (perbintangan) sesungguhnya dia telah mempelajari sebagian ilmu sihir. semakin bertambah (ia mempelajari ilmu nujum) semakin bertambah pula (dosanya)” (HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih).

BAB 24 HUKUM S I H I R

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

BAB 24

HUKUM S I H I R





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]ولقد علموا لمن اشتراه ما له في الآخرة من خلاق[

“Demi Allah, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu telah meyakini bahwa barang siapa yang menukar (kitab Allah) dengan sihir itu, maka tidak akan mendapatkan bagian (keuntungan) di akherat” (QS. Al Baqarah, 102).

]يؤمنون بالجبت والطاغوت[

“Dan mereka beriman kepada Jibt dan Thoghut” (QS. An nisa’, 51).

Menurut penafsiran Umar bin Khothob Radhiallahu’anhu : Jibt adalah sihir, sedangkan Thoghut adalah syetan.

Sedangkan Jabir Radhiallahu’anhu berkata : Thoghut adalah para tukang ramal yang didatangi syetan, yang ada pada setiap kabilah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"اجتنبوا السبع الموبقات، قالوا : يا رسول الله وما هن، قال : الشرك بالله، والسحر، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق، وأكل الربا، وأكل مال اليتيم، والتولي يوم الزحف، وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات".


“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran !, para sahabat bertanya : “Apakah ketujuh perkara itu ya Rasulullah ?”, beliau menjawab :” yaitu syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan oleh agama, makan riba, makan harta anak yatim, membelot dari peperangan, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga dirinya dari perbuatan dosa dan tidak memikirkan untuk melakukan dosa, dan beriman kepada Allah” (HR. Bukhori dan Muslim).

BAB 23 PENJELASAN BAHWA SEBAGIAN UMAT INI ADA YANG MENYEMBAH BERHALA

K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

BAB 23

PENJELASAN BAHWA SEBAGIAN UMAT INI ADA

YANG MENYEMBAH BERHALA





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]ألم تر إلى الذين أوتوا نصيبا من الكتاب يؤمنون بالجبت والطاغوت ويقولون للذين كفروا هؤلاء أهدى من الذين آمنوا سبيلا[

“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab ?, mereka beriman kepada Jibt dan Thoghut ([1]), dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.” (QS. An nisa’, 51 ).

]قل هل أنبئكم بشر من ذلك مثوبة عند الله، من لعنه الله وغضب عليه، وجعل منهم القردة والخنازير وعبد الطاغوت[.

“Katakanlah :” maukah aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari pada (orang-orang fasik) itu dihadapan Allah, yaitu orang-orang yang dilaknati dan dimurkai, dan diantara mereka ada yang dijadikan kera dan babi, dan orang-orang yang menyembah Thoghut” (QS. Al maidah, 60).

]قال الذين غلبوا على أمرهم لنتخذن عليهم مسجدا[

“…Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “sungguh kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atas gua mereka”.” (QS. Al kahfi, 21).

Rabu, 02 Maret 2011

BAB 22 UPAYA RASULULLAH DALAM MENJAGA TAUHID DAN MENUTUP JALAN YANG MENUJU KEPADA KEMUSYRIKAN

K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

BAB 22

UPAYA RASULULLAH DALAM MENJAGA TAUHID

DAN MENUTUP JALAN YANG MENUJU KEPADA KEMUSYRIKAN





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم[

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sediri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang mu’min.” (QS. At Taubah, 128).



Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"لا تجعلوا بيوتكم قبورا، ولا تجعلوا قبري عيدا، وصلوا علي فإن صلاتكم تبلغني حيث كنتم" رواه أبو داود بإسناد حسن ورواته ثقات.

“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, ucapkanlah sholawat untukku, karena sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku dimana saja kalian berada” (HR. Abu Daud dengan sanad yang baik, dan para perowinya tsiqoh).

BAB 21 BERLEBIH-LEBIHAN TERHADAP KUBURAN ORANG-ORANG SHOLEH MENJADI PENYEBAB DIJADIKANNYA SESEMBAHAN SELAIN ALLAH

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

BAB 21

BERLEBIH-LEBIHAN TERHADAP KUBURAN ORANG-ORANG SHOLEH MENJADI

PENYEBAB DIJADIKANNYA SESEMBAHAN SELAIN ALLAH





Imam Malik meriwayatkan dalam kitabnya Al Muwatto’, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

"اللهم لا تجعل قبري وثنا يعبد، اشتد غضب الله على قوم اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد"

“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah. Allah sangat murka kepada orang-orang yang telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat ibadah”.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dengan sanadnya dari sufyan dari Mansur dari Mujahid, berkaitan dengan ayat : [أفرأيتم اللات والعزى] “Jelaskan kepadaku (wahai kaum musyrikin) tentang (berhala yang kamu anggap sebagai anak perempuan Allah) Al lata dan Al Uzza” (QS. An Najm, 19)

Ia (Mujahid) berkata : “Al latta adalah orang yang dahulunya tukang mengaduk tepung (dengan air atau minyak) untuk dihidangkan kepada jamaah haji. setelah meninggal, merekapun senantiasa mendatangi kuburannya.”

Demikian pula penafsiran Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnul Jauza’ : “ Dia itu pada mulanya adalah tukang mengaduk tepung untuk para jamaah haji.”

Selasa, 01 Maret 2011

BAB 20 LARANGAN BERIBADAH KEPADA ALLAH DISISI KUBURAN ORANG-ORANG SHOLEH

K I T A B T A U H I D

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi


BAB 20

LARANGAN BERIBADAH KEPADA ALLAH DISISI KUBURAN

ORANG-ORANG SHOLEH





Diriwayatkan dalam shoheh [Bukhori dan Muslim], dari Aisyah ra. bahwa Ummu Salamah ra. bercerita kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam tentang gereja yang ia lihat di negeri Habasyah (Ethiopia), yang didalamnya terdapat rupaka-rupaka (gambar-gambar), maka Rasulullah bersabda :

"أولئك إذا مات فيهم الرجل الصالح، أو العبد الصالح بنوا على قبره مسجدا، وصوروا فيه تلك الصور، أولئك شرار الخلق عند الله ".

”Mereka itu, apabila ada orang yang sholeh atau hamba yang sholeh meninggal, mereka membangun diatas kuburannya sebuah tempat ibadah, dan mereka membuat didalamnya rupaka-rupaka, dan mereka sejelek-jelek makhluk disisi Allah”.

Mereka dihukumi beliau sebagai sejelek-jelek makhluk karena mereka melakukan dua fitnah sekaligus, yaitu fitnah memuja kuburan dengan membangun tempat ibadah diatasnya dan fitnah membuat rupaka rupaka ( patung-patung ).

Dalam riwayat Imam Bukhori dan Muslim, Aisyah juga berkata : ketika Rasulullah akan diambil nyawanya, beliaupun segera menutup mukanya dengan kain, dan ketika nafasnya terasa sesak maka dibukanya kembali kain itu. Ketika beliau dalam keadaan demikian itulah beliau bersabda :

"لعنة الله على اليهود والنصارى، اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد"


“Laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yahudi dan Nasrani, yang telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat peribadatan”.