Laman

Senin, 31 Januari 2011

Mengingkari Tauhid Asma Wa Sifat

Oleh
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan



Pertanyaan
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya : Apa yang dapat kita katakan kepada mereka yang mengingkari Tauhid Asma wa Sifat dan menganggapnya sebagai sesuatu yang dibuat oleh orang-orang belakangan ?

Jawaban.

Tauhid Asma wa Sifat termasuk salah satu dari tiga macam Tauhid : Tauhid Uluhiyah, Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma wa Sifat.

Tauhid Uluhiyah: Kewajiban Pertama Seorang Manusia

Permasalahan tauhid sangat penting dalam pandangan Islam. Kesalahan dan penyimpangan dalam masalah ini sangat berbahaya, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para ulama memberikan perhatian serius dalam permasalahan ini. Khususnya tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah yang langsung menjadi intisari peribadatan setiap manusia.


Oleh karena itu, Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandang kewajiban pertama bagi hamba Allah adalah syahadatain yang berisi tauhid uluhiyah dan mutaba’ah, sebagaimana dijelaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, “Sesungguhnya para salaf dan para imam sepakat memandang kewajiban pertama yang diperintahkan kepada hamba adalah syahadatain. Juga sepakat orang yang mengucapkan syahadatain sebelum baligh-nya tidak diperintahkan untuk memperbarui hal tersebut setelah (mencapai usia) baligh.” (Dar’u Ta’arudh al-Aqli wan-Naqli, 8/11)

Makna Tauhid Uluhiyah Dan Tauhid Adalah Inti Dakwah Para Rasul

Oleh
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan





Uluhiyah adalah Ibadah.

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyari'atkan seperti do'a, nadzar, kurban, raja' (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah (takut) dan inabah (kembali/taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir.

Makna Tauhid Rububiyah dan Kefitrahannya serta Pengakuan Orang-orang Musyrik Terhadapnya.

Kitab Tauhid 1
oleh: Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al fauzan


Tauhid adalah meyakini keesaan Allah dalam rububiyah, ikhlas beribadah kepadaNya, serta menetapkan bagiNya nama-nama dan si?fat-sifatNya.

Dengan demikian, tauhid ada tiga macam: tauhid rububi?yah, tauhid uluhiyah serta tauhid asma' wa sifat.

Setiap macam dari ketiga macam tauhid itu memiliki makna yang harus dijelaskan agar menjadi terang perbedaan antara ketiganya.

Kamis, 27 Januari 2011

Tempat Keluarnya Dajjal, Dajjal Tidak Memasuki Kota Makkah Dan Madinah, Pengikut-Pengikut Dajjal

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA



Dajjal akan keluar dari arah timur, dari Khurasan, dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan. Kemudian mengembara ke selurah penjuru bumi. Maka tidak ada satu pun negeri yang tidak dimasukinya kecuali Makkah dan Madinah, karena kedua kota suci ini selalu dijaga oleh malaikat.

Dalam hadits Fatimah binti Qais terdahulu disebutkan bahwa Nabi saw bersabda mengenai Dajjal,

"Artinya : Ketahuilah bahwa dia berada di laut Syam atau laut Yaman. Oh tidak, bahkan ia akan datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur? Apa itu dari arah timur... Dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah timur." [Shahih Muslim 18 : 83]

Fitnah Dajjal, Jawaban Terhadap Orang Yang Mengingkari Munculnya Dajjal

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA




Fitnah Dajjal merupakan fitnah paling besar di antara fitnah-fitnah, yang ada semenjak Allah menciptakan Adam hingga datangnya hari kiamat. Hal ini disebabkan. Allah memberikan hal-hal yang luar biasa padanya yang memukau dan membingukan akal pikiran.


Dalam riwayat-riwayat disebutkan bahwa Dajjal memiliki surga dan neraka. maka surganya itu adalah neraka dan nerakanya adalah surga. Dia juga memiliki sungai-sungai air dan gunung-gunung roti. Dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lantas langit pun menurunkan hujan, memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan lantas bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan segala hasilnya. Dia dapat melintasi bumi dari satu tempat ke tempat lain dengan kecepatan yang luar biasa, bagaikan hujan yang ditiup angin kencang, serta kejadian-kejadian luar biasa lainnya.

Inilah dia pemberitaan berimbang tentang TKW di Arab Saudi

Fenomena TKI di Arab Saudi

Oleh Ustadz Abu Abdillah Sofyan Chalid bin Idham Ruray



Sebuah pemerintahan Islam atau masyarakat Islam bukanlah sebuah kumpulan orang-orang yang tidak pernah berbuat dosa sama sekali, sehingga kita bisa menuduh para ulama yang membimbing masyarakat tersebut telah gagal atau tidak becus dalam membina negaranya.

Bahkan di masa kepemimpinan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang masyarakatnya adalah generasi terbaik ummat ini, ada orang yang didera karena minum khamar[1], ada yang dirajam karena berzina[2], bahkan ada yang murtad keluar dari Islam[3]. Namun tidak ada satupun yang menuduh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah gagal mendidik para sahabatnya. Karena memang, tidak ada satupun manusia yang terjaga dari kesalahan selain para Nabi dan Rasul ‘alaihimussalam, olehnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

Tumbal dan Sesajen, Tradisi Syirik Warisan Jahiliyah


Ritual mempersembahkan tumbal atau sesajen kepada makhuk halus/jin yang dianggap sebagai penunggu atau penguasa tempat keramat tertentu adalah kebiasaan syirik (menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan makhluk) yang sudah berlangsung turun-temurun di masyarakat kita. Mereka meyakini makhluk halus tersebut punya kemampuan untuk memberikan kebaikan atau menimpakan malapetaka kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan tumbal atau sesajen tersebut mereka berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan mereka dipenuhinya.

Selamatkan Jogja dengan taubat bukan dengan tumbal

Sedih ... sakit ... rasanya! Melihat ulah sebagian manusia Yogyakarta. Belum genap sebulan kita diberi peringatkan Allah, dengan meletusnya gunung teraktif di indonesia yaitu gunung merapi. Di mana tidak sedikit korban yang berjatuhan, harta benda yang hangus oleh dahsyatnya merapi. Yang semua musibah ini ada yang mengaturnya yaitu Allah. Dan musibah ini mungkin adalah teguran dari-Nya, untuk kita. Semua itu terjadi karena dosa kita.
Tapi saudaraku, apa yang kalian lakukan?

Selasa, 25 Januari 2011

Pesta Duka Di Hari 'Asyura

Oleh
Ustadz Ali Musri Semjan Putra




Para pembaca, kali ini kami mengajak untuk menyimpak berbagai keyakinan sesat Syiah tentang pesta duka di bumi Karbala yang mereka peringati setiap tanggal sepuluh Muharram (hari 'Asyura). Mereka melakukan berbagai bentuk penyiksaan diri dengan benda-benda tajam, seperti rantai besi, pedang, cambuk dan benda tajam lainnya. Hal itu mereka yakini sebagai bukti cinta (palsu) mereka kepada Ahlul Bait (Keluarga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam), yang diwujudkan dalam bentuk kesedihan dan kedukaan atas terbunuhnya cucu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam Husain Radhiyallahu 'anhuma di tempat tersebut. Silahkan menyimak dan semoga bermanfaat.

Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Mu'awiyah

Oleh
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari


KEUTAMAAN MU'AWIYAH BIN ABI SUFYAN RADHIYALLAHU 'ANHU
Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnad-nya, dari Abdurrahman bin Abi Umairah al Azdi, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyebut Mu'awiyah dan berkata: "Ya, Allah. Jadikanlah ia orang yang menuntun kepada hidayah dan berilah ia hidayah".[1]

Ishaq bin Rahuyah berkata,"Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang keutamaan Mu'awiyah Radhiyallahu 'anhu ; (dan) an Nasaa-í juga berkata demikian."


Hadits yang paling kuat dalam masalah ini adalah hadits Abdurrahman bin Abi Umairah di atas.

Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Mu'awiyah Dan Pertikaiannya Dengan Ali

Oleh
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari


PERSELISIHAN ANTARA ALI DAN MU'AWIYAH SERTA PENDIRIAN AHLU SUNNAH DALAM MENYIKAPINYA
Tidak syak lagi, bahwasanya Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu dan orang-orang yang menyertainya lebih patut dikatakan sebagai kelompok yang benar daripada yang lainnya.

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya (1065) dari hadits al Qasim bin al Fadhl al Haddani, dari Abu Nadhrah dari Abu Sa'id Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

تَمْرُقُ مَارِقَةٌ عِنْدَ فُرْقَةٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَقْتُلُهَا أَوْلَى الطَّائِفَتَيْنِ بِالْحَقِّ


"Kelak akan muncul satu kelompok yang menyempal ketika terjadi pertikaian di antara kaum Muslimin. Kelompok itu akan diperangi oleh kelompok yang lebih mendekati kebenaran dari dua kelompok (yang bertikai itu)"

Dengan Dalih Kajian Ilmiah, Cendikiawan-Cendikiawan Muslim Ramai Merendahkan Kedudukan Rasulullah

Oleh
Ustadz Abu Minhal


Kondisi sulit menyelimuti umat Islam dalam kurun dua abad terakhir. Terutama dengan munculnya konspirasi dari musuh-musuh Islam, misalnya upaya memberangus Khilafah Islamiyyah, cengkeraman Barat (Nashara) terhadap negeri-negeri Islam secara militer, politik maupun ideologi, dan dengan kegigihannya, mereka juga bermaksud memporak-porandakan keutuhan masyarakat muslim melalui putra-putri Islam sendiri yang telah dicekoki konsep-konsep kufur dan atheisme. Upaya ini kian memperburuk keberadaan kaum Muslimin. Apalagi ditambah dengan berkembangnya arus kebodohan, bid'ah dan khurafat di tengah kaum Muslimin.

Imam Ja'far Ash-Shadiq Rahimahullah, Imam Ahli Sunnah, Bukan Milik Syi'ah

Oleh
Muhammad 'Ashim bin Musthafa


Tokoh yang masih keturunan Ahli Bait ini, termasuk yang dicatut oleh ahli bid'ah (baca: Syi'ah) sebagai tokohnya. Padahal jauh panggang dari api. Aqidahnya sangat berbeda jauh dengan aqidah yang selama ini diyakini orang-orang Syi'ah.

NASAB DAN KEPRIBADIANNYA
Ia adalah Ja'far bin Muhammad bin 'Ali Zainal 'Abidin bin al Husain bin 'Ali bin Abi Thalib, keponakan Rasulullah dan istri putri beliau Fathimah Radhiyallahu 'anha. Terlahir di kota Madinah pada tahun 80 H dan wafat di kota yang sama pada tahun 148 H dalam usia 68 tahun.

Nikah Mut'ah (Kawin Kontrak)

Oleh
Ustadz Armen Halim Naro


PENDAHULUAN
Pernikahan merupakan sunnatullah pada alam ini, tidak ada yang keluar dari garisnya, manusia, hewan maupun tumbuhan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah" -QS adz Dzariyat ayat 49-. Allah memilih sarana ini untuk berkembang-biaknya alam dan berkesinambungannya ciptaan, setelah mempersiapkan setiap pasangan tugas dan posisi masing-masing.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan manusia seperti ciptaan yang lainnya, tidak membiarkan nalurinya berbuat sekehendaknya, atau membiarkan hubungan antara laki-laki dan perempuan kacau tidak beraturan. Tetapi Allah meletakkan rambu-rambu dan aturan sebagaimana telah diterangkan oleh utusanNya, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.[1]

Kamis, 20 Januari 2011

PAJAK DALAM ISLAM (NASEHAT UNTUK PARA PEMUNGUT PAJAK)

Oleh: Abu Ibrahim Muhammad Ali
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membiarkan manusia saling menzhalimi satu dengan yang lainnya, Allah dengan tegas mengharamkan perbuatan zhalim atas diri-Nya, juga atas segenap makhluk-Nya. [1] Kezhaliman dengan berbagai ragamnya telah menyebar dan berlangsung turun temurun dari generasi ke generasi, dan ini merupakan salah satu tanda akan datangnya hari kiamat sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Sungguh akan datang kepada manusia suatu zaman saat manusia tidak peduli dari mana mereka mendapatkan harta, dari yang halalkah atau yang haram” [HR Bukhari kitab Al-Buyu : 7]
Di antara bentuk kezhaliman yang hampir merata di tanah air kita adalah diterapkannya sistem perpajakan yang dibebankan kepada masyarakat secara umum, terutama kaum muslimin, dengan alasan harta tersebut dikembalikan untuk kemaslahatan dan kebutuhan bersama. Untuk itulah, akan kami jelaskan masalah pajak ditinjau dari hukumnya dan beberapa hal berkaitan dengan pajak tersebut, di antaranya ialah sikap kaum muslimin yang harus taat kepada pemerintah dalam masalah ini. Mudah-mudahan bermanfaat.

Bolehkah Kita Berwudhu Di Kamar Mandi?

Pertanyaan:

Assalamu'alaikum. Ustadz, ana mau tanya, bolehkah kita berwudhu di kamar mandi? (Indrawan Saputra)

Jawaban:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu.

Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin, washshalaatu wassalaamu 'alaa rasulillaah khairil anbiyaa'I wal mursaliin wa 'alaa 'aalihii wa shahbihii ajma'iin.

Amma ba'du:



Boleh berwudhu di dalam kamar mandi, apabila aman dari percikan najis.

Rabu, 19 Januari 2011

Memperlakukan Anak Dengan Lemah Lembut Tanpa Kekerasan

Sebuah tragedi memilukan dan susah untuk dipahami. Seorang anak kecil tewas terbunuh oleh orang tuanya sendiri, lantaran orang tua gregetan atas tangisan sang anak yang tidak segera berhenti. Sang ayah pun “memperlihatkan” kekuatannya, sehingga darah dagingnya tersebut menghembuskan nafas terakhir, di tangan orang tuanya sendiri.

Kisah memilukan semacam ini bukan imajinatif, tetapi pernah terjadi. Sebuah tindak kekerasan orang tua di lingkungan keluarga. Yang semua terjadi karena sikap emosi dan ketidak sabaran. Padahal, tubuh mungil itu seharusnya mendapatkan belaian kasih sayang. Karena kewajiban bagi orang tua untuk memberikan bimbingan bagi anak, sebagai implementasi amanah yang dibebankan kepada orang tua. Meski saat menghadapi sang anak, tak mustahil orang tua merasa kewalahan karena perilaku yang tidak menyenangkan dari si anak. Begitulah, anak yang merupakan amanah, tetapi juga bisa menjadi sumber cobaan.

Larangan Berkata.. Seandainya…

Oleh
Ustadz Abu Haidar as Sundawi


Salah satu di antara sekian banyak penyimpangan yang dilakukan oleh lisan adalah mengatakan “seandainya” yang digunakan untuk menggugat taqdir atau syariat, atau untuk mengungkapkan kerugian (rasa sial) dan penyesalan terhadap apa yang sudah terjadi. Allah Azza wa Jalla berfirman :
يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَّا قُتِلْنَا هَاهُنَا

… Mereka (orang-orang munafik) berkata: "Seandainya kita memiliki (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini”… [Ali Imran : 154].

Ungkapan orang-orang munafik dalam firman Allah ini, adalah ungkapan “seandainya”, yang bermaksud untuk menggugat syari’at.

Asbabun nuzul ayat ini adalah, peristiwa yang diceritakan oleh ‘Abdullah bin Zubair pada waktu perang Uhud, dia berkata : Zubair mengatakan : “Aku melihat diriku bersama-sama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika kami ditimpa rasa takut yang amat sangat, lalu Allah memberi rasa ngantuk kepada kami. Tak ada seorangpun di antara kami, kecuali merasakan ketakutan ini pada hati mereka,” Zubair berkata lagi : “Lalu, demi Allah, aku mendengar ucapan Muattib bin Qusyair. Aku tidak mendengarnya, kecuali seperti mimpi. Muattib mengatakan,’Seandainya kita memiliki hak campur tangan dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan terbunuh disini’.”

Kamis, 13 Januari 2011

MENGENAL SANTA CLAUS/SINTERKLAS

Santa Claus bukan ajaran yang berasal dari paganisme, tetapi bukan pula ajaran Kristen. Sinterklas ini adalah ciptaan seorang pastur yang bernama “Santo Nicholas” yang hidup pada abad keempat Masehi. Hal ini dijelaskan oleh Encyclopedia Britannica, volume 10 halaman 648 – 649, edisi kesebelas, yang berbunyi sebagai berikut :

“St. Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by Greeks and Latins on the 6th of December…. A legend of his surreptitious bestowal of dowries on the three daughters of an impoverished citizen…. Is said to have originated the old custom of giving presents in the secret on the Eve of St. Nicholas [Dec. 6], subsequently transferred to Christmas day. Hence the association of Christmas with Santa Claus….”.

HARI IBADAH KRISTEN ITU MINGGU ATAU SABTU ?

Islam : Dalam alkitab ada yang disebut the ten commandments atau sepuluh perintah Allah. Yang ingin ku tanyakan, apakah ke sepuluh firman Allah tersebut masih berlaku atau tidak?

Kristen : Oh jelas masih berlaku sampai sekarang

Islam : Kalau boleh tahu di kitab mana itu?

Kristen : Itu terdapat dalam Kitab Taurat Musa yaitu pada kitab Ulangan 5:7-21

Jangan ada padamu Tuhan lain di hadapanKu


Jangan membuat patung yang menyerupai apapun yang di langit atas atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya, atau beribadah kepadanya.

Sejarah Natal


Kata Christmas (Natal) yang artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass, diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran “Yesus”. Perayaan yang diselenggarakan oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katholik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu ? Sebab Natal itu bukan ajaran Bibel (Alkitab), dan Yesus pun tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katholik Roma pada abad ke-4 ini berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.

Kuis Bibel Berhadiah Pesawat Boeing 747: Jawaban Untuk Pendeta Budi Asali

BUKU “Mustahil Kristen Bisa Menjawab : Berhadiah Mobil BMW” karya Insan Mokoginta (Wencelclaus) memantik polemik panjang dengan para pendeta dan penginjil. Dalam buku saku 150 halaman tersebut, Insan yang muallaf mantan Kristen berdarah China Manado itu mengemukakan sepuluh pertanyaan seputar Alkitab (Bibel), yang masing-masing pertanyaan disayembarakan dengan hadiah uang tunai sepuluh juta dan mobil BMW.
Beberapa pertanyaan yang diajukan muallaf mantan Kristen berdarah China Manado ini antara lain : Mana pengakuan Yesus dalam Alkitab bahwa dia beragama Kristen?; Mana perintah Yesus dalam Alkitab untuk kebaktian di gereja pada hari Minggu?; Mana foto wajah Yesus yang asli dan siapa pemotretnya?; Mana dalil Alkitab bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember?; Siapa yang hafal Alkitab di luar kepala walau satu surat saja?; Mana dalilnya asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pasti masuk surga?; dll.

Kepalsuan Riwayat Bertaubatnya Nabi Adam ‘Alaihis-Salaam


Pada kesempatan ini akan coba saya tuliskan studi singkat tentang satu hadits yang banyak menyebar di kalangan masyarakat tentang tawassulnya Nabi Adam ‘alaihis-salaam kepada Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Hadits ini banyak ditulis di buku buku dan disebarkan di mimbar-mimbar dengan menegaskan keshahihannya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Padahal riwayat ini adalah sangat lemah, bahkan palsu (maudlu’). Untuk mempersingkat, berikut riwayat yang dimaksudkan :

Minggu, 09 Januari 2011

SEKALI LAGI TENTANG IHYA’UT TURATS (2)

Disarikan dari artikel Al-Ustadz Firanda as-Soronji untuk menepis syubhat dan menjawab tuduhan para ghulat



(Bagian 2)



Pengantar 2 : Nasehat Syaikh Ibrahim ar-Ruhaili

Fatwa ini beliau[*] sampaikan dalam daruroh ilmiyyah yang diadakan oleh Ma’had Al-Irsyaad al-‘Aali As-Salafi di Malang pada tanggal 18 juli 2006

[*] Beliau adalah salah seorang ulama salafi di Madinah, serta pengajar resmi di mesjid Nabawi.

Penanya berkata, “Syaikh yang mulia –semoga Allah memberkahi anda- saya punya pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang terjadi antara salafiyin di Indonesia. Bagaimanakah sikap kami terhadap saudara-saudara kami yang keras mentahdzir semua yang mengambil bantuan dari yayasan Ihya’ At-Turots dimana mereka menyangka bahwa hukum mengambil bantuan (dari yayasan Ihya’ At-Turots) hanya satu, maksudku yaitu para ulama tidak berselisih akan tidak bolehnya mengambil bantuan dari yayasan ini. Diantara saudara-saudara kami yang keras tersebut ada yang mengatakan bahwa permasalahan ini bukanlah permasalahan khilafiyah yaitu bukan permasalahan ijtihadiah. Maka dengan demikian ia berkata, ‘Kita harus mentahdzir semua orang yang bermu’amalah dengan yayasan ini karena mereka adalah turotsiyun, para mubtadi’ dan kita harus menghajr mereka.’ Apa pendapat anda wahai Syaikh yang mulia dalam permasalahan ini?”

SEKALI LAGI TENTANG IHYA’UT TURATS (1)

Disarikan dari artikel Al-Ustadz Firanda as-Soronji untuk menepis syubhat dan menjawab tuduhan para ghulat



(Bagian 1)

Pengantar

Nasehat al-‘Allamah al-Muhaddits Syaikh ‘Abdul Muhsin bin Hamd al-‘Abbad al-Badr, salah seorang ulama yang paling senior di Madinah, tentang sikap sebagian Ahlus Sunnah di Indonesia yang meng-hajr dan mencela saudara-saudara mereka yang bermu’amalah dengan Yayasan Ihya` at-Turats:


“Aku katakan, tidak boleh bagi Ahlus Sunnah di Indonesia untuk berpecah belah dan saling berselisih disebabkan masalah mu’amalah dengan Yayasan Ihya` at-Turats, karena ini adalah termasuk perbuatan setan yang dengannya ia memecah belah di antara manusia. Namun yang wajib bagi mereka adalah besungguh-sungguh untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Hendaknya mereka meninggalkan sesuatu yang menimbulkan fitnah. Yayasan Ihya` at-Turats memiliki kebaikan yang banyak, bermanfaat bagi kaum muslimin di berbagai tempat di penjuru dunia, berupa berbagai bantuan dan pembagian buku-buku. Perselisihan disebabkan hal ini tidak boleh dan tidak dibenarkan bagi kaum muslimin. Dan wajib atas Ahlus Sunnah di sana (di Indonesia, pen) untuk bersepakat dan meninggalkan perpecahan.” [Jawaban berupa nasehat ini beliau sampaikan di masjid seusai shalat Zhuhur, Kamis, 13 Oktober 2005, atau 10 Ramadhan 1426 H. Pada kesempatan tersebut yang meminta fatwa adalah Abu Bakr Anas Burhanuddin, Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah Zain, dan Abu ‘Abdil Muhsin Firanda Andirja -penyusun risalah ini-. Kami juga telah minta izin kepada beliau untuk menyebarkan fatwa ini sebagai nasehat bagi Ahlus Sunnah yang ada di Indonesia.]

Menyoal Bermu'amalah Dengan Yayasan Ihya'ut Turats

Oleh
Syaikh Dr. Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily



Pertanyaan

Syaikh Dr. Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily ditanya : Syaikh yang mulia, sebagaimana kita ketahui, penyebab terbesar perselisihan salafiyin di Indonesia adalah, bermu’amalah dengan Jum’iyyah Ihya’ut Turats di Kuwait. Sebagian saudara kita menganggap yayasan ini hizbiyyah sururiyah, berdasarkan fatwa beberapa ulama. Mereka mengatakan, orang yang bermu’amalah dengan yayasan ini, berarti ia Sururi. Sebagian dari mereka juga mengatakan, orang yang diam dan tidak melakukan hajr (mengisolasi, memboikot) orang yang bermu’amalah dengan yayasan ini, berarti juga Sururi.

Terapi Penyakit Suka Sesama Jenis

Oleh
Ustadz Muhammad Arifin Badri


Dalam setiap proses pengobatan, langkah pertama yang ditempuh oleh dokter atau tenaga medis adalah melakukan diagnosis. Tujuannya, ialah untuk mengetahui penyebab penyakit yang diderita. Diagnosis ini dapat ditempuh dengan berbagai cara, mulai dari wawancara dengan pasien, hingga dengan test laborat dengan menggunakan teknologi canggih.

Islam sendiri telah memudahkan proses pengobatan. Yaitu dengan cara mengajarkan kepada umatnya hasil diagnosa yang benar-benar aktual. Allah Ta'ala yang telah menurunkan penyakit, telah mengabarkan kepada kita bahwa di antara faktor yang menjadi penyebab datangnya penyakit adalah perbuatan dosa kita sendiri.

Kriteria Binatang Yang Haram Di Makan

Oleh
Ustadz Nurul Mukhlisin Asyraf


Makanan mempunyai pengaruh yang besar pada diri seseorang. Bukan saja pada badannya, tetapi pada perilaku dan akhlaknya. Bagi seorang muslim, makanan bukan saja sekedar pengisi perut dan penyehat badan, sehingga diusahakan harus sehat dan bergizi sebagaimana yang dikenal dengan nama “Empat sehat lima sempurna”, tetapi selain itu juga harus halal. Baik halal pada zat makanan itu sendiri, yaitu tidak termasuk makanan yang diharamkan oleh Allah, dan halal pada cara mendapatkannya.

Keistimewaan-Keistimewaan Al-Qur'an

Oleh
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu


Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasul kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, dimulai dengan surat al-Fatihan dan ditutup dengan surat an-Nas, bernilai ibadah bagi siapa yang membacanya, berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ


Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل satu huruf dan م satu huruf. [HR. Bukhari].

Berbenah Diri Untuk Penghafal Al-Qur'an

Oleh
Dr. Anas Ahmad Kurzun



Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menjamin kemurnian Al-Qur`ân telah memudahkan umat ini untuk menghafal dan mempelajari kitab-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan para hamba-Nya agar membaca ayat-ayat-Nya, merenungi artinya, dan mengamalkan serta berpegang teguh dengan petunjuknya. Dia Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikan hati para hamba yang shalih sebagai wadah untuk memelihara firman-Nya. Dada mereka seperti lembaran-lembaran yang menjaga ayat-ayat-Nya.

Sabtu, 08 Januari 2011

Pembagian Harta Waris, Siapakah Yang Berwenang Membagi Harta Waris?

Oleh : Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron


Problema keluarga sehubungan dengan pembagian harta waris atau pusaka, akan bertambah rumit manakala diantara para ahli waris ingin menguasai harta peninggalan, sehingga berdampak merugikan orang lain. Tak ayal, permusuhan antara satu dengan lainnya sulit dipadamkan. Akhirnya solusi yang ditawarkan dalam pembagian waris tersebut ialah dengan dibagi sama rata. Atau ada juga yang menyelesaikannya di meja pengadilan dan upaya lainnya.

Kamis, 06 Januari 2011

Fathimah Radiyallahu ‘anha Memahami Arti Jilbab yang Sesungguhnya


Adakah kaum muslimin dan muslimah yang tak mengenal sosok Fathimah binti Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam? Rasanya tak mungkin! Beliau radiyallahu’anha satu-satunya putri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang hidup mendampingi beliau hingga wafatnya beliau ke Rafiqil a’la.1 Fathimah az-Zahra radiyallahu’anha adalah ratu bagi para wanita di surga (Sayyidah nisa ahlil jannah). Pemahaman beliau tentang arti jilbab yang sesungguhnya sangat layak untuk disimak dan direnungi oleh para muslimah yang sangat merindukan surga dan keridhaan RabbNya. Sudah sempurnakah kita menutup aurat kita seperti apa yang difahami Shahabiyah?

Aisyah, Keutamaannya dan Keluasan Ilmunya


Beliau, Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq,atau juga biasa dipanggil dengan al-Shiddiqiyah yang dinisbatkan kepada al-Shiddiq yaitu orang tuanya sendiri Abu Bakar, kekasih Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.Seorang wanita mulia dan istimewa dimana sebagian dari ilmu agama kita ini diambil darinya.Begitu banyak keutamaan dan kemuliaan yang dimilikinya , semoga Allah meridhainya dan mengumpulkannya dengan kekasihnya yang paling dicintainya yaitu Nabi kita Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.

Rabu, 05 Januari 2011

Umar bin Abdul Aziz, Sang Teladan (2)

Penulis: Ridho Abdillah, Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ushuluddin UIM

Kedudukannya dalam ilmu.

Para ahli yang menulis biografi Umar bin Abdul Aziz sepakat bahwa beliau termasuk salah satu Imam (panutan dalam ilmu pengetahuan) di zamannya, sebagaimana ditegaskan Malik dan Sufyan bin Uyainah[1]. Di samping itu beliau juga digelari al-'Allamah (yang luas ilmunya), al-Mujtahid (ahli Ijtihad[2]) dan al-Hafidz (panutan dalam ilmu hadits)[3].


Suatu hari di umurnya yang masih 'seumur jagung' beliau pernah mengunjungi Abdullah bin Umar bin Khattab. Sepulangnya dari kunjungan tersebut beliau pun berkata kepada ibunya, "Ibu! Aku ingin sekali menjadi seperti kakek Abdullah bin Umar", hal itu beliau katakan berulang-ulang.[4]

Umar bin Abdul Aziz, sang teladan

Penulis: Ridho Abdillah, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ushuluddin UIM  
Prolog

Di tengah keheningan malam, di bawah atap rumah yang tidak seberapa bagusnya, sayup-sayup terdengar suara seorang perempuan penjual susu kepada anak gadisnya, "Campurlah susu ini dengan air!", katanya. Serta merta sang anak pun menolak seraya bertanya: "Apakah ibu tidak takut kalau hal ini diketahui khalifah Umar bin Khattab? "Umar tidak akan tahu", jawab ibunya spontan. Dengan penuh keyakinan gadis itu pun menimpali, "Kalau pun Umar memang tidak mengetahuinya, apakah berarti Tuhan yang menciptakan Umar juga tidak mengetahuinya?”. Sang ibu pun terperanjat lalu terdiam seribu bahasa.

Di sisi bumi yang lain, di bawah remang-remang cahaya rembulan, di samping dinding rumah penjual susu, berdirilah seseorang yang sedari awal mendengarkan percakapan itu melalui celah-celah di dinding rumah, seseorang yang sangat berwibawa, Umar bin Khattab sang khalifah.

Mahmud bin Sabaktekin, Pengibar Panji Tauhid di India

Penulis: Sufyan Baswedan, Lc (Mahasiswa Fak. Hadits UIM)

Ikhwati Fillah, tahukah Antum bahwa Afghanistan adalah bumi Islam yang kaya akan orang-orang besar? Tak hanya para ulama yang dilahirkan di sana, namun sejak dahulu hingga kini, Afghanistan merupakan sarang pejuang militan. Salah satu dari sekian pejuang tersebut adalah Sultan Mahmud bin Sabaktekin Al Ghaznawi yang lahir di Ghaznah, kota di sebelah selatan Kabul.


Beliau termasuk penakluk hebat yang pasukan berkudanya berhasil mencapai India, dan menegakkan panji-panji Islam di sana. Konon luas wilayah yang berhasil ditundukkannya setara dengan jumlah seluruh penaklukkan yang terjadi di masa Amirul Mukminin Umar bin Khatthab t.

Pernikahan Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa sallam

Lima tahun berselang dari hilful fudhul tepatnya ketika beliau berusia 25 tahun beliau menikahi Khodijah bintu Khuwailid seorang janda terhormat, mulia dan kaya raya. Khodijah sebelum menikah dengan Rosululloh pernah menikah dengan dua orang. Pertama dengan ‘Atieq bin ‘Aa’idz Al Makhzumi dan melahirkan seorang putri setelah itu ia menikah dengan Abu Haalah Hindun bin Al Nabaasy Al Tamiemi dan melahirkan seorang putra, lalu Abu Haalah meninggal di masa jahiliah. Pernikahan beliau dengan Khodijah merupakan perkara yang pasti dan disepakati kaum muslimin dengan dasar pernyataan ‘Aisyah:

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak menikahi wanita lain atas Khodijah sampai khodijah wafat. (HR Muslim)

Selasa, 04 Januari 2011

Bimbingan untuk meraih pahala besar.

Ditulis oleh Ust Badrusalam 
Setiap manusia mempunyai tabiat ingin meraih kebaikan yang banyak, baik dalam materi duniawi maupun pahala ukhrawi, namun orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat lebih mengharapkan pahala akhirat dari kesenangan dunia yang sedikit, karena akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.

Allah memerintahkan kita untuk mencari akhirat tanpa melupakan dunia :

وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللهُ الدَّارَ الأَخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا.


“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia…”. (Al Qashash : 77).

HAKIKAT NABI KHIDIR

Ditulis oleh Ust Badrusalam


Kisah Nabi Khidir ‘alaihissalam sudah sangat terkenal dan masyhur dikalangan kaum muslimin, karena telah ada dalam al qur’an surat al kahfi ayat 60 – 82.


Beliau adalah teman Nabi Musa bin Imran ‘alaihissalam dan tidak benar orang yang mengklaim bahwa beliau bukan teman Nabi Musa bin Imran, sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Bukhary dan Muslim dari Sa’id bin Jubair beliau berkata : saya bertanya kepada Ibnu ‘Abbas bahwa Nufa al bakaaly mengklaim bahwa Musa yang berjumpa dengan Nabi Khidir bukanlah Musa bani Israil akan tetapi Musa yang lainnya. Lalu beliau menjawab :” Musuh Allah itu telah berdusta (sangat salah) “.

FENOMENA MARAKNYA PERDUKUNAN

Ditulis oleh Ust Badrusalam

Maraknya kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan alternatif cukup kuat, tak Cuma jamu tradisional dan pijat refleksi, tapi pengobatan lewat makhluk halus seperti jin banyak diminati.

Konglomerat jin, mudrika misalnya juga ikut laris, para normal menurut istilah kerennya, dukun menurut istilah kampungnya, orang pintar / tua menurut istilah jawanya…telah bermunculan dimana-mana.


Sebutan boleh berbeda - beda, namun hakikatnya tetap sama, sama-sama menyimpang dan merusak aqidah islam yang benar.

Apakah negara yang tidak berhukum dengan hukum islam disebut negara kafir ?

Ditulis oleh Ust Badrusalam


Gegabah dalam memvonis sebagai negara kafir seringkali membawa sikap yang merugikan islam, sehingga konskwensinya adalah munculnya pemberontakan dan huru hara, dan yang menjadi korban adalah rakyat jelata yang tak berdosa.


Ketahuilah saudaraku, berhukum dengan selain hukum islam adalah dosa besar yang mendatangkan kemurkaan Allah dan adzabnya, namun tidak setiap yang berhukum dengan hukum selain islam itu dikafirkan kecuali apabila disertai istihlal (meyakini bahwa Allah menghalalkan berhukum dengan selain hukum islam) atau juchud (mengingkari kewajiban berhukum dengan hukum Allah), atau ‘ienad (menentang disertai dengan sombong dan melecehkan).

Senin, 03 Januari 2011

Hukum membaca Al Qur'an di kuburan.

Sebelum kita membahas hukum membaca Al Qu'an di kuburan, baiknya kita bahas dahulu hukum menghadiahkan bacaan Al Qur'an kepada mayat: Para ulama berbeda pendapat, apakah menghadiahkan bacaan Al Qur'an kepada mayat sampai atau tidak?

Pendapat pertama: Madzhab hanbali, hanafi, salah satu riwayat dari imam Asy Syafi'I, dan pendapat ulama terakhir dari madzhab Maliki dan sebagian Syafi'iyah berpendapat bahwa menghadiahkan bacaab Al Qur'an akan sampai kepada mayat, Al Bahuti berkata: "Imam Ahmad mengatakan bahwa sampai kepada mayat semua kebaikan, berdasarkan nash-nash yang menunjukkan kepada hal itu, juga karena manusia di negeri-negeri berkumpul membaca Al Qur'an untuk dihadiahkan kepada mayat tanpa pengingkaran, sehingga menjadi ijma' mereka". (Hasyiat ibnu Abidin 1/605).

Beberapa Praktek Bid'ah Dalam Pemakaman Dan Pengiringannya

Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani



[1]. Menyembelih kerbau sesampainya jenazah di kuburan sebelum pemakamannya dan kemudian membagikannya kepada semua orang yang mengiringinya. [Al-Ibdaa, hal. 114]

[2]. Meletakkan darah hewan yang disembelih saat keluarnya jenazah dari rumah di kuburan

[3]. Mengumandangkan dzikir di sekitar tempat pembaringan mayit sebelum pemakamannya.

[4]. Mengumandangkan adzan saat memasukkan mayit di kuburan. [Haasyiyatu Ibni Abidin I/837]

[5]. Menurunkan mayit ke dalam kuburan dari arah kepala.[Rujuk kembali masalah ke-103]

[6]. Menaruh sedikit tanah Al-Husain ke mayit saat menurunkannya ke dalam kuburan, karena tanah tersebut akan memberi rasa aman dari segala yang menakutkan. [1]

Beberapa Kesalahan Tehadap Al Qur'an

I. TENTANG BERKUMPUL UNTUK MEMBACA AL QUR'AN

1. Membaca Al Qur'an secara berjama'ah (koor)

Membaca Al Qur'an termasuk ibadah yang paling afdhal, dan pada prinsipnya hendaklah cara membaca ini disesuaikan dengan cara yang pernah dilakukkan oleh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam dan para shahabatnya Radhiallaahu anhum . Membaca Al Qur'an dengan satu suara tidak pernah dilakukan oleh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam dan para shahabatnya, akan tetapi mereka membaca sendiri-sendiri atau salah satu dari mereka membaca dan yang lainnya mendengarkan bacaan tersebut. Namun jika tujuannya untuk belajar mengajar Insya Allah tidak apa-apa.


Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam pernah memerintahkan kepadanya untuk membaca Al Qur'an maka ia berkata: Wahai Rasulullah, apakah aku akan membaca Al Qur'an untukmu, padahal Al Qur'an itu diturunkan kepadamu? Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya aku senang untuk mendengarkannya dari selainku." (HR. Al Bukhari No. 5050).

BID’AH-BID’AH SEPUTAR QIRA’AH (BACAAN AL-QUR’AN)

Oleh
Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid



BEBERAPA BID’AH PARA AHLI QIRA’AH YANG DISEBUTKAN OLEH PARA ULAMA
1. Berlebih-lebihan melafazhkan huruf, bahkan menyalahi cara dan hukum penyebutan huruf karena adanya cara bertajwid yang dibuat-buat dan bahkan dipaksa-paksakan, sehingga meleset dari bacaan yang mudah dan lurus yang sesuai dengan firman Allah:

وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا

"Dan bacalah al-Qur’an dengan tartil" [al-Muzzamil : 4]

2. Membaca al-Qur’an bukan dengan logat Arab.

3. Membaca seperti cara orang fasik dan fajir (durhaka).

4. Membaca dengan nada dan gerakan tertentu. Seperti yang dilakukan oleh sebagian pengikut Tareqat yang membaca dengan iringan tarian/dansa/joget seperti yang dilakukan di halaman masjid al-Husein di Mesir dengan ditonton oleh orang banyak.

5. Membaca dengan cara melagu. Dan bid’ah yang lebih parah dari itu jika bacaan disertai dengan alat musik.

6. Melagu serta banyak mengulang-ulangi laguan.

Membaca Kalamullah Dengan Benar Nan Indah (2): Ilmu Tajwid

1. Menurut bahasa
Menurut bahasa, kata “tajwid” diambil dari “sesuatu yang baik”, lawannya adalah “jelek”. Diambil dari kata جَوَّدَ – يُجَوِّدُ – تَجْوِيْدًا yang artinya adalah perbaikan, penyempurnaan, pemantapan. (Qowaid Attajwid hlm. 24). Serta, dikatakan bagi orang yang baik dalam bacaan Al-Quran dengan mujawwid.


2. Menurut istilah
Menurut istilah, tajwid adalah keluarnya semua huruf hijaiyah dari makhraj-nya (tempat keluarnya) dengan memberikan hak dan keharusannya dari sifat tersebut.

Membaca Kalamullah dengan Benar Nan Indah (1)

Tipe Manusia dalam Membaca Al-Quran

Para ulama qurro’(ahli baca Al-Quran –muslimah) yang mu’tabar (diakui keilmuannya –muslimah) telah membagi tipe-tipe manusia dalam membaca Al-Quran menjadi tiga macam:


1. Muhsin ma’jur

Muhsin ma’jur adalah orang yang baik dalam membaca Al-Quran dan mendapat pahala, yaitu orang-orang yang membaca Al-Quran dengan baik dan sempurna sebagaimana yang telah diturunkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka orang seperti ini akan mendapatkan kemuliaan sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan,

اَلْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَ الَّذِيْ يَقْرَؤُهُ وَ يَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَ هُوِ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Orang yang pandai dalam membaca Al-Quran itu akan bersama dengan para malaikat yang mulia, dan barangsiapa yang membaca Al-Quran dengan tersendat-sendat (terbata-bata) dan merasa keberatan maka baginya dua pahala.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Haramnya Nikah ala Siti Nurbaya

Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تُنْكَحُ الْأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ وَلَا تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ إِذْنُهَا قَالَ أَنْ تَسْكُتَ
“Tidak boleh menikahkan seorang janda sebelum dimusyawarahkan dengannya dan tidak boleh menikahkan anak gadis (perawan) sebelum meminta izin darinya.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mengetahui izinnya?” Beliau menjawab, “Dengan ia diam.” (HR. Al-Bukhari no. 5136 dan Muslim no. 1419)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الثَّيِّبُ أَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا وَالْبِكْرُ يَسْتَأْذِنُهَا أَبُوهَا فِي نَفْسِهَا وَإِذْنُهَا صُمَاتُهَا
“Seorang janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya, sedangkan perawan maka ayahnya harus meminta persetujuan dari dirinya. Dan persetujuannya adalah diamnya.” (HR. Muslim no. 1421)

Keutamaan Mengucapkan Salam

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah-rumah yang bukan rumah kalian sebelum kalian meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” (QS. An-Nur: 27)

Allah Ta’ala berfirman:

تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُبَارَكَةً

“Salam yang ditetapkan dari sisi Allah yang berberkah.” (QS. An-Nur: 61)