Nasab dan Kelahiran Ibnul Qayyim al-Jauziyah Rahimahullah
Beliau adalah Abu Abdillah Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa’ad bin Hariiz bin Maki Zainuddin az-Zura’I ad-Dimasyqi al-Hanbali. Yang lebih terkenal dengan panggilan Ibnul Qayyim al-Jauziyah.
Perjalanan beliau dalam Menuntut Ilmu
Ibnul Qayyim rahimahullah tumbuh berkembang di keluar yang dilingkupi dengan ilmu, keluarga yang religius dan memiliki banyak keutamaan. Ayahanda, Abu Bakar bin Ayyub az-Zura’i beliau adalah pengasuh di al-Madrasah al-Jauziyah. Disinilah al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah belajar dalam asuhan dan bimbingan ayahanda beliau dan dalam arahannya yang ilmiyah dan selamat.


Diantara sebab kerasnya sebagian saudara kita yang men-tahdzîr secara membabi buta adalah, mereka mengambil manhaj mereka (maksud saya bukan dalam hal aqidah dan fikih, tapi dalam hal tahdzîr men-tahdzîr dan tabdî' men-tabdî') hanya dari segelintir masyayikh yang sesuai dengan selera mereka, dan meninggalkan manhaj para ulama Kibâr (senior) seperti Syaikh Bin Bâz, Syaikh Al-'Utsaimîn, Syaikh Al-Albâni, Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbâd, Syaikh Shâlih Al-Fauzân, para anggota Kibâr al-‘Ulamâ’, dan para anggota Al-Lajnah Ad-Dâ`imah.
Al-Ustadz Dzulqornain menulis :
Akhir-akhir ini semakin marak dan tersebar dakwah sunnah di tanah air –dengan semata-mata karunia dan anugrah Allah-, terlebih-lebih dengan kemudahan menangkap siaran Radio Rodja dan RodjaTV di seantero tanah air. Kita hanya bisa memuji Allah atas segalanya…sama sekali tidak ada andil kita dalam tersebarnya dakwah Sunnah…semuanya dari Allah…lisan dan kata-kata tidak mampu untuk mengungkapkan kegembiraan di hati sebagian orang atas masuknya dakwah sunnah sampai di daerah-daerah terpencil. Bahkan beberapa waktu yang lalu saya mendengar kegembiraan salah seorang mahasiswa Universitas Islam Madinah yang berasal dari Sulawesi Utara, yang menceritakan bahwa masyarakat di kampung kelahirannya sangat jauh dari agama. Jika ia pulang kampung dan hendak sholat di masjid kampung, maka ia harus membersihkan terlebih dahulu mesjid yang kotor dan penuh dengan kotoran kambing-kambing yang masuk ke dalam masjid. Masjid ditinggalkan masyarakat. Diapun yang mengumandangkan adzan, lalu yang mengumandangkan iqomat, dan dia hanya bisa sholat sendirian tanpa jama'ah. Dialah sang muadzin, sang imam, dan sang makmum??!!