Di masa lalu, ada seorang yang dianggap mufti (ahli fatwa) oleh manusia. Dia berhalangan karena hendak safar, maka anaknya diminta menggantikan posisinya selama dia safar. Bapaknya sadar bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang ilmu syariat atau yang berkaitan majlis fatwa. Sadar dengan hal itu, Si Anak berkata : “Wahai Bapakku! Bagaimana aku menggantikan posisimu, aku kan tidak tahu apa-apa!?
Bapaknya menjawab : ”Saya akan beri satu petunjuk yang membuat engkau selamat sampai aku kembali”.
Si Anak menimpali “Apa itu?”.
Kemudian si Anak nya mengucapkan : Wahai Bapak, Jazaakallah khoir, dan si Bapak pun pergi. Kemudian datangalah orang-orang. Begitulah, setiap ada pertanyaan dijawab sebagaimana yang telah direncanakan, tanpa malu dengan jawaban singkat tersebut.
Kemudian diantara mereka ada seseorang yang cerdas, mengetahui bahwa orang ini jahildan mengkhawatirkan pengaruhnya kepada yang lain. Dan dia suruh seseorang disebelahnya untuk bertanya: Apakah pada Allah ragu? (A fillah syakkun?)
Ketika ditanyakan, Si Mufti (palsu) itu menjawab : Dalam masalah ini ada dua pendapat….(tertawalah majlis syaikh Albani).
Syaikh Albani mengatakan bahwa hakikat cerita ini bisa saja khurafat tapi ini nyata persis seperti kondisi sekarang. Bagaimana manusia menyangka sebagian orang itu ahli ilmu, ahli fiqih, padahal orang tersebut hanyalah orang jahil, namun disebut oleh manusia sebagai kaum cendekiwan.
Cerita dengan suara asli Syaikh Albani rahimahullah bisa di download disini
Artikel: Salafyitb.Wordpress.com publikasi ulang oleh Moslemsunnah.Wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar