Laman

Minggu, 17 Oktober 2010

Fatwa tentang Krisis Libanon, Irak, Afghanistan, dan Palestin

(Bag. II)
Oleh: Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
“Pada masa ini telah banyak berbagai kejadian yang mengerikan yang menimpa kaum

muslimin, disebabkan karena serangan dari musuh-musuh Allah dari segala arah. Perang
di Afghanistan, perang di Irak, perang di Palestina, perang di Libanon. Namun yang kita
dengar dan yang kita baca dari para penulis berita, yakni semua hujatan ditumpahkan
kepada musuh-musuh Allah tersebut. Yakni dengan menyatakan kekejian perbuatan
mereka dan mengecam apa yang mereka perbuat.
Tentu hal ini adalah perkara yang tidak diragukan lagi. Namun apakah musuh yang kafir
tersebut akan menahan diri dari perbuatannya dengan berbagai kecaman tersebut? Orangorang
kafir, sejak dulu kala selalu menghendaki agar Islam dihapuskan dari permukaan
(bumi). Sebagaimana firman Allah:
(Yang artinya ) : “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.
(QS Al-Baqarah:217)
Akan tetapi permasalahannya adalah apa yang telah disiapkan oleh kaum muslimin untuk
menghadapi mereka dan mencegah sikap brutal mereka? Sesungguhnya yang wajib atas
mereka (diantaranya) :
- Pertama: melihat kenyataan kaum muslimin dalam pengamalan agamanya.
Sesungguhnya apa yang menimpa mereka hanyalah disebabkan karena mereka
melalaikan agamanya. Dalam sebuah atsar: “Jika orang yang mengenal-Ku berbuat
maksiat kepada-Ku, maka Aku akan menjadikan orang yang tidak mengenal-Ku untuk
menguasainya.” Apa yang telah menimpa Bani Israil disaat mereka meninggalkan agama
mereka dan membuat kerusakan di muka bumi ? Maka Allah menjadikan orang-orang
kafir Majusi menguasai mereka sehingga merekapun memporak-porandakan isi
kampung-kampung mereka - sebagaimana yang Allah sebutkan di awal surat Al-Isra’.
Dan Allah mengancam mereka apabila mereka kembali tetap dalam keadaan demikian,
maka Allah akan mengembalikan kesengsaraan tersebut kepada mereka. Maka kita harus
mengoreksi kondisi kita, lantas mengkoreksi apakah ada kekeliruan dalam menjalankan
agama kita. Sebab ketetapan dari Allah (Sunnatullah) tidaklah berubah. Sungguh Allah
Ta’ala berfirman:
 (Yang artinya ) : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya;
dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d: 11)



- Kedua: hendaklah kita melakukan persiapan untuk menghadapi musuh kita,
sebagaimana firman Allah Ta’ala:
(Yang artinya ) : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan yang kamu
mampu dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)
kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang
kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. (QS Al-Anfal:60)
Yaitu dengan cara pembentukan pasukan dan persenjataan yang layak dan kekuatan yang
dapat menaklukkan mereka.
- Ketiga: menyatukan kalimat kaum muslimin diatas aqidah, Tauhid dan menegakkan
hukum Syari’at, serta komitmen dengan Islam dalam setiap perkara kita, baik dalam
perkara mu’amalah, akhlaq, berhukum dengan Kitabullah (Al Qur’an), melakukan amar
ma’ruf dan nahi mungkar disertai mengajak kepada jalan Allah dengan ilmu dan
penjelasan serta ikhlas. Allah Ta’ala berfirman:
(Yang artinya ) : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan
janganlah kamu bercerai berai.” (QS Ali Imran: 103)
Dan firman-Nya:
(Yang artinya ) : “Janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar
dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar. (QS Al-Anfal :46)
Dan tidaklah mungkin terjadi persatuan bila berbeda dalam hal aqidah dan berbeda pula
dalam maksud dan tujuan. Sampai aqidahnya benar dan tujuan disatukan yaitu untuk
menolong kebenaran dan untuk meninggikan kalimat Allah. Alangkah baiknya jika para
khatib, para pemberi nasehat mengkonsentrasikan khutbah dan nasehat mereka dalam
perkara-perkara ini. Disamping mengecam perbuatan musuh yang melampaui batas,
menjelaskan tujuan-tujuan busuk mereka.
Sesungguhnya musuh Allah tersebut tidaklah memaksudkan untuk melemahkan kaum
muslimin dan merampas kekayaan mereka (muslimin) saja. Namun maksud utama
mereka adalah merusak aqidah kaum muslimin dan memalingkannya dari agama mereka,
sampai mereka berhasil mengikis habis hingga ke akar-akarnya. Ini yang ingin aku
peringatkan berkenaan tentang menyikapi krisis yang menimpa ini.
3
Allah senantiasa mengatakan kebenaran dan membimbing ke jalan yang lurus. Shalawat
serta salam Allah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabatnya.”
Transkrip asli dalam bahasa Arab :
———————————————————————————-
———————————————————————————-
(Ditranskrip oleh Al-Akh Ahmad Diwani dalam situs Sahab. Url sumber situs
http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=337224 dan diterjemahkan oleh Al
Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi).
(Dikutip dari http://www.darussalaf.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=309)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar