Laman

Rabu, 27 Juni 2012

Gerombolan liberal ahli waris Gato Loco, penghina Islam dengan kata-kata jorok

Dedengkot JIL Ulil Abshar Abdalla pernah menyanggah, ketika Nurcholish Madjid yang liberal itu disebut hanya meniru Gato Loco Dharmo Gandul dari Jawa yang menghujat Islam dengan perkataan jorok.
Ulil membantah Hartono Ahmad Jaiz dalam seminar di YISC Al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta 2002, namun Ulil tidak mengemukakan argument tentang isi, tetapi hanya bilang, Nurcholish Madjid itu Islam, sedang Dharmo Gandul Gato Loco bukan Islam.
Persoalannya, betapa banyaknya di dunia ini lakon orang Kafir, Musyrik, Yahudi, dan Nasrani tapi justru diperankan pula oleh orang-orang yang mengaku Islam, bahkan dalam rangka menghujat Islam. Padahal, ketika meniru mereka, tidak usah meniru dalam hal menghujat Islam pun sudah termasuk golongan mereka. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ».
“Barangsiapa   yang   menyerupai   suatu kaum maka ia termasuk golongan
mereka.”(Diriwayatkan Imam Ahmad dalam musnadnya juz II hal. 50, dan Abu Dawud dengan sanad jayyid hadits no. 4031, dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir no. 6025).
Ketika yang ditiru adalah Gato Loco yang bila disebut namanya, langsung orang faham, bahwa itu adalah penghujat  Islam dengan perkataan yang cabul lagi porno; maka para pewarisnya kini yakni gerombolan liberal tidak mau kalah. Upaya mereka itupun tidak sia-sia dalam meraih citra buruk: setiap gerombolan liberal disebut, maka perlu difahami bahwa mereka adalah ahli waris Gato Loco, penghujat Islam dengan kata-kata jorok.
Inilah berita yang mengemukakan bukti-buktinya.
***
Otak Sampah Kaum Liberal: Paganisme, Pelecehan Agama & Percabulan
SEMARANG– Di samping kekafiran akidah dan kesesatan logika, ternyata para dedengkot Islam Liberal juga terjangkiti pemikiran mesum. Sehingga tak segan-segan para misinonaris JIL (Jaringan Islam Liberal) memfatwakan ciuman cewek dan cowok yang bukan mahram sebagai shadaqah yang bernilai ibadah.
Data-data kesesatan kaum liberal itu diungkapkan Ustadz Fuadz Al-Hazimi di hadapan ratusan jamaah Masjid Darul Muttaqin Sidomukti, Tlogosari, Semarang, Sabtu malam (17/3/2012).
Dalam paparan presentasi bertajuk “Pluralisme dalam Pandangan Syari’ah Islam” itu, Ustadz Fuadz menampilkan fakta dan data pemikiran sampah kaum liberal yang diambil langsung dari sumber para dedengkot liberal. Inilah beberapa ocehan para dedengkot liberal dalam akun twitternya masing-masing:
Mohamad Guntur Romli: Islam adalah agama oplosan Tuhan
“Adakah Islam yang murni? Tidak ada. Karena dari sononya Islam adalah ajaran oplosan.”
Saidiman: Menyembah matahari lebih penting daripada beribadah kepada Allah
“Acapkali saya berpikir, memuja matahari itu lebih penting dari memuja selainnya. Dia selalu memberi kita pagi yang indah ini.”
Luthfi Assyaukanie: Manusia tak butuh pelajaran agama, tapi butuh pengetahuan dan metode pengajaran
“Bukan pelajaran agama yang kita perlukan, tapi pengetahuan dan metode pengajaran yang lebih baik.”
“Sikap saya dari dulu jelas, jangan bawa-bawa agama ke sekolah-sekolah. Jangan jadikan sekolah rumah ibadah.”
Ahmad Syukron Amin: Ciuman cowok dan cewek bukan zina, melainkan shadaqah dan berpahala bila dilakukan secara sukarela.
“Shadaqah ialah pemberian secara sukarela tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Ciuman dengan non mahram termasuk contohnya.”
Ahmad Syukron Amin: Ciuman cowok dan cewek bukan kemungkaran bila tidak mengganggu warga
“Zina secara bahasa artinya bersetubuh. Maka, ciuman dengan non mahram belum termasuk zina. Ini definisi dalam fiqih, bukan syariah.”
“Jika lingkungan setempat menganggap ciuman di muka umum tidak merusak kenyamanan publik, maka hal tersebut bukan mungkar.”
Selain lima tokoh itu, Ustadz Fuadz juga mengungkap fakta dan data para tokoh pengusung faham pluralisme, di antaranya: Nasr Hamid Abu Zaid, Fazlur Rahman, Mohammed Arkoun, Amina Wadud, Sayyed Hosein Nashr, Thoha Husein, Salman Rushdi, Tasleema Nasreen, Ali Abdur Raziq, Munawir Sadzali, Mukti Ali, Harun Nasution, Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, Siti Musdah Mulia, Budhi Munawar Rahman, Nasaruddin Syamsudin, Anis Baswedan, Qomarudin Hidayat, Susilo Bambang Yudhoyono,  Hamid Basya’ib, Azyumardi Azra, Ulil Abshar Abdallah, Abdul Moqshith Ghazali, Nong Darul Mahmada, dan Adnan Buyung Nasution.
Karena itu, Ustadz Fuadz mewanti-wanti umat Islam agar mewaspadai Jaringan Islam Liberal (JIL). “Mereka adalah Jaringan Iblis La’natullah ‘alaih yang memiliki misi utama menghadang gerakan dakwah Islam yang mereka anggap Fundamentalis,” ujar ulama masa depan itu, mengutip pernyataan kelompok JIL dalam situs resmi islamlib.
Kesesatan kelompok JIL tersebut, lanjut Ustadz Fuadz, tak perlu disangsikan lagi. Karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sudah mengeluarkan fatwa haram terhadap Sepilis (sekularisme, pluralisme dan liberalisme). “Paham sekularisme, pluralisme, liberalisme bertentangan dengan  Islam oleh karena itu haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikuti paham tersebut,” ujarnya mengutip fatwa MUI tanggal 29 Juli 2005.
Dalam pandangan Islam, urai Ustadz Fuadz, para aktivis JIL itu sudah murtad dari Islam alias menjadi kafir karena berani mengolok-olok Islam. “Dalil-dalil Al-Qur’an menjelaskan bahwa mereka yang menghina dan mengolok-olok islam, telah murtad, kafir  dan keluar dari Islam,” tegasnya sembari mengutip Al-Qur’an surat At-Taubah 64-66).
“Dalil-dalil Al-Qur’an Menjelaskan bahwa hanya Islamlah agama yang diridhoi Allah dan agama selain Islam adalah kafir,” tandasnya setelah mengutip Al-Qur’an surat Ali Imran 19 dan Al-Ma’idah 73.
Karena Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah, lanjut Ustadz Fuad, maka agama selain Islam adalah kafir. Otomatis, umat manusia yang hidup setelah Nabi Muhammad SAW wajib masuk Islam. Hal ini dinyatakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits shahih riwayat Muslim, Thabrani dan Ahmad: “Tidak ada satupun orang dari umat ini yang mendengar seruanku, baik Yahudi maupun Nasrani, lalu mereka tidak beriman kepadaku, kecuali mereka akan dimasukkan ke dalam neraka.”
Terakhir, agar terhindar dari faham-faham sesat yang dikemas dalam bentuk apapun, Ustadz Fuadz menekankan agar umat Islam senantiasa memanjatkan doa yang diajarkan Rasulullah SAW: “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang haq adalah haq dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami yang batil adalah batil dan berilah kami kekuatan untuk menghindarinya,” pungkasnya. [taz(voa-islam.com) Ahad, 18 Mar 2012
(nahimunkar.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar