Mungkinkah ada seorang salafi yang berdasi? Dengan tegas dan penuh lantang sebagian orang mengatakan, “Tidak mungkin ada”.
Kami katakan, “Sabarlah wahai saudaraku, semanhaj dan seakidah. Jawaban pertanyaan di atas berkaitan erat dengan hukum memakai dasi. Jika secara syar’i hukumnya boleh atau mubah maka sangat mungkin ada seorang salafi yang berdasi dan dasi yang dikenakan itu tidak mengurangi kadar kesalafiannya. Untuk itu, sebelum menjawab pertanyaan di atas marilah kita renungkan fatwa para ulama ahli sunnah di bawah ini. Fatwa para ulama ahli sunnah yang duduk di Lajnah Daimah ini membahas tentang hukum memakai dasi, jas dan celana panjang yang sering disebut dengan pantalon. Tiga benda ini dijadikan sebagai ciri ‘orang menyimpang’ menurut sebagian kalangan”.
الفتوى رقم ( 4257 )
س : ما حكم لبس البنطلون إذا كان يلتصق بالجسم ، وإذا كان واسعا ، إذا كان محاكاة لما يرتديه الغربيون ، إذا كان يخالفهم في شكل البنطلون (التفصيلة) ما حكم لبس البدلة ، وحكم ما يسمونه رباط العنق (الكرفته) وغيرها من ملابسي الكفار ، هل يغير من حكمها أنها أصبحت من عادات المسلمين ، بحيث لا يظن عامتهم أن فيها تشبها بالكفار ؟ وأخيرا ما اللباس الذي يمكن أن يرتديه المسلم في هذا الزمان ، فما حكم الله في هذه الأشياء كلها رحمكم الله ؟
Fatwa no 4257
Tanya:
“Apa hukum memakai celana pantalon jika modelnya ketat sehingga melekat di badan atau jika modelnya longgar? Bagaimana jika celana pantalon tersebut meniru pakaian orang-orang barat dan bagaimana jika model celana pantalon tersebut modelnya berbeda dengan model celana pantalon buatan barat?
Apa hukum memakai jas?
Apa hukum memakai dasi dan pakaian-pakaian orang kafir yang lain?
Apa hukum memakai model-model pakaian di atas berubah ketika model pakaian di atas sudah menjadi kebiasaan kaum muslimin dengan pengertian umumnya kaum muslimin tidak menilai adanya unsur menyerupai orang kafir dalam model-model pakaian di atas?
Yang terakhir, apa saja model pakaian yang bisa dikenakan oleh seorang muslim di zaman ini? Apa hukum memakai model-model pakaian di atas?”
ج : الأصل في الملابس أنها جائزة ، إلا ما استثناه الشرع مطلقا ؛ كالذهب للرجال ، وكالحرير لهم ، إلا لجرب أو نحوه ، ولبس البنطلون ليس خاصا بالكفار ، لكن لبس الضيق منه الذي يحدد أعضاء الجسم حتى العورة لا يجوز ، أما الواسع فيجوز ، إلا إذا قصد بلبسه التشبه بمن يلبسه من الكفار ،
Jawaban Lajnah Daimah:
“Hukum asal pakaian adalah dibolehkan kecuali jenis pakaian yang dikecualikan oleh syariat secara mutlak semisal emas dan sutra untuk laki-laki kecuali pakaian sutra yang dipakai seorang laki-laki karena dia terkena penyakit kudis atau semisalnya.
Celana pantalon bukanlah pakaian khas orang kafir. Akan tetapi memakai celana pantalon yang ketat sehingga menggambarkan lekuk anggota badan bahkan bentuk kemaluan itu tidak diperbolehkan. Sedangkan memakai celana pantalon yang longgar itu diperbolehkan kecuali jika pemakai pemakai celana pantalon tersebut memiliki niatan untuk menyerupai orang-orang kafir yang memakainya.
وكذا لبس البدلة ورباط العنق (الكرفتة) ليس من اللباس الخاص بالكفار ، فيجوز ، إلا إذا
قصد لا بسه التشبه بهم . وبالجملة فالأصل في اللباس الجواز إلا ما دل الدليل الشرعي على منعه كما تقدم .
Demikian pula hukum memakai jas dan dasi. Mengingat bahwa jenis pakaian tersebut bukan pakaian khas orang kafir maka hukum memakainya itu diperbolehkan kecuali jika orang yang memakainya memiliki niatan untuk menyerupai orang kafir.
Ringkasnya, hukum asal pakaian adalah diperbolehkan kecuali jenis pakaian yang dalil syariat melarangnya sebagaimana penjelasan di atas”.
وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم .
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو … عضو … نائب الرئيس … الرئيس
عبد الله بن قعود … عبد الله بن غديان … عبد الرزاق عفيفي … عبد العزيز بن عبد الله بن باز
Fatwa ini ditandatangani oleh Abdul Aziz bin Baz sebagai ketua Lajnah Daimah dan Abdurrazaq Afifi selaku wakil ketua serta Abdullah bin Ghadayan dan Abdullah bin Qa’ud masing-masing sebagai anggota.
Fatwa ini terdapat dalam Fatawa Lajnah Daimah jilid 24 hal 40-41.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar