Ketiga
Hadits Yang Menyebutkan Bahwa Puasa Dapat Menjadikan Sehat
اغزوا تغنموا وصُوْمُوْا تَصِحُّوْا وسافروا تستغنوا.
وفي رواية: صُوْمُوْا تَصِحُّوْا.
وفي رواية: سافروا تَصِحُّوْا٬ وصُوْمُوْا تَصِحُّوْا٬ واغزوا تغنموا.
Artinya: “Berpuasalah, niscaya kamu akan sehat.”
Derajat: Dha’if/Lemah. Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath (VIII/174, no. 8312), dan Al-Kabir (XI/63, no. 11052), Abu Nu’aim dalam Thibbun Nabawi (I/236, no. 113), Al-‘Uqailiy dalam Adh-Dhu’afa’ (II/92), Imam Al-‘Iraqi dalamTakhrijul Ihya’ (II/754, no. 2771), Al-‘Ajluniy dalam Al-Kasyful Khafa’ (I/445), danMushannaf ‘Abdirrazaq (V/168-169, no. 9269 dan V/11, no. 8819). Lihat juga SilsilahAdh-Dha’ifah (I/420, no. 253).
Dari jalur Muhammad bin Sulaiman bin Abi Dawud dia berkata, telah berkata kepada kami Zuhair bin Muhammad dari Suhail bin Abi Shalih dari bapaknya dari Abu Hurairah dia berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Dan Ath-Thabraniy meriwayatkan dari jalur Syaikhnya Musa bin Zakariya dengan sanadnya sampai kepada Muhammad bin Sulaiman bin Abi Dawud dengan sanadnya sampai kepada Abu Hurairah secara marfu’.
‘Illat (cacat) Hadits:
- Musa bin Zakariya, dia seorang yang dha’if, sebagaimana di jelaskan oleh para ulama ahlul hadits, diantaranya:
- Adz-Dzahabiy berkata: تكلم فيه الدارقطني
- Ad-Daruquthniy berkata: أنه متروك
- Al-Hakim berkata: أنه متروك
- Lafazh hadits ini tidak diriwayatkan dari Suhail kecuali Zuhair bin Muhammad Al-Anbariy Al-Khurasaniy, sebagaimana ditegaskan oleh Imam Ath-Thabrani dalam Mu’jam al-Ausath(VIII/174, no. 8312).
- Zuhair bin Muhammad seorang yang dha’if dalam riwayat ahli syam, termasuk hadits ini. Sebagaimana di jelaskan oleh para ulama ahlul hadits, diantaranya:
- Yahya bin Ma’in berkata: خراساني ضعيف
- An-Nasa’i berkata: ليس بالقوي
- Abu Hatim berkata: محله الصدق في حفظه سوء
- Al-Bukhari berkata: روى عنه أهل الشام مناكير
- Dan lain-lain. [Lihat Al-Mizan (VI/541-542), Lisanul Mizan (VII/178), As-Siyar(VIII/188), Al-Kamil (IV/177), Al-Jarh wa Ta’dil (III/590), At-Tarikhul Kabir (III/427),Tahdzibul Kamal (IX/414), dan Taqribut Tahdzib (hal. 205, no. 2049)]
- Apabila ahli syam meriwayatkan suatu hadits dari Zuhair bin Muhammad maka haditsnyamunkar, seperti hadits di atas. Telah meriwayatkan darinya Muhammad bin Sulaiman bin Abi Dawud Al-Harani, dan dia dari ahli syam. Sebagaimana di jelaskan oleh para ulama ahlul hadits, diantaranya:
- Abu Hatim berkata: منكر الحديث
- An-Nasa’i berkata: لا بأس به
- Ibnu Hajar berkata: صدوق
- Dan lain-lain. [Lihat Al-Jarh wa Ta’dil (VII/267), Taqribut Tahdzib (hal. 850), Al-Mizan(VI/172), Tsiqat Ibnu Hibban (IX/69), Tahdzibul Kamal (XXV/303), dan Tahdzibut Tahdzib(VII/186)]
Imam Al-‘Iraqi berkata: “Min hadits Abu Hurairah bisanadin dha’if.” [Lihat Takhrijul Ihya’(II/754, no. 2771)]
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ibnu ‘Adiy (VII/2521), dari jalur Nahsyal bin Adh-Dhahak dari Ibnu ‘Abbas secara marfu’.
- Nahsyal bin Sa’id bin Wardan adalah seorang yang dha’if. Sebagaimana di jelaskan oleh para ulama ahlul hadits, diantaranya:
- Yahya bin Ma’in berkata: ليس بشيء٬ ليس بثقة
- Ishaq bin Rahawaih berkata: كان كذابا
- An-Nasa’i berkata: متروك الحديث
- Abu Dawud Ath-Thayalisiy berkata: كذاب
- Abu Hatim berkata: ليس بقوي، متروك الحديث، ضعيف الحديث
- Abu Zur’ah berkata: خراساني ضعيف
- Al-Bukhari berkata: أحاديثه مناكير
- Ibnu Hajar berkata: متروك، وكذبه إسحاق بن راهويه
- Dan lain-lain. [Lihat Al-Jarh wa Ta’dil (VIII/496), At-Tarikhul Kabir (VIII/115), Al-Majruhin (III/52), Taqribut Tahdzib (hal. 1009)]
- Keterputusan sanad antara Adh-Dhahhak dengan Ibnu ‘Abbas adalah karena Adh-Dhahhak bin Muzahim tidak mendengarnya dari Ibnu ‘Abbas. Sebagaimana di jelaskan oleh para ulama ahlul hadits, diantaranya:
- Yahya bin Sa’id Al-Qaththan: كان شعـبة ينكر أن يكون الضحاك لقي إبن عـباس قـط
- Ath-Thayalisiy berkata, aku mendengar ‘Abdul Malik bin Maisarah berkata:
الضحاك لم يلق إبن عـباس
- Al-Albaniy berkata: لم يسمع من ابن عباس
- Dan lain-lain. [Lihat Al-Kamil (V/149-152), Al-Mizan (III/446), dan Silsilah Adh-Dha’ifah(I/421, no. 253)]
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ibnu ‘Adiy dalam Al-Kamil (III/226), dari jalur Al-Husain bin ‘Abdullah bin Dhamirah dari bapaknya dari kakeknya dari ‘Ali secara marfu’.
- Husain bin ‘Abdullah bin Dhamirah bin Dhamrah al-Hamiriy Madaniy, seorang yangdha’if. Sebagaimana di jelaskan oleh para ulama ahlul hadits, diantaranya:
- Ahmad bin Hanbal berkata: متروك الحديث٬ لا يساوي شيئا
- Ibnu Ma’in berkata: ليس بثقة ولا مأمون٬ ليس بشيء٬ ليس حديثه شيء
- Abu Hatim berkata: ترك الناس حديث الحسين بن ضميرة٬ هو عندي متروك الحديث كذاب
- Abu Zur’ah berkata: ليس بشيء٬ ضعيف الحديث٬ أضريب على حديثه
- Al-Bukhari berkata: منكر الحديث٬ تركه علي وأحمد
- Abu Dawud berkata: ليس بشيء
- An-Nasa’i berkata: ليس بثقة ولا يكتب حديثه
- Ibnu Hibban berkata: روى عن ابيه عن جده بنسخة موضوعة
- Ad-Daruquthniy berkata: متروك
- Ibnu Hajar berkata: كذبه مالك
- Dan lain-lain. Lihat, Al-Jarh wa Ta’dil (III/58), At-Tarikhul Kabir (II/388), Al-Majruhin(I/244), Dzail Al-Kasyf (hal. 77), dan Ta’jil al-Manfa’ah (I/450-451)]
Syaikh Al-Albani berkata: “Dha’if.” [Lihat Silsilah Adh-Dha’ifah (I/420, no. 253)]
Ash-Shaghaniy berkata: “Dan hadits ini adalah maudhu’.” [Lihat Maudhu’at Ash-Shaghaniy(hal. 7, no. 51), Silsilah Adh-Dha’ifah (I/420, no. 253), dan Fawa’idul
Bersambung -insyaallah-
***
muslimah.or.id
Penyusun: Ummu Sufyan Rahmawaty Woly bintu Muhammad
Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits
muslimah.or.id
Penyusun: Ummu Sufyan Rahmawaty Woly bintu Muhammad
Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits
Maraji’:
1. Al-Ba’itsul Hatsits Syarh Ikhtishar ‘Ulumil Hadits, AL-Hafizh Ibnu Katsir, cetakan Maktabah Al-Ma’arif, Riyadh.
2. Al-Ihkam fi Ushulil Ahkam, Imam Abi Muhammad Ali bin Ahmad bin Sa’id bin Hazm, cetakan Darul Afaq Al-Jadidah, Beirut.
3. Al-Maudhu’at min Al-Ahaditsil Marfu’at, Ibnul Jauzi, cetakan Adhwa’us Salaf, Riyadh.
4. Al-Wadh’u fil Hadits, Dr. ‘Umar Hasan Falatah, cetakan Maktabah Al-Ghazali, Damaskus.
5. As-Sunnah Qabla At-Tadwin, Muhammad ‘Ajaj Al-Khathib, cetakan Maktabah Wahbah, Kairo.
6. As-Sunnah wa Makanatuha fit Tasyri’ Al-Islami, Mushthafa As-Siba’i, cetakan Al-Maktab Al-Islami, Damaskus.
7. Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyyah, Abu ‘Ubaidah Yusuf As-Sidawi dan Abu ‘Abdillah Syahrul Fatwa, cetakan Pustaka Darul Ilmi, Bogor.
8. Fathul Bari bi Syarh Shahih Bukhari, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, cetakan Darul Hadits, Kairo.
9. Hadits Lemah dan Palsu yang Populer di Indonesia, Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf.
10. Irwa’ul Ghalih fi Takhriji Ahadits Manaris Sabil, Muhammad Nashiruddin Al-Albani, cetakan Al-Maktab Al-Islami, Beirut.
11. Manzilatus Sunnah fit Tasyri’ Al-Islami, Muhammad Aman bin ‘Ali Al-Jami, cetakan Darul Minhaj, Kairo.
12. Musthalahul Hadits, Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, cetakan Daar Ibnul Jauzi, Riyadh.
13. Penolakan M. Quraish Shihab Terhadap Hadits Keberadaan Allah (Sebuah Tinjauan Kritik Hadits), Sofyan Hadi bin Isma’il Al-Muhajirin, skripsi kelulusan sarjana Fakultas Tafsir Hadits UIN, Bandung.
14. Qawa’idut Tahdits, Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi, cetakan Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, Beirut.
15. Shahih Muslim, Imam Abi Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi, cetakan Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, Beirut.
16. Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah, Muhammad Nashiruddin Al-Albani, cetakan Maktabah Al-Ma’arif, Riyadh.
17. Sunan Ibnu Majah, Abi ‘Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Qazwini (Ibnu Majah), cetakan Maktabah Al-Ma’arif, Riyadh.
18. Syarh Manzhumah Al-Baiquniyyah, Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, cetakan Maktabah Al-‘Ilmu, Kairo.
19. Syarh Nukhbatul Fikr fi Musthalah Ahlil Atsar, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy, cetakan Darul Mughniy, Riyadh.
20. Syarhus Sunnah, Imam Abu Muhammad Al-Hasan bin ‘Ali bin Khalaf Al-Barbahari, cetakan Maktabah Darul Minhaj, Riyadh.
21. Tadribur Rawi, Al-Hafizh Jalaluddin As-Suyuthi, cetakan Daar Thaybah, Riyadh.
22. Taisir Musthalahul Hadits, Mahmud Ath-Thahhan, cetakan Maktabah Al-Ma’arif, Riyadh.
23. Takhrijul Ihya’ ‘Ulumuddin, Al-Hafizh Abi Fadhl Zainuddin ‘Abdurrahman bin Husain Al-‘Iroqi, cetakan Maktabah Daar Thabariyyah, Riyadh.
24. Tamamul Minnah fit Ta’liq ‘ala Fiqhus Sunnah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, cetakan Daar Ar-Rayah, Riyadh.
25. Taqribut Tahdzib, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, cetakan Baitul Afkar Ad-Dauliyyah, Riyadh.
26. Dan kitab-kitab lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar