Salah satu diantara ulama kenamaan dunia hari ini adalah Syaikh Shalih al Fauzan. Syaikh Shalih al Fauzan telah hidup yatim sejak kecil. Ia mengawali masa kanak-kanaknya tanpa belaian kasih sayang ayahanda tercinta. Sepeninggal Ayahnya ia belajar al Qur’an al Karim, membaca dan menulis dibawah bimbingan Syaikh Hamud bin Sulaiman at Talal seorang qari’ yang profesional dalam bidangnya. Madrasah negri di Syamasiyah menjadi pijakan belajarnya berikut saat dibuka di tahun 1369H. Selepas pendidikan dasar ia mendaftar diri pada ma’had ilmu di kota yang sama. Kemudian masuk Fakultas syariah di kota Riyadh, ibukota Saudi Arabia. Tidak berpuasa diri dia kembali meneruskan pendidikannya hingga meraih gelar magister dan doktor dalam bidang fikih.
Menjadi Anggota Lembaga Ulama-Ulama Besar
Kepakarannya dalam bidang agama membuatnya ditunjuk sebagai anggota lembaga kibarul ulama -ulama-ulama besar- dan anggota almahmaul fiqhi -kumpulan ulama yang membahas permasalahan fikih- yang berpusar di Makkah Mukarramah. Aktivitasnya yang lain adalah anggota komite tetap untuk riset ilmiah dan fatwa. Dia pun berpartisipasi dalam program “Nur ala darb” di radio, demikian pula menulis dalam majalah ilmiyyah pada lembaga pengkajian dan pembahasan riset ilmiah dan fatwa. Disamping menuji thesis magister dan disertasi doktoral. Orang pun berduyun-duyun datang belajar di majelis-majelis ilmunya. Sebut saja di antara murid-muridnya adalah Syaikh Abdullah al Qasyir. Syaikh Dr.Abdul Aziz bin Muhammad as Sadhan, Syaikh Ali bin Abdul Aziz Asy Syibl dan Syaikh Muhammad Shalih al Munajjid. Bahkan salah satu imam Masjidil Haram tercatat sebagai muridnya, yaitu Syaikh Dr. Abdurrahman as Sudais.
Buah Karya Ulama
Disamping aktivitas keagamaan yang bermanfaat untuk umat, Syaikh pun memiliki karya tulis dan ceramah-ceramah yang bisa kita baca dan dengar hingga hari ini. Diantara karyanya adalah buku “At Tahqiqat al mardhiyyah fil mabahits alfardhiyyah” tentang masalah hukum waris, yang merupakan thesis magisternya.
Ulama besar dunia, Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya tentang siapa orang yang menjadi rujukan bertanya masalah agama bila beliau sudah wafat. Maka beliau menjawab, “Syaikh Shalih al Fauzan.”
Beliau ditanya lagi, “Apakah kita bertanya pada fulan?” (penanya menyebutkan nama yang lain)
“Fulan memang fakih, namun bertanyalah pada Syaikh Shalih”, jawab Syaikh Ibnu Baz.
Syaikh Muhammad al Munajid pernah juga bertanya kepada pada Syaikh Muhammad al Utsaimin rahimahullah, saat sakit menjelang wafat tentang siapa orang yang jadi rujukan masalah agama setelah beliau nanti wafat. Maka Syaikh Shalih al Fauzan termasuk yang beliau sebutkan.
Sumber: Disalin ulang dari Majalah Elfata Edisi 12 Vol.11 2011 Hal.28 via www.kisahislam.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar