Laman

Senin, 29 Oktober 2012

Hadits Tsaqalain

abu fathimah
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah, washshalatu wassalamu ala rasulillah wa shahbihi wa man waalah, wa ba’du:
Banyak dari penganut syi’ah yang mendasarkan ajaran mereka dengan hadits tsaqalain dan mengatakan hadits ini menunjukkan pengangkatan Ahlul Bait Rasulillah sebagai imam atau khalifah, lalu bagaimanakah sebenarnya mendudukkan hadits tsaqolain?
Berikut ini rangkuman kami dari ceramah al Ustadz Abu Hamzah -hafidzahullah- semoga memberi manfaat bagi kita semua.
Sudah sangat terkenal hadits Nabi -Shalallahu alaihi wasalam- yang berwasiat :

تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ مَا اِنْ تَمَسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا اَبَدَ كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِى

“Aku tinggalkan kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang dengan kedua-duanya, yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnahku.”
Hadits ini shahih riwayat imam Hakim dan ibnu Abdil Barr dan yang lain. kita sangat paham sebagai muslim ahlussunnah bahwa untuk menjadi muslim yang baik harus rujuk kepada al Qur’an dan sunnah meninggalkan hal yang baru yang menyimpang yang menyalahi Rasulullah.

Akan tetapi kita mendapati hadits yang dengan redaksi lain yang jarang masuk ke telinga kita, yang harus kita sampaikan yaitu hadits ‘itrotiy / tsaqolain “keluargaku/dua perkara berat” – kitabku dan ahli baitku -, yang sangat perlu disampaikan agar kita tidak lemah dalam menghadapi subhat yang dimasukkan oleh orang syi’ah tentang hadits tsaqolain ini.
Diriwayatkan oleh banyak imam tentang hadits kitaballahi wa itrotiy ahli baity.
Hadits turmudzi diriwayatkan : waktu nabi haji wada’, hadits dari jabir : saya melihat Rasulullah -shalallahu alaihi wa salam- dalam hajinya hari arafah : ‘wahai manusia sesungguhnya aku tinggalkan di tengah kalian jika kalian mengambilnya kalian tidak akan sesat yaitu kitabullah dan itrotiy (ahli baitiy) “keluargaku”‘. para ulama banyak yang mendoifkan dan ada yang mensohihkan seperti syeikh albaniy -Rahimahullah-.
Hadits Imam Ahmad dari Abu Said al Hudriy : Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam bersabda “Sesungguhnya telah dekat bagiku untuk dipanggil (Tuhanku), aku pun akan memenuhi panggilan itu.
Dan sesungguhnya aku tinggalkan tsaqalain (dua peninggalan yang sangat berharga) kepada kalian, yaitu: Kitabullah ‘Azza wa Jalla dan keturunanku. Kitabullah adalah tali (Allah) yang terbentang dari langit ke bumi, dan keturunanku Ahlulbaitku. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui telah memberi tahuku bahwa keduanya tidak akan berpisah sehingga keduanya berjumpa denganku di Telaga. Oleh karena itu, perhatikanlah kalian dalam memperlakukan keduanya sepeninggalku. “
yamg kami tebalkan adalah riwayat yang dhoif.
yang shohih adalah yang diriwayatkan imam muslim dari zaid bin akrom :  “Dan aku tinggalkan kepada kalian tsaqalain (dua peninggalan yang berharga), salah satunya adalah Kitabullah (al-Qur’an) yang dalamnya mengandung petunjuk dan cahaya. Ambillah kitabullah itu dan berpegang teguhlah kepadanya,” ia  menganjurkan dengan dorongan yang kuat agar umatnya berpegang teguh kepada Kitabullah. Kemudian ia bersabda, “Dan Ahlulbaitku, aku mengingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlulbaitku, aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlulbaitku.”
dari hadits di atas kita dapati bahwa ahli bait bukan untuk dipegangi tapi untuk dihormati, dicintai dan hati-hati jangan menyakiti mereka.
Bagaimana mendudukkan kedua hadits tersebut “kitabullah wa sunnatiy” dengan “kitabullah wa itrotiy”
  • Qu’an dan sunnah itu tetap (paten) hingga yaumil qiyamah.
  • Ahlul bait maka tidak konstan (tidak paten) : karena ahlul bait zaman nabi beda dengan ahlul bait nabi yang sekarang.
zaman rasulullah ahlul bait nabi adalah sahabat nabi, sedang ahlul bait nabi zaman sekarang berbeda-beda ada yang ahlussunnah ada yang syi’ah dan ada yang lainnya. Lantas ahlul bait nabi yang mana..?
Maka yang paling benar adalah apa yang dikatakan imam Muslim yaitu kita harus hati-hati dengan ahlul bait Rasulullah jangan mendzolimi mereka, jangan menyakiti mereka.
Syeikh Albaniy -Rahimahullah- menshohihkan hadits tsaqolain dan menjelaskan bahwa maknanya kembali kepada hadits pertama “kitabi wa sunnatiy” untuk berpegang kepada Kitab Allah dan Ahli bait Rasul yang mengikuti sunnah nabi.
Jadi Hadits tsaqolain adalah perintah Rasul agar kita menyempurnakan kecintaan kita kepada Rasul dengan mencintai ahli bait beliau jangan membenci apalagi mencaci, mendzolimi dan menyakiti keluarga Rasul, karena mereka adalah keluarga dari Rasul maka kita harus memenuhi hak-hak dari ahli bait Rasul, jika kita memiliki guru saja kita hormati keluarganya apalagi ini adalah keluarga Rasulillah -shalallahu alaihi wa salam-.
Syiah membawa berpegang kepada ahlul bait kepada makna imamah sehingga mereka menuntut kekhalifahan untuk ahlul bait. dan apa yang jadi aqidah dan rukun iman penganut syi’ah ini maka tidak ada korelasinya sama sekali dengan hadits tsaqolain tersebut karena hadits tersebut tidak membahas pengangkatan khalifah untuk ahlul bait akan tetapi untuk memberi hak-hak dari ahli bait Rasulullah. wa shalallahu alaihi wa ala ali baitihi wa ashabihi ajma’in.
Gensyiah.com, October 2, 2012
Ilustrasi: syiahindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar