Laman

Jumat, 19 April 2013

Keikhlasan Ibnul Mubarok -rahimahullah- Ketika Berperang Melawan Romawi

Muhammad bin Al-Mutsanna menceritakan, Abdullah bin Sinan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Aku pernah bersama Abdullah bin Al-Mubarak dan Mu’tamar bin Sulaiman di Tarsus (di Turki sekarang). Orang-orang berteriak, ‘Musuh, musuh’. Ibnul Mubarak dan orang-orang lalu keluar, ketika dua kelompok sudah saling berhadapan. Seorang Romawi maju dan menantang perang tanding (satu lawan satu). Maka seorang lelaki (Muslim) maju, lelaki kafir itu berhasil menerjang dan membunuhnya. Begitulah berlangsung terus hingga ia berhasil membunuh enam orang Muslim. Ia dengan angkuh berdiri di antara dua kubu menantang perang tanding. Namun tak seorang pun yang melayaninya.

Tiba-tiba Ibnul Mubarak menoleh kepadaku (diceritakan ditempat lain bahwa beliau menggunakan penutup wajah sehingga tidak ada yang mengenalnya kecuali hanya manusia yang disebelahnya) seraya berkata, “Wahai Fulan, kalau aku terbunuh, lakukan ini dan ini.” Beliau lalu mengayuh tunggangannya dan menyerang lelaki kafir itu, dan terjadilah pertarungan untuk beberapa saat, dan akhirnya beliau berhasil membunuh orang kafir tersebut dan menantang perang tanding (orang kafir lainnya). Seorang kafir lain maju menghadapi beliau, namun berhasil beliau bunuh. Begitu terus berlangsung hingga beliau berhasil membunuh enam orang kafir. Beliau terus menantang bertanding, namun sepertinya mereka jadi penakut (dan membangkitkan kembali semangat jihad pasukan Muslim yang sebelumnya sempat sedikit kendur).
Beliau lantas menghentakkan tunggangannya menembus dua kubu yang berhadapan lalu menghilang. Kami seolah-olah tidak merasakan kejadian apa-apa (karena teramat terpananya). Tiba-tiba beliau sudah berada di sisiku seperti sebelumnya, seraya menandaskan, “Wahai Fulan, selama aku masih hidup, jangan engkau ceritakan hal ini kepada siapa-siapa.” (Siyar A’lam an-Nubala’ 8/408,409)
Sumber: Disalin ulang oleh al Akh Abu Abdillah Huda dari buku “Meneladani Akhlak Generasi Terbaik”, Abdul Aziz bin Nashir al-Julayyil & Baha’uddin bin Fatih Uqail, Penerbit Darul Haq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar