Selamat datang di Blog ini

Menebar Dakwah Salafiyyah, Ahlus Sunnah wal Jamma'ah

Jumat, 03 Agustus 2012

Anand Krishna Bersama IAIN/ UIN Jakarta

Berupaya Memusyrikkan Ummat Islam
Anand Krishna baju putih, Nasaruddin Umar baju batik/ foto anandashram.asia. Komaruddin Hidayat baju jas/ foto; wulanwahidah
Dari Mujahid mengenai firman Allah  وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ia berkata: mengembalikan (memurtadkan) orang mu’min kepada (penyembahan) berhala itu lebih besar bahayanya atasnya daripada pembunuhan. (Tafsir At-Thabari juz 3 halaman 565).
  • Dalam buku Tasawuf, Pluralisme dan Pemurtadan karya Hartono Ahmad Jaiz diuraikan panjang tentang aneka kesesatan buku-buku Anand Krishna dan kesesatan pendukungnya di antaranya pemberi kata pengantar yaitu Komarudin Hidayat dan Nasaruddin Umar, dua-dudanya orang penting di IAIN Jakarta (kini UIN Jakarta).
  • Mereka ramai-ramai memurtadkan Ummat Islam, bekerjasama antara IAIN/ UIN dengan orang kafir, yang orang kafirnya kini terjeblos (February 2010) dalam kasus dugaan pelecehan seksual pula.
  • Sementara itu Nasaruddin Umar tampak “berjuang” untuk memidanakan Ummat Islam yang nikah siri ataupun berpoligami. Sudah bekerjasama dengan orang kafir yang memurtadkan Ummat Islam, masih pula mau memidanakan Ummat Islam yang nikah siri atau berpoligami. Sebenarnya apa yang mereka cari?
  • Kasus korupsi pengadaan kitab suci Al-Qur’an yang sangat mengagetkan masyarakat Indonesia adalah peristiwa yang berkaitan dengan Kementerian Agama RI yang pejabat dirjennya saat itu adalah Nasaruddin Umar. Kasus ini sedang diproses oleh KPK.
  • Sayangnya, di Indonesia ini kasus pemurtadan ataupun pemusyrikan lewat UIN – IAIN dan semacamnya tidak pernah diusut, hingga oknum dosen UIN-IAIN yang jelas-jelas menikahkan atau memberi jalan untuk nikah bagi wanita muslimah dengan lelaki kafir pun justru tuman dan tidak kapok padahal melanggar Islam dan  undang-undang. Kenapa? Ya karena tidak ada hukuman apa-apa. Atau memang benar-benar lembaga resmi pendidikan tinggi Islam itu untuk pemurtadan dan pemusyrikan?
Anand Krishna yang memurtadkan Ummat Islam dengan cara dididik agar meninggalkan shalat dan kewajiban syari’at ternyata diberi tempat di IAIN Jakarta, kini UIN Jakarta, bahkan di bagian masjidnya, yakni Masjid Fathullah.
Buku-buku Anand Krishna yang berisi pelecehan Islam dan pemurtadan pun diberi kata pengantar orang IAIN Jakarta, di antaranya komaruddin Hidayat (kini rector UIN Jakarta), dan Nasaruddin Umar wakil rector IV IAIN Jakarta (kini Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama) yang kini mencuat keributan tentang RUU (rancangan Undang-undang) Peradilan Agama tentang Perkawinan. Nasaruddin Umar tampak sangat bersemangat untuk segera diproses dan disahkan RUU yang di antara isinya memidanakan pelaku nikah poligami (beristeri lebih dari satu) dan nikah siri (tanpa dicatatkan ke KUA-kantor urusan agama).
Di saat gonjang-ganjing berita ramainya kasus Anand Krishna dilaporkan ke Komisi Nasional Perempuan dan bahkan belakangan dilaporkan ke polisi dalam kasus pelecehan seksual atas murid-mrid wanitanya (tujuh sampai sembilan wanita), terungkap mantan-mantan murid Anand Krishna yang telah bertaubat lantaran merasa dimurtadkan. Namun pihak IAIN Jakarta (ini UIN Jakarta) yang dudah sekitar 10-an tahun tampak ada hubungan bahkan dukungan fasilitas tempat, pemberian kata pengantar buku-buku Anand Krishna dan sebagainya, beum ada tanda-tanda bertaubat, apalagi mengumumkan ke masyarakat tentang pemurtadan yang dilaksanakan secara bersekongkol dengan orang kafir itu.
Bahkan terakhir tahun 2009 masih disusul oleh orang UIN Jakarta yang rupanya tidak mau ketinggalan dalam mendukung kekafiran semacam yang diajarkan Anand Krishna. Yakni adanya orang UIN Jakarta yang mendukung Yoga, dan bahkan semacam disejajarkan dengan shalat. Padahal Yoga diharamkan oleh MUI bagi Muslimin.
Untuk memperjelas pemurtadan yang dilakukan Anand Krishna dan didukung IAIN Jakarta (kini UIN Jakarta), mari kita simak pengakuan mantan murid Anand Krishna berikut ini, yang kami kutip dari sebuah blog, dengan kami edit ejaannya, sebagai berikut:
Posted on Februari 19, 2010. Filed under: KESAKSIAN PARA MANTAN PENGIKUT ANAND KRISHNA | Tags: anand Krishnakesaksiankundaliniyoga |
PENGANTAR DARI ADMIN : Alhamdulillah kami mendapatkan lebih dari 10 kesaksian dari para mantan pengikut Anand Krishna yang sudah bertahun-tahun tertipu ajaran sesat Anand Krishna. Sekarang mereka dengan kesadaran penuh dan dengan mengharapkan ridho dan ampunan Allah menulis kesaksian untuk dibaca oleh para pengunjung blog ini agar para pengikut, pengagum Anand Krishna tidak lagi terpedaya dengan tipu daya Anand. Kesaksian para mantan pengikut Anand ini akan kami posting 1 minggu sekali agar benar-benar bisa diambil faidahnya bagi masyarakat banyak. Jika ada lagi kesaksian dari para “korban” atau mantan pengikut Anand jangan ragu untuk mengirimkan kesaksian pada kami KE-email  tpf.anandkhrisna@yahoo.com ATAU langsung copy paste di  http://anandashram.wordpress.com/tulis-kesaksian-anda/, rahasia anda TERJAMIN 100% !
BERIKUT INI KESAKSIAN PERTAMA :
Menjelang bulan puasa tahun 1997 saya mendapat selebaran yang berisi ajakan untuk membersihkan diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Program yang ercantum dalam selebaran itu antara lain stress management, katarsis atau proses pengeluaran timbunan perasaan dan fikiran negative, pengalaman traumatis dimasa lalu dan kekhawatiran akan masa yang akan datang. Kemudian ada juga program sufi dancingatau whirling dance yang berasal dari Turki. Penyelenggara program ini dalah Anand Krishna berkerjasama dengan JCNIS (singkatan) bagian dari IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat Jakarta, tempatnya di ruanganMasjid Fathullah Hidayatullah termasuk kawasan IAIN. Tanpa ragu-ragu saya mendaftar karena diselenggarakan di lingkungan Islam yang terpandang, tanpa khawatir akidah terganggu. Seluruh program bermanfaat dan menyenangkan karena dibawakan dengan cara yang menarik serta mempesona sehingga saya terus mengikuti program berikutnya berupa Kundalini Yoga, yang juga saya tekuni dengan serius walaupun Kundalini Yoga versi Anand Krishna tidak menuju kepada kemampuan untuk memeroleh / mencapai super power kundalini tetapi pengarahan kesadaran hewani kepada kesadaran manuisawi dan peningkatannya.
Semua program ini diselenggarakan di bagian Masjid Fatullah di Ciputat. Program-program selanjutnya seperti Sufi, Zen, death experience dan lain sebagainya dilakukan di Anand Ashram di Sunter dimana kebanyakan pengikutnya mendaftar setelah membaca buku-bukunya dan ikut open house setiap hari Sabtu sore yang acaranya adalah Kadarsis trauma terapi sangat diminati pada saat pasca trauma kerusuhan 1998. Moment ini menarik simpatisan-simpatisan yang sangat sedih menyaksikan kerusuhan yang dipicu oleh rasialisme dan pertentangan agama.
Pada saat itu umumnya pengikut program Anand Krishna sangat kagum akan pemikiran-pemikirannya dalam masalah antara ras dan antar agama sehingga popularitasnya meningkat, buku-bukunya laris, selain pandai bicara ia tampak rendah hati, kalau duduk selalu di kursi biasa di samping ruangan mengesankan suasana antar teman. Tetapi kemudian bagian yang tadinya semacam altar di ujung ruangan diubah dan diberi sebuah kursi besar khusus semacam tahta.
Semakin lama saya jadi pengikut Anand Krishna, saya mengamati ceramah-ceramah mulai bersifat pengarahan khusus atau semacam brain wash diberikan kepada para peserta yang telah merampungkan programstress management, kundalini yoga dan sufi tingkat 3.
Dengan berjalannya waktu terjadi perubahan sikap, dimulai dari Anand Krishna yang semula tidak mau disebut sebagai guru, setelah terjadi perpindahan tempat duduk di “tahta”nya, maka ia kemudian disebutGuru-JI, guru yang harus didengar dan dita’ati tanpa membantah. Tahun 2000 program-program Anand Krishna bertambah setelah dibangun Ashram baru di bukit Pelangi dengan nama One Earth, one sky one human kind. Terdiri dari 1 ruang terbuka bernama As-Salam dipakai untuk berbagai kegiatan bersama. Kemudian ada satu deret kamar-kamar tempat menginap peserta, kamar mandi dan toilet, ada tempat makan terbuka.
Ada 4 rumah masing-masing di tempati Anand Krishna, Rini Asistennya, Sinta juga Asistennya dengan Febri (saya tidak tahu tahun 2010 ini siapa asisten terbaru Anand Krishna apakah masih mereka atau orang lain).Bangunan akan selalu bertambah dengan rumah-rumah peserta lain. Rumah yang lebih besar untuk Guru-Ji beserta perpustakaannya dan mushalla yang menghadap ke jalan.
Mula-mula di sana ada yang disebut kelas Jum’at, diikuti oleh peserta yang sudah selesai kelas Sufi, dipilih oleh Guru-ji karena ada rencananya akan membentuk formasi Human Mandala. Masing-masing peserta ada tempatnya dalam konfigurasi Mandala tersebut ada Liner Circle ada ontes circle. Tujuan pembentukan formasi itu tidak pernah jelas benar. Liner circle terdiri dari beberapa wanita yang terpilih, ada yang lajang ada juga yang sudah bersuami (yang kemudian bercerai). Yang lajang tak boleh bergaul akrab dengan pria, karena itu kemudian ada yang mengundurkan diri.
Meskipun tempatnya jauh, setiap peserta sudah harus ada di ruangan As-Salam jam 18.00 WIB sehingga tidak ada waktu sholat maghrib. Kalau terlambat, peserta kelas tidak boleh masuk.
KEGELISAHAN SAYA
Ketika kegiatan kelas jum’at berakhir ke Bukit Pelangi, Guru-ji menetapkan aturan-aturan baru. Pengarahan dan kebijakan-kebijakan yang harus dipahami dan dita’ati:
  1. Anand Krishna ingin membentuk komunitas yang terdiri dari orang-orang yang “telah sadar” dimana mereka dianjurkan untuk tinggal di Bukit Pelangi.
  2. Mengadakan bermacam-macam kegiatan di Ashram dengan mengundang tokoh-tokoh masyarakat ataupun organisasi untuk datang dan berbagi aspirasi, sehingga diharapkan mendapat dukungan dari bermacam-macam golongan. Setiap kali ada tokoh yang diminta bicara seakan-akan mereka sama misinya dengan Anand Krishna. Namun selalu pada minggu berikutnya Anand Krishna mengecam keras pembicaraan tamu tersebut .
  3. Azas inkonsistensi selalu ditekankan oleh Anand Krishna dalam tindakan dan setiap keputusannya. Apa yang diputuskan “A” besok bisa “B” lusa bisa “C”. Katanya ini berasal dari pandangan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini kecuali perubahan. Azas ini membuat semua yang bertugas menjadi bingung dengan alasan ini inkonsisten apapun dalam tindakan Anand Krishna harus dianggap benar.
  4. Jelas diberitahukan maupun dalam kenyataan dilakukan bahwa para peserta akan “diadu” satu sama lain. Setiap melakukan tugas bahkan yang mengabdi sekalipun. Sehingga tiap orang selalu merasa gelisah satu sama lain terjadi rasa dengki, iri hati, cari muka. Padahal orang datang kesitu dengan tujuan mencari ketentraman. Banyak orang yang telah berjasa untuk perkembangan Ashram akhirnya dengan berbagai cara “disepak” dan keluar. Hanya dianggap sebagai “bahu” anak tangga yang diinjak dan ditinggalkan ketika ia mencapai anak tangga berikutnya. Tak ada apresiasi sama sekali terhadap kontribusi dari siapapun termasuk kepada tokoh-tokoh agama yang pernah memberikan kontribusinya kepada forum Anand Ashram bahkan kepada Sai Baba pun tidak.
  5. Dengan berbagai cara Anand Krishna memberikan pengertian bahwa peserta/pengikut Anand Krishna sudah melihat Tuhan dalam diri Anand Krishna. Kalau masalah ini digugat maka Anand Krishna akan berkelit bahwa bukan dia yang berkata tetapi itu merupakan kesimpulan yang mendengar itu sendiri.
  6. Anand Krishna mengajarkan paham bahwa Allah itu sama dengan alam.
  7. Setiap manusia mengalami reinkarnasi, namun pada akhirnya setelah selesai karmanya, maka ia akan menyatu dengan alam tanpa ada pertanggung jawaban juga tidak ada surga dan neraka.
  8. Perubahan/transformasi yang terjadi pada kesadaran spiritual para peserta yang telah selesai program sufi dianggap suatu pertanda bahwa orang tersebut telah menemukan diri sejati dan menemukan tuhan. Oleh karenanya tidak perlu shalat lagi (bagi muslim) atau ritual ibadah tertentu (bagi non muslim) sebab ritual ibadah (seperti shalat) tadinya diperlukan sebagai semacam obat bagi mereka yang sakit karena mencari tuhannya, setelah ketemu tentu tidak perlu ibadah lagi.
  9. Ajaran yang ditunjukkan Anand Krishna menjanjikan terjadinya Quantum Leap, yaitu orang yang mempersingkat proses reinkarnasi dengan memandang karma masing-masing yaitu antara lain dengan :
    1. Tidak menikah bagi yang lajang
    2. Tidak/jangan punya anak bagi yang sudah terlanjur kawin.
    3. Bagi yang sudah berumah tangga dan mempunyai anak agar segera menyelesaikan karmanya, bahkan kalau bisa ditinggal saja serahkan urusannya pada orang lain. Atau anak peserta diharuskan ikut program khusus di Anand Ashram.
    4. Bagi lajang yang masih mempunyai kebutuhan seks agar menyelesaikan dengan PSK atau masturbasi agar tidak menciptakan karma lagi. Seandainya mereka mati karena HIV (AIDS) itu tidak apa-apa karena obsesi seks mereka telah dihabiskan pada kehidupan ini sehingga pada kehidupan berikutnya mereka bebas dari obsesi seks. (catatan admin: Jelas inilah alasan pencabulan Anand kepada pengikutnya, Anand bebas meraba-raba, mencium, oral seks, hingga berhubungan seks dengan murid wanitanya, daripada di”toel-toel” orang lain lebih baik di “toel” sang guru-ji)
    5. Meskipun Anand Krishna sendiri menikah, ia mengaku melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya dengan menjalani hidup berumah tangga menikah dengan ibu Rani, seorang wanita yang dipilihkan Sai Baba untuknya waktu dia masih menjadi murid Sai Baba.
PERTAUBATAN SAYA
Pada pertengahan 2003 didepan kelas jum’at Anand Krishna mengatakan “ Ada orang yang sudah 5 tahun di sini masih belum dapat meninggalkan agamanya padahal di sini kalian lebih mudah mengakses energi hare Krishna (melalui diri Anand Krishna)….dsb…….” Apa yang saya dengar pada saat itu seakan suara peluit aba-aba untuk segera menginggalkan Anand Krishna selamanya. Terasa menghujam dalam Qalbu anak panah tajam yang berisi pesan tauhid ”Asyhadu’alla Ilaha Illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasul Allah”
Terimakasih ya Allah telah Engkau selamatkan aku dan keluargakui. Engkau masukkan kami ke dalam golongan rahmat-Mu yang Engkau beri petunjuk. Alhamdulillahi Robial ‘Alamin.
Pemurtadan yang dilaksanakan orang kafir Anand Krishna tetapi didukung IAIN Jakarta itu masih ada bukti lagi sebagai berikut:
CONTOH NYATA BAHAYA PEMAHAMAN YANG INTINYA PLURALISME DAN TASAWUF
Anand Krishna keturunan India kelahiran Solo Jawa Tengah, sangat produktif menulis buku (sekitar 30-an buku) dan diterbitkan oleh Gramedia –kelompok Kompas yang dikenal dengan kelompok Katolik terkemuka. Dengan buku-bukunya itu Anand yang tak jelas agamanya (tampaknya Hindu) ini menyebarkan faham yang sangat menohok Islam, menyesatkan Ummat Islam, dan bahkan menyeret ke pemahaman model  pluralisme (semua agama sama dan paralel), diaduk dengan ajaran tasawuf sesat wihdatul wujud (manunggaling kawula Gusti, menyatunya makhluk dengan Tuhan). Hanya saja anehnya, dalam buku-bukunya itu dia satu sisi mengingkari Tuhan itu sendiri dengan berbagai aturan-Nya atau Syari’at-Nya.
Anehnya, pemikiran yang sangat berbahaya bagi Ummat Islam itu justru didukung oleh orang-orang dari Yayasan yang disebut Yayasan Wakaf Paramadina di Jakarta  yang dirintis oleh Nurcholish Madjid alumni Chicago Amerika Serikat 1985 dan Utomo Dananjaya, serta sebagian orang IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga ketika salah satu buku Anand Krishna dibedah di lingkungan IAIN Jakarta oleh DR Komaruddin Hidayat serta Dr Kautsar Azhari  Noer, keduanya dosen di kampus itu –menurut sumber terpercaya yang hadir di acara itu— dua dosen ini menyatakan bahwa di dalam Islam, faham reinkarnasi (nyawa orang meninggal balik lagi ke bumi dan berpindah ke jasad yang baru lagi) adalah dibenarkan. Bahkan disebut sebagai bukti keadilan Tuhan. Lalu Lia Aminuddin tokoh (wanita) sesat yang memproklamirkan agama baru bernama Salamullah dan mengaku dirinya sebagai Imam Mahdi pun dalam majelis bedah buku itu  mengemukakan bahwa faham reinkarnasi itu adalah benar. Maka ditantanglah oleh seorang yang hadir, agar acara itu segera dibubarkan. Karena, kalau tidak, maka jelas akan menyesatkan Ummat Islam. Terjadilah semacam keributan, kemudian terpaksa acara bedah buku itu dibubarkan. Peristiwa tahun 2000 ini hampir tak terdengar di masyarakat, namun buku Anand Krishna telah beredar di mana-mana, sehingga koran harian Republika yang edisi mingguannya pernah menampilkan hasil wawancara dengan Anand Krishna sehalaman penuh, lantas didatangi ramai-ramai oleh  16 tokoh dari DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia), LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam), dan KISDI (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam) untuk mempersoalkan masalah Anand Krishna yang fahamnya menyesatkan Ummat Islam itu. Ternyata  peristiwa pada Agustus 2000M itu mendapatkan tanggapan positif dari pihak Republika, sehingga koran yang kadang menampilkan hal yang sesat dan tak sesuai dengan Islam ini menampilkan tulisan tentang sesatnya Anand Krishna dalam edisi Dialog Jum’at. Akibatnya, konon pihak Gramedia menarik buku-buku Anand Krishna dari peredaran (sementara?), namun yang jelas telah berpuluh-puluh ribu buku Anand Krishna berisi penyesatan terhadap Ummat Islam itu beredar dan dibaca oleh masyarakat luas selama ini.
Sementara itu pihak pemerintahan Gus Dur (Abdurrahman Wahid) yang oleh kelompok-kelompok sesat diucapi dengan kata-kata: “Mumpung Gus Dur jadi Presiden” (yang menandakan masa emas bagi kelompok-kelompok sesat), tampaknya sangat jauh dari menyetop masalah-masalah yang berbahaya bagi aqidah Ummat Islam, karena bekas ketua umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) itu dikenal aqidah dia sendiri adalah amburadul, yaitu belepotan dengan kepercayaan klenik (tathoyyur, satu jenis kemusyrikan) dan wisik (wangsit) kuburan keramat. Hingga acara  kemusyrikan yang jelas-jelas nyata yaitu ruwatan pun dia hadiri dengan sukarela, bahkan sebelumnya dia dikhabarkan akan diruwat. (Baca tentang ruwatan dan do’a bersama antar agama, dalam buku ini).
Sumber: Hartono Ahmad Jaiz, Tasawuf, Pluralisme dan Pemurtadan, Pustaka Al-kautsar, Jakarta, cetakan ke-2, Desember 2001, halaman 119-120).
Dalam buku Tasawuf, Pluralisme dan Pemurtadan itu diuraikan panjang tentang aneka kesesatan buku-buku Anand Krishna dan kesesatan pendukungnya di antaranya pemberi kata pengantar yaitu Komaruddin Hidayat dan Nasaruddin Umar, dua-dudanya orang penting di IAIN Jakarta (kini UIN Jakarta).
Mereka ramai-ramai memurtadkan Ummat Islam, bekerjasama antara IAIN/ UIN dengan orang kafir, yang orang kafirnya kini terjeblos (February 2010) dalam kasus dugaan pelecehan seksual pula.
Sementara itu Nasaruddin Umar tampak “berjuang” untuk memidanakan Ummat Islam yang nikah siri ataupun berpoligami. Sudah bekerjasama dengan orang kafir yang memurtadkan Ummat Islam, masih pula mau memidanakan Ummat Islam yang nikah siri atau berpoligami. Sebenarnya apa yang mereka cari? (nahimunkar.com). judul semula: Anand Krishna Memurtadkan Ummat Bersama IAIN/ UIN Jakarta.
***
Pemusyrikan lebih dahsyat dibanding pembunuhan
Pemusyrikan yang dilakukan di UIN, IAIN dan semacamnya, baik bekerjasama dengan orang kafir maupun munafik, sejatinya adalah lebih dahsyat disbanding pembunuhan. Karena kalau yang dibunuh itu badan orang Muslim, selagi imannya utuh dan tidak diubah jadi musyrik, maka insya Allah masuk surga. Tetapi kalau dimusyrikkan, maka walau badannya masih utuh, ketika imannya sudah dibabat oleh kemusyrikan maka ketika masuk kubur tanpa membawa iman –karena sudah berganti dengan kemusyrikan, maka haram masuk surge. Itulah yang dalam Al-qur’an ditegaskan:

 وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ [البقرة/191]

dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. (QS Al-Baqarah: 191)

وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ [البقرة/217]

Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. (QS Al-Baqarah: 217).

عن مجاهد في قول الله:”والفتنة أشدُّ من القتل” قال: ارتداد المؤمن إلى الوَثن أشدُّ عليه من القتل.      –  تفسير الطبري – (ج 3 / ص 565)

Dari Mujahid mengenai firman Allah  وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ia berkata: mengembalikan (memurtadkan) orang mu’min kepada (penyembahan) berhala itu lebih besar bahayanya atasnya daripada pembunuhan. (Tafsir At-Thabari juz 3 halaman 565).
(nahimunkar.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar