Sebagaimana diceritakan oleh murid Imam Nawawi, Ibnu ‘Athoor, ia menceritakan perkataan gurunya sendiri bahwasanya beliau adalah orang yang tidak pernah menyia-nyiakan waktu, baik saat malam atau siang hari. Waktunya hanya disibukkan dengan ilmu. Sampai pun di jalan beliau terus mengulang-ngulang pelajaran atau menelaah beberapa bahasan. Beliau terus punya kebiasaan seperti itu selama 6 tahun. Kemudian setelah itu, beliau lebih banyak menghabiskan waktu untuk menulis, mengambil faedah, memberi nasehat dan menyebarkan kebenaran.
Dalam hal makan, beliau hanya makan sekali setelah shalat ‘Isya’ dan sekali minum ketika waktu sahur. Beliau pun punya pantangan memakan buah-buahan. Ia berkata bahwa ia takut kurang semangat dan malah banyak tidur.” (Dinukil dari Sholahul Ummah fii ‘Uluwwil Himmah, Dr. Sa’id bin Husain Al ‘Afaaniy, terbitan Muassasah Ar Risalah, 4: 175).
Catatan: Mengurangi makan dan minum tentu saja tergantung keadaan setiap orang, begitu pula halnya dengan menikmati buah-buahan. Jangan sampai meninggalkannya memudhoroti diri sendiri. Sebagian orang ada yang punya pantangan demikian karena khawatir malah tidak semangat dalam menjalankan aktivitasnya. Jadi, apa yang menjadi pantangan bagi Imam Nawawi, belum tentu pantangan bagi yang lain.
Moga Imam Nawawi bisa jadi teladan untuk kita dalam memanfaatkan waktu dalam kebaikan, dengan mengisi hari-hari dengan ilmu, amal dan dakwah.
Wallahul muwaffiq.
@ Sabic Laboratory of KSU, Riyadh-KSA, 21 Muharram 1434 H
http://rumaysho.com/belajar-islam/teladan/4164-imam-nawawi-waktunya-selalu-sibuk-dengan-belajar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar