Laman

Jumat, 15 Juni 2012

Inikah trik-trik Habib RS dalam membela aliran sesat Syi’ah?


الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ؛ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَمَّا بَعْدُ :
BOLEH JADI umat Islam awam semakin dibuat bingung oleh sejumput sosok yang gemar berceloteh tentang madzhab dan aliran. Selama ini umat Islam mengenal madzhab empat yang terdiri dari Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Namun oleh pembela syi’ah dan praktisi bid’ah, ke dalam benak umat Islam ‘dipaksakan’ untuk menerima satu madzhab lagi, yaitu Ja’fari, yang dikatakan sebagai madzhab kelima yang diakui masyarakat dunia.
Padahal Madzhab Ja’fari yang dimaksud pembela syi’ah dan praktisi bid’ah adalah nama lain dari sekte syi’ah Imamiyah atau Itsna ‘Asyariyah (imam dua belas) yang berkembang dari Iran hingga Sampang, bahkan seluruh dunia. Sekte syi’ah ini mengkafirkan kelompok di luar mereka yang tidak beriman kepada konsep keimaman yang ada dalam rukun iman syi’ah. (lihat tulisan berjudul Inikah Senjata Pengusung Aliran Sesat Syi’ah dan Praktisi Bid’ah di http://nahimunkar.com/15197/inikah-senjata-pengusung-aliran-sesat-syiah-dan-praktisi-bidah/)

Selain madzhab Ja’fari, para pembela syi’ah dan praktisi bid’ah ini juga gemar memperdengarkan faham Asy’ari. Salah satu pengasong syi’ah yang pernah menyebut-nyebut faham Asy’ari ini adalah Zen Al-Hady. Ia menyebutkan bahwa faham Asy’ari dianut oleh komunitas NU, dan pada masa lalu paham dan praktik keagamaan versi madzhab Asy’ari ini pernah dinyatakan sesat bahkan kafir oleh pemerintah Saudi. (lihat tulisan berjudul Radio Silaturahim Pro Syi’ah? dihttp://nahimunkar.com/10988/radio-silaturahim-pro-syiah/)
Selain Zen Al-Hady, pentolah FPI juga termasuk yang gemar menyebut-nyebut faham Asy’ari ini. Misalnya, sosok bernama alias Abu Muhammad Yusuf yang dalam sebuah tulisan panjangnya –yang disebutnya ilmiah namun penuh dengan caci-maki– antara lain menyebutkan bahwa Habib Riziek Shihab itu pembela madzhab Asy’ari yang konon dikafirkan oleh kalangan Wahabi. Juga dikatakan, bahwa Indonesia ini adalah Negeri Asy’ari. (lihat tulisan berjudul Waspadai Ustadz Palsu Pembela Syi’ah di http://umarabduh.blog.com/2012/05/03/waspadai-ustadz-palsu-pembela-syi%E2%80%99ah/)
Umat ditipu untuk terjerumus ke apa yang mereka sebut Madzhab Ja’fari, tapi disebutnya mu’tadilah padahal sebenarnya Rafidhah (syi’ah sesat). Kemudian ditingkahi dengan menonjolkan faham Asy’ari. Mungkin ini sengaja dibikin bingung oleh pembela syi’ah dan praktisi bid’ah sehingga dalam kebingungan itu umat Islam hanya melongo ketika dikatakan madzhab ini dan itu juga bagian dari ahlus sunnah wal jama’ah meski praktik ibadahnya tidak menuruti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Madzhab Ja’fari adalah nama alias untuk sekte syi’ah laknatullah yang sesat menyesatkan dan mengkafirkan umat Islam bermadzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Sedang faham Asy’ari tidak mengkafirkan seperti itu. Bila Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali adalah madzhab fiqih, maka Asy’ari adalah aliran dalam aqidah.
Ketika makna sederhana, fiqih adalah hukum Islam praktis (yang diterapkan), sedangkan makna sederhana aqidah adalah keyakinan atau keimanan, lalu sebagian orang menjajakan Ja’fari dikesankan sebagai madzhab fiqh belaka padahal itu adalah aqidah sesat syi’ah, tentu ada maksud-maksud di balik itu.
Yang menjajakan kerancuan seperti itu ternyata menyuara seolah mewakili faham Asy’ari. Yaitu, mereka yang selama ini menjadikan salafy-wahabi sebagai isu. Kalau dipersonifikasi, mereka yang punya gelagat seperti itu antara lain Habib Riziek Shihab dan Said Agil Siradj. Bahkan ada yang berani menjamin, bahwa keduanya Asy’ari asli.
Keduanya (Habib Riziek Shihab dan Said Agil Siradj) punya kesamaan dan perbedaan. Persamaannya,sama-sama mendukung syi’ah namun tidak mau disebut syi’ah. Sama-sama praktisi bid’ah meski lulusan sekolah yang diledekin wahabi. Perbedaannya, dalam kasus Lady Gaga, Irshad Manji (lesbian, homoseks) dan Ahmadiyah, Habib Riziek Shihab kontra ketiganya; sedangkan Said Agil Siradj pro itu semua.
Nah, jalan pikiran umat yang awam tentu akan mudah sampai pada kesimpulan bahwa faham Asy’ari itu di sini tokohnya yang vokal adalah sosok pendukung syi’ah, praktisi bid’ah yang fiqih dan aqidahnya belum tentu selaras. Madzhab seperti inilah yang dibela habis-habisan oleh Habib Riziek Shihab sebagaimana bisa disimpulkan dari curahan hati Abu Muhammad Yusuf di internet.
Dengan kata lain, para pembela syi’ah dan praktisi bid’ah ini agar tidak begitu dikenali sebagai ‘musuh’ oleh umat Islam (ahlussunnah wal jama’ah), cenderung menonjol-nonjolkan identitasnya sebagai penganut faham Asy’ari, yang menurut mereka dianut oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia, sebagaimana dikatakan sosok bernama alias Abu Muhammad Yusuf (salah satu elite FPI) sebagai berikut: “Hei Wahabi ! Indonesia Negeri Asy’ari. Kalau tidak suka, ente ke Nejed saja tempat lahirnya Musailamah Al-Kadzdzab !!! Jangan pecah belah umat Islam di Indonesia !!!” (http://umarabduh.blog.com/2012/05/03/waspadai-ustadz-palsu-pembela-syi%E2%80%99ah/)
Dalam hal syi’ah, Habib Riziek Shihab pernah membagi syi’ah ke dalam tiga kategori yaitu Ghulat, Rafidhoh, dan Mu’tadilah. Syi’ah Ghulat tergolong kafir dan wajib diperangi, karena menjadikan Ali bin Abi Thalib RA sebagai nabi, bahkan Tuhan, serta meyakini bahwa Al-Qur’an sudah dirubah-ditambah-dikurangi (Tahrif). Sedangkan syi’ah Rafidhoh tergolong sesat, karena cenderung melakukan penghinaan, penistaan, pelecehan secara terbuka baik lisan atau pun tulisan terhadap para Sahabat Nabi SAW seperti Abu Bakar RA dan Umar RA atau terhadap para isteri Nabi SAW seperti ‘Aisyah RA dan Hafshah RA.
Golongan ketiga, syi’ah mu’tadilah tidak sesat dan tidak kafir karena hanya mengutamakan Ali bin Abi Thalib ra di atas para Shahabat Nabi lainnya (Abu Bakar ra, Umar Ibnul Khattab ra, Utsman bin Affan ra), dan lebih mengedepankan hadits riwayat ahlul bait daripada perawi hadits lainnya. Jadi, menurut Riziek Shihab yang difatwa sesat oleh MUI adalah syi’ah ghulat. (http://satuislam.wordpress.com/2009/05/07/ustadz-habib-muhammad-rizieq-shihab-%E2%80%9Cfatwa-mui-hanya-untuk-syiah-ghulat%E2%80%9D/)
Syi’ah Mu’tadilah inilah yang oleh Habib Riziek Shihab dimaksudkan sebagai madzhab Ja’fari. Padahal, sejatinya madzhab Ja’fari inilah yang merupakan sekte syi’ah paling dominan di Iran, terbentang luas hingga Sampang dan seluruh penjuru dunia lainnya. Penganut madzhab Ja’fari inilah yang mmebunuhi umat Islam di iran, Suriah, dan juga memicu bentrok Sampang. (lihat tulisan berjudul Habib RS Cenderung Syi’ah? di http://nahimunkar.com/11901/habib-rs-cenderung-syiah/).
Bagaimanapun, syiah Ja’fariyah sama sekali tidak dapat dibilang sebagai mu’tadilah. Justru syi’ah rafidhah yang memang sesat itulah syi’ah Ja’fariyah. Karena Syiah Rafidhah mempunyai beberapa nama yang lain yaitu:
  1. Syiah Itsa ‘Asyariah (Syiah 12), nisbat kepada keyakinan mereka akan adanya 12 imam.
  2. Syiah Al-Ja’fariah, nisbat kepada Ja’far Ash-Shadiq.
  3. Syiah Al-Imamiah, karena mereka meyakini Ali dan keturunannya adalah para imam, dan mereka masih menunggu seorang yang akan keluar di akhir zaman.
Syaikh Al-Islam berkata dalam Minhaj As-Sunnah (1/22), “Karenanya ada kemiripan antara mereka dengan Yahudi dalam hal keburukan, pengikutan terhadap hawa nafsu, dan selainnya dari akhlak-akhlak Yahudi. Dan ada kemiripan antara mereka dengan Nashrani dalam hal pengkultusan yang berlebihan, kejahilan, dan selainnya dari akhlak-akhlak Nashrani. Betapa miripnya mereka dengan mereka (Yahudi) dari satu sisi dan dengan mereka (Nashrani) dari sisi yang lain. Dan kaum muslimin senantiasa menyifati mereka dengan sifat ini.
[Diringkas dari Risalah fi Ar-Radd 'ala Ar-Rafidhah hal. 29-41]
Nah, dalam rangka membela-bela syi’ah agar bisa diterima di Indonesia, Habib Riziek Shihab tidak saja mensosialisasikan paham sesat syi’ah menjadi tiga bagian yang konon salah satunya layak diterima sebagai madzhab dalam Islam (madzhab Ja’fari alias syi’ah mu’tadilah menurut dia), ia juga berusaha meyakinkan umat Islam bahwa yang difatwa sesat oleh MUI adalah syi’ah ghulat. (lihathttp://satuislam.wordpress.com/2009/05/07/ustadz-habib-muhammad-rizieq-shihab-%E2%80%9Cfatwa-mui-hanya-untuk-syiah-ghulat%E2%80%9D/)
Padahal, syi’ah yang difatwa sesat oleh MUI Sampang ajarannya sama dengan syi’ah yang ada di tempat lain di Indonesia, sama dengan paham sesat syi’ah yang berlaku di Iran, Suriah, dan seluruh penjuru dunia. Jadi, upaya Habib Riziek Shihab membela-bela syi’ah dengan cara-cara tadi, menunjukkan bahwa ia benar-benar konsisten membela paham sesat syi’ah laknatullah yang merupakan induk kesesatan. Layakkah sosok yang getol memberangus Ahmadiyah, Lady Gaga, Irshad Manji, Majalah Playboy dan sebagainya itu tetapi konsisten membela syi’ah laknatullah ini disebut pembela Islam?
Sikap Riziek Shihab itu senada dengan sikap pembela syi’ah lainnya, yang mengatakan bahwa yang dikatakan sesat itu cuma syi’ah Sampang. Seolah-olah ada syi’ah-syi’ah lain yang tidak sesat. Ini jelas upaya pengelabuan khas pembela syi’ah. Selain gemar melakukan pengelabuan (talbis), para pembela syi’ah dan praktisi bid’ah ini gemar mengumbar tuduhan klise, bahwa pihak yang anti syi’ah dan bid’ah adalah orang-orang yang suka memecah belah umat Islam.
Di titik ini, gaya dan sikap para pembela syi’ah dan praktisi bid’ah ini sama saja dengan gaya dan sikap para pembela liberal. Pembela liberal selain menuding umat Islam yang sedang membela agamanya dengan julukan radikal, juga kerap meledeknya sebagai sumber perpecahan. Apakah adanya kesamaan ini menunjukkan bahwa keduanya mempunyai guru yang sama? Wallahu a’lam…
Habib Riziek Shihab pada sebuah kesempatan on air di Radio Silaturahim (Rasil) corong syi’ah di Cibubur Jakarta, tepatnya pada 20 Mei 2012 sore, menyangkal dirinya syi’ah. Selain menyangkal, Riziek juga mengakui pernah bersekolah di SMP Kristen Bethel Petamburan, Jakarta, tak jauh dari tempat tinggalnya. Namun hal itu tidak membuatnya menjadi murtadin.
Menurut catatan, Habib Riziek pernah menimba ilmu selama tujuh tahun di Saudi Arabia yang dijuluki berpaham Wahabi oleh para pembela syi’ah dan praktisi bid’ah, namun hal itu tidak membuatnya menjadi wahabi, justru konsisten dengan praktik bid’ahnya seperti maulidan, tahlilan upacara memperingati orang mati, dan sebagainya.
Namun, meski hanya sempat tujuh hari diundang ke Iran oleh Ayatullah Taskhiri [Taqrib bainal Mazahib] pada Mei 2006, Habib Riziek Shihab begitu kental pembelaannya terhadap syi’ah, seraya membungkus dirinya dengan atribut pembela Islam.
Meski dengan trik-triknya yang sebegitu, namun  tetap terdeteksi betapa kentalnya pembelaan Habib Riziek Shihab terhadap syi’ah. Sebagaimana bisa dibuktikan bahwa hingga kini ia hanya berani mengecam Ahmadiyah dan berbagai aliran sesat lainnya tetapi minus aliran sesat syi’ah.
Meski sebagian anggota masyarakat pernah memergoki ada sejumlah anggota komunitas Petamburan ini yang mempraktikkan shalat ala syi’ah di markasnya, namun tetap saja ia menyangkal menjadi fasilitator syi’ah sekaligus pembela syi’ah laknatullah.
Selain menyangkal menjadi pembela syi’ah, Habib Riziek Shihab juga gemar mencitrakan dirinya sebagai pembela faham Asy’ari. Lha, sekarang semakin jelas siapa Habib Riziek Shihab itu, karena berdasarkan pengamatan umat Islam yang awam sekalipun, ternyata yang dimaksud faham Asy’ari yang ditonjolkannya itu yang dia praktekkan tak lain adalah trik-trik sebagai pendukung syi’ah sekaligus praktisi bid’ah sebagaimana diuraikan di atas. Begitulah adanya.
وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا إلَى يَوْمِ الدِّينِ.
 (haji/tede/nahimunkar.com).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar