Laman

Jumat, 20 Mei 2011

BAGAIMANA AGAMA DAN MANHAJ DARI RA KARTINI ?

FASE PERTAMA DALAM KEHIDUPAN RA KARTINI

RA Kartini dan Pengaruh Pemikiran Yahudi, Theosofi dan Pluralisme

Kebanyakan orang yang menjadikan Kartini sebagai ikon perjuangan perempuan Indonesia, tak melihat sisi lain dari pemikirannya yang sangat berbau Theosofi dan kebatinan. Padahal, banyak tokoh wanita lain yang hidup semasa dengannya, yang berjuang secara nyata dalam dunia pendidikan, bukan dalam wacana surat menyurat seperti yang dilakukan Kartini.

Tanggal 21 April dikenal sebagai Hari Kartini. Hampir semua perempuan di Indonesia, termasuk kaum muslimah, yang ikut-ikutan memperingati hari tersebut tanpa mengetahui latar belakang sejarahnya yang jelas. Siapa sesungguhnya Kartini? Siapa orang-orang yang mempengaruhinya? Bagaimana corak pemikirannya?

Peringatan Hari Kartini sering diikuti beragam acara yang mengedepankan emansipasi perempuan, kesetaraan gender, perjuangan feminisme, dan lain-lain. Kartini, dianggap sebagai ikon bagi perjuangan perempuan dalam persoalan tersebut. Kartini sering disebut sebagai ikon pendobrak bagi kemajuan perempuan Indonesia dan diakui secara resmi oleh pemerintah sebagai Pahlawan Nasional dengan Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 108 tahun 1964.

Kamis, 19 Mei 2011

INILAH OBAT KANKER PALING AMPUH YANG DISEMBUNYIKAN BERTAHUN-TAHUN

Bismillah,
Selama ini kita tahu bahwa kanker hanya bisa diobati dengan terapi kemo. Namun tampaknya persepsi ini harus dihapus dan dibuang sejauh-jauhnya. Kenapa? Karena sebenarnya ada obat alami untuk membunuh sel kanker yang kekuatannya SEPULUH RIBU KALI LIPAT lebih ampuh dibanding terapi kemo. Obat alami ini adalah buah yang familiar dengan orang Indonesia.

Buah Sirsak

Tapi kenapa kita tidak tahu ?


Karena salah satu perusahaan Dunia merahasiakan penemuan riset mengenai hal ini serapat2nya, mereka ingin dana riset yang di keluarkan sangat besar, selama bertahun-tahun, dapat kembali lebih dulu plus keuntungan berlimpah dengan cara membuat pohon Graviola Sintetis sebagai bahan baku obat dan obatnya di jual ke pasar dunia…

KISAH TOBAT SEORANG KIYAI NU (KYAI AFROKHI)

Bismillah,
Telah berkata Kiyai Afrokhi,
“Terus terang, sampai diusia +35 tahun saya ini termasuk Kyai Ahli Bid’ah yang tentunya doyan tawassul kepada mayat atau penghuni kubur, sering juga bertabarruk dengan kubur sang wali atau Kyai. Bahkan sering dipercaya untuk memimpin ziarah Wali Songo dan juga tempat-tempat yang dianggap keramat sekaligus menjadi imam tahlilan, ngalap berkah kubur, marhabanan atau baca barzanji, diba’an, maulidan, haul dan selamatan yang sudah berbau kesyirikan”

“Kita dulu enjoy saja melakukan kesyirikan, mungkin karena belum tahu pengertian tauhid yang sebenarnya” (Kyai Afrokhi dalam Buku Putih Kyai NU hal. 90)


“Kita biasa melakukan ziarah ngalap berkah sekaligus kirim pahala bacaan kepada penghuni kubur/mayit. Sebenarnya, hal tersebut atas dasar kebodohan kita. Bagaimana tidak, contohnya adalah saya sendiri di kala masih berumur 12 tahun sudah mulai melakukan ziarah ngalap berkah dan kirim pahala bacaan, dan waktu itu saya belum tahu ilmu sama sekali, yang ada hanya taklid buta. Saat itu saya hanya melihat banyak orang yang melakukan, dan bahkan banyak juga kyai yang mengamalkannya. Hingga saya menduga dan beranggapan bahwa hal itu adalah suatu kebenaran.” (Kyai Afrokhi dalam Buku Putih Kyai NU hal. 210)

OSAMA BIN LADEN RAHIMAHULLAH DIMATA ULAMA AHLUS SUNNAH

Bismillah,
Berikut ini kami hadirkan pandangan para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullah, & Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah) terhadap Syaikh Usamah bin Laden rahimahullah (pimpinan jaringan Al-Qaeda). Semoga bermanfaat.

Perkataan Syaikh Bin Baz tentang Usamah bin Laden
Benarlah ucapan Syaikh Ibnu Baz rahimahullah tentang dia:
“Usamah bin Laden termasuk orang-orang (mufsidin) yang membuat kerusakan di muka bumi. Dia memilih jalan-jalan kejelekan yang merusak dan tidak mau taat kepada ulil amri (pemerintah dan ulama).” (Surat Kabar Al-Muslimun 9-05-1417 H)

MIMPI BERTEMU NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

Bismillah,
Jika ada seseorang yang mengaku bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, maka ada hal-hal yang harus ditanyakan dulu kepadanya, yaitu : Apakah ia pernah bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebelumnya? sehingga ia tahu persis ciri-ciri fisik Nabi shallallahi 'alaihi wa sallam? Tahukah ia bagaimana ciri-ciri fisik,Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam ? bagaimana rambutnya,? bagaimana wajahnya?, bagaimana tinggi badannya?, bagaimana gigi nya dan sebagainya?. Tahukah ia? sehingga ia bisa yakin bahwa yang dilihat di dalam mimpinya adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam.

Pertanyaan :
Terdapat hadits dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

من رآني في منامه؛ فقد رآني حقًا؛ فإنَّ الشيطان لا يتمثل بي

“Siapa saja yang melihatku di mimpinya, ia telah benar-benar melihatku. Karena syaithan tidak bisa menyerupai diriku”.

Selasa, 17 Mei 2011

BAB 36 RIYA

K I T A B T A U H I D
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
Pemurnian Ibadah Kepada Allah

BAB 36

RIYA ([1])





Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]قل إنما أنا بشر مثلكم يوحى إلي أنما إلهكم إله واحد، فمن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملا صالحا ولا يشرك بعبادة ربه أحدا[

“Katakanlah : “sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku : "bahwa sesungguhnya sesembahan kamu adalah sesembahan yang Esa", maka barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah ia mengerjakan amal sholeh dan janganlah ia berbuat kemusyrikan sedikitpun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (QS. Al Kahfi, 110).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu dalam hadits marfu’, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

"أنا أغنى الشركاء عن الشرك، من عمل عملا أشرك معي فيه غيري تركته وشركه " رواه مسلم.

“Aku adalah Sekutu Yang Maha cukup sangat menolak perbuatan syirik. Barang siapa yang mengerjakan amal perbuatan dengan dicampuri perbuatan syirik kepadaKu, maka Aku tinggalkan ia bersama perbuatan syiriknya itu” (HR. Muslim).

Selasa, 10 Mei 2011

SHALAT TASBIH. SUNNAHKAH ?

Tentang perkara Shalat Tasbih ini, telah terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama terhadap keabsahan hadits al-Abaas bin Abdilmutholib yang berbunyi:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهُ أَلَا أُعْطِيكَ أَلَا أَمْنَحُكَ أَلَا أَحْبُوكَ أَلَا أَفْعَلُ لَكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَقَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ وَخَطَأَهُ وَعَمْدَهُ وَصَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ وَسِرَّهُ وَعَلَانِيَتَهُ عَشْرُ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةٍ فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ قُلْتَ وَأَنْتَ قَائِمٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُ وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَهْوِي سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسَةٌ وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَفِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي عُمُرِكَ مَرَّةً

Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada al-Abaas bin Abdulmutholib :

"Wahai pamanku! Maukan aku beri, maukah aku anugerahkan, maukah aku kasih dan maukah aku lakukan untukmu sepuluh perkara apabila kamu kerjakan maka Allah akan mengampuni seluruh dosa yang pertama hingga terakhir, yang lalu dan yang sekarang, baik yang dilakukan karena keliru ataupun sengaja, dosa kecil dan besar, tersembunyi dan yang terang-terangan. Sepuluh perkara itu adlah kamu lakukan sholat empat rakaat, kamu baca dalam setiap rakaat surat al-Fatihah dan surat (al-Qur`an). Apabila telah selesai dari membaca surat di awal rakaat, maka ucapkalah dalam keadaan kamu berdiri:

Derajat Hadits Sholat Tasbih

Ustadz Luqman Jamal

PERTANYAAN
Sering terdengar, bahkan pernah terlihat, bahwa ada kaum muslimin yang melakukan shalat tasbih pada malam-malam tertentu, khususnya malam Jum’at. Apakah hal ini ada dasarnya dari Al-Qur`ân dan sunnah?
JAWABAN
Ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang shalat tasbih:
Hadits Pertama
Hadits Ibnu ‘Abbâs,
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهْ أَلاَ أُعْطِيْكَ أَلاَ أُمْنِحُكَ أَلاَ أُحِبُّوْكَ أَلاَ أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيْمَهُ وَحَدِيْثَهُ خَطْأَهُ وَعَمْدَهُ صَغِيْرَهُ وَكَبِيْرَهُ سِرَّهُ وَعَلاَنِيَّتَهُ عَشَرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكْعَاتٍ تَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وِسُوْرَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقُرْاءَةِ فِيْ أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشَرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشَرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوْعِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تّهْوِيْ سَاجِدًا فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ السُّجُوْدِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُوْنَ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِيْ أَرْبَعِ رَكْعَاتٍ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِيْ كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِيْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لََمْ تَفْعَلْ فَفِيْ كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُ فَفِيْ كُلِّ سَنَةِ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِيْ عُمْرِكَ مَرَّةً
“Dari Ibnu ‘Abbâs, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Abbâs bin ‘Abdul Muththalib, ‘Wahai ‘Abbas, wahai pamanku, maukah saya berikan padamu? maukah saya anugerahkan padamu? maukah saya berikan padamu? saya akan tunjukkan suatu perbuatan yang mengandung 10 keutamaan, yang jika kamu melakukannya maka diampuni dosamu, yaitu dari awalnya hingga akhirnya, yang lama maupun yang baru, yang tidak disengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang nampak. Semuanya 10 macam. Kamu shalat 4 rakaat. Setiap rakaat kamu membaca Al-Fatihah dan satu surah. Jika telah selesai, maka bacalah Subhanallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illallâh wallahu akbar sebelum ruku’ sebanyak 15 kali, kemudian kamu ruku’ lalu bacalah kalimat itu di dalamnya sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari ruku’ baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian sujud baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian sujud lagi dan baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud sebelum berdiri baca lagi sebanyak 10 kali, maka semuanya sebanyak 75 kali setiap rakaat. Lakukan yang demikian itu dalam empat rakaat. Lakukanlah setiap hari, kalau tidak mampu lakukan setiap pekan, kalau tidak mampu setiap bulan, kalau tidak mampu setiap tahun dan jika tidak mampu maka lakukanlah sekali dalam seumur hidupmu.’.”

Rabu, 04 Mei 2011

PEMBELAAN TERHADAP SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB


افتراءات و اتهامات حزب التحرير الضال على دعوة الشيخ الإمام محمد بن عبد الوهاب رحمه الله

Fitnah dan Tuduhan Dusta Kelompok Sesat Hizbut Tahrir
Terhadap Dakwah Syaikh Imam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu

Oleh : Abu Salma Muhammad al-Atsari

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

“Dan katakanlah: Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Al Isra : 81)

بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ

“Sebenarnya Kami melontarkan yang haq kepada yang batil lalu yang haq itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap.” (QS. Al-Anbiya’ : 18).

Tidaklah setiap orang yang datang di dunia ini dengan membawa kebaikan, melainkan dia pasti memiliki musuh-musuh dari kalangan jin dan manusia, sampai-sampai para anbiya’ (para Nabi) juga tidak lepas dari permusuhan ini[1]. Begitu juga permusuhan mereka terhadap para ulama pengibar panji dakwah al-Haq ini mereka lakukan dengan sengit dan dengan kedengkian yang luar biasa.Hal ini seperti apa yang dialami oleh Syaikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim Ibnu Taimiyah al-Harrani rahimahullahu, yang mana dakwah beliau difitnah, disudutkan dan dituduh dengan kedustaan-kedustaan. Bahkan beliau sampai-sampai divonis kafir murtad oleh ahlul bida’ wal ahwa’, (pengikut kebid’ahan dan hawa Nafsu) dicerca dan dilabeli dengan tuduhan-tuduhan keji semisal mujassim[2], musyabbih[3], hasyawiyah[4] dan nashibah[5].Diantaranya pula apa yang mereka lakukan terhadap asy-Syaikhul Imam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullahu, yang mana para musuh-musuh dakwah memerangi dakwahnya dan menfitnahnya dengan tuduhan-tuduhan dusta dan fitnah, agar manusia menjauh dari dakwah mubarokah (yang diberkahi) ini dan agar manusia senantiasa melanggengkan kesyirikan dan kebid’ahan yang dipelihara oleh ulama-ulama suu’ (jahat) yang mereka warisi dari kalangan shufiyun quburiyun (pengikut thariqat sufi dan penyembah/pengkultus kuburan) dan syi’ah rafidhah (aliran syi’ah yang mengkafirkan para sahabat Nabi) serta kaum ilmaniyyun (sekuler) dan mustasyriqin (orientalis) yang hasad terhadap Islam. Diantara para pendengki yang membenci dakwah mubarokah ini adalah Hizbut Tahrir[6], yang mencela dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan menuduh beliau sebagai agen Inggris –nas’alullaha as-Salamah wal ‘Aafiyah (kita memohon keselamatan kepada Allah) – dan dengan tuduhan-tuduhan dusta lainnya yang mereka kumpulkan dari musuh-musuh dakwah dari kalangan shufiyun dan syi’ah. Penyebab kami menyusun risalah ini adalah banyaknya tuduhan-tuduhan batil dan dusta yang disebarkan oleh simpatisan juhala’ (orang-orang yang bodoh) Hizbut Tahrir di website-website, mailing list-mailing list dan media-media informasi lainnya yang mengaburkan dan menfitnah dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab. Telah sampai kepada kami beberapa tulisan ‘gelap’ yang ditulis oleh simpatisan HT, terutama yang disebarkan oleh Abu Rifa’ al-Puari (baca : Abu Riya’ al-Buali dan seorang syabab (pemuda) HT yang bersembunyi di balik nama al-Mujaddid

Gambaran Islam Di Sumatera Barat

Gambaran Islam Di Sumatera BaratSangatterkenal bahwa orang Minangkabau memiliki komitmen agama yang kuat. Sehingga,seorang yang berasal dari Sumbar tidak dikatakan sebagai orang minang kalautidak tahu mengaji, tidak tahu sholat. Namun apakah memang begini keadaannyasekarang? Apakah ritual ibadah yang dilakukan sudah sesuai dengan sunnah?Memang,dakwah salaf, untuk mengajak kembali kepada Al-Quran dan Sunnah mulai tersebardi Sumbar khususnya dan sumatera tengah pada umumnya semenjak 2 abad yang laluyaitu setelah 3 orang pemuka masyarakat yang pulang haji mereka itu, HajiSumanik, Haji Piobang dan Haji Miskin. Mereka telah memimba ilmu dari mesjidilharam, dari guru-gurunya disana pada zaman syeikh Muhammad Abdul Wahhab. Merekainilah yang menyebarkan dakwah salafiyah. Namun dakwah mulai menurun setelahtertangkapnya Imam Bonjol. Dan alhamdulillah pemahaman ini dilanjutkan oleh masyarakatyang dekat dengan organisasi Muhammadiyah. Disamping itu pemahaman kesufian dantarikat masih banyak ditemukan di Sumatera Barat ini,.Dewasaini, pengetahuan masyarakat sumbar dengan aqidah yang benar dan ibadah yangsesuai dengan sunnah sangatlah dangkal. Pemahaman aqidah terkadang bercampuraduk dengan adat kebiasaan. Seperti berdoa dengan membakar kemenyan,menyembelih ayam dan mengoleskan darahnya ke perkayuan rumah, atau tiang utamadari rumah gadang, atau menanam kepada kerbau di jembatan dan lainnya.

Berawal dari Kaum Padri

Pada awal abad ke-19 M, gerakan Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dengan kata lain dakwah Salaf yang berkembang pesat di Arab Saudi agak melemah. Adalah Sultan Mahmud II (1785-1839 M), Sultan Kerajaan Turki Usmani yang memerintahkan kepada Muhammad Ali - penguasa Turki Usmani di Mesir untuk merebut Makkah dan Madinah dari Kekuasaan Muhammad bin Su’ud yang merupakan penguasa yang sah waktu itu. Pada 1813 M, ekspedisi tersebut membuahkan hasil.
Menurut Ensiklopedi Islam, meski sempat melemah di Arab Saudi, Dakwah ini justru telah tersebar luas ke berbagai negara seperti India, Sudan, Libya serta ke Indonesia. Penyebaran Dakwah Salaf ini ke wilayah Nusantara dibawa oleh para haji yang baru pulang menunaikan rukun Islam kelima di Tanah Suci. Salah satunya melalui kaum Padri di Minangkabau yang dikembangkan tiga tokoh yaitu Haji Miskin dari Luhak Agam, Haji Abdur Rahman dari Piobang bagian dari Luhak Limah Puluh Kota, dan Haji Muhammad Arief dari Sumanik, Batusangkar.