Berikut ini saya posting tulisan pengakuan keburukan saling boikot antar sesama muslim yang mengaku Manhaj Salaf disebabkan fanatik dan kejahilan serta jauhnya dari mendengar nasehat Ulama ;
Bismillah..
Kalo seandainya mereka mau berlapang dada, dan mereka mau mendengarkan nasehat-nasehat yg disampaikan para ulama kepada ust Dzulkarnaen dan kepada ust. Ja’far, tapi masalahnya mereka-mereka ini benar-benar menutup telinganya bila ada hal-hal nasehat spt ini padahal nasehat itu dari para ulama.
Dan seandainya mereka mau mengintrospeksi diri tentulah mereka dengan mudah bisa bertanya kepada para ulama tentang inti permasalahan ini.
Misalnya :
Wahai syaikh, bagaimanakah sikap kami terhadap saudara-saudara kami yang bermuamalah dengan IT. Apakah kami hajr (jauhi) mereka ?
Bolehkah kami tahdzir (boikot) mereka ?
Mudah sebetulnya.
Tapi apakah mereka lakukan hal ini ?
Lalu siapakah yang memfatwakan hajr ???
Siapakah yang memfatwakan boikot ??
Sebutkan satu ulama Salaf saja yg scr terang-terangan memberikan fatwa men-tahdzir di dalam perkara furuhiyah ini?
Ternyata dai’-dai’ kita sendiri yg membuat keputusan tahdzir mentahdzir itu!
Dan ssgguhnya tahdzir dan hajr yg mereka lakukan di dasari oleh tahdzir dan hajr yg di lakukan oleh ustadz2 mereka dahulu, yg sekarang justru ustadz2 tsb telah meninggalkan sikap2 seperti itu karena setelah ustadz2 itu mendapatkan nasehat-nasehat yang benar dari para ulama.
Tetapi anehnya..
kita ikhwan-ikhwan ini (sbg akar rumput) dan dari sebagian besar ustadz2 masih saja sll membesar-besarkan dan mengkompor-kompori fitnah ini kpd kita shg sikap asal main tahdzir dan hajr masih tetap saja berlangsung pada sebagian dai dan ikhwan-ikhwan kita. Lalu mengapa ada perubagan pada diri ana dan sebagian ikhwan2 mantan LJ yg dulunya benar-benar sangat keras, alasannya adalah :
1. Pertama, Karena kita melihat sendiri ternyata sikap-sikap ustadz-ustadz yg berpengaruh dan mereka termasuk orang nomor satu di medan dakwah Salafiah di Indonesia ini yang dulu terkenal sangat keras thd perkara ini, namun setelah mendapatkan nasehat-nasehat dari para ulama khibar masyaallah..
mereka mau berbesar hati utk menerima, mengakui kekeliruan dan kesalahannya. Dan kemudian mereka memperbaikinya dengan memberikan nasehat-nasehat kembali yg pernah disampaikan syaikh agar kita meninggalkan sikap-sikap yg keliru tsb dengan sikap yang lebih hikmah dan bijaksana..
Dan tentunya kita paham bahwa ini adalah nasehat dari ulama yg harus kita patuhi dan kita ikuti. Bagaimana tidak, apakah kita mau menjadi seorang yang mebangkang thd nasehatnya Ulama..?
Kita dulu selalu membantah Dengan alasan.. “
Itu para ulama kan tidak mengetahui keadaan kondisinya di Indonesia..!”
Berarti kalo kita berkata spt ini berarti kalian sama saja tlh merendahkan ulama-ulama tsb seakan-akan ulama-ulama tsb tidak tau apa-apa..!
iya khan…?
2. Kedua, kalaulah kita mau jujur sebetulnya sikap-sikap ana dan teman-teman LJ itu yg di ajarkan oleh pr ustadz2 kami di dalam melakukan hajr dan tahdzir itu lebih cenderung bersifat Doktrin dan bukan kaidah Salaf,
yaitu doktrin-doktrin yg dipaksakan agar di tanam ke dalam jiwa-jiwa kita.
Supaya kita selalu terikat agar selalu mensikapi, mencurigai, mewaspadai siapa musuh dan siapa teman.
Pokoknya siapa saja ustadz yang belajar dari luar negeri dari para ulama di Saudi tetapi setelah pulang di Indonesia mereka tidak mau bergabung dengan ustadz kita maka kita beri gelar kpd mereka ustadz SURURI!
Sehingga biasa bila di dalam taklim2 dan didalam mimbar2 para ustadz ini selalu mngingatkan hati2 thd orang2 sururi..!
Sebenernya mereka itu adl para dai Jahanam!
Semacam firanda, abu qotadah, abu nida, yazid jawas, ainurrofiq gufron dan kroco-kroconya..
mereka ini adalah kalajengking berbisa..
mereka ini sbnrnya adl dai bayaran dai’2 turotsi (Ihya Turots) yg sengaja dikirim ke Indonesia utk menghancurkan dakwah salafiah di Indonesia.. mereka sebenarnya itu hanya berpura-pura bermanhaj salafi dan berpenampilan salafy padhl mereka aslinya adl ikhwani, hizbiun (SURURI)..!
Sebenarnya yg ana dan teman-teman rasakan waktu itu hampir seperti Doktrin.
Apa kata ust Ja’far umar tholib (stlh bertobat) kata beliau “ Kita dulu gampang meng hizbi-hizby kan orang (memberi gelar Sururi), tetapi kita sendiri secara tidak sadar kita meng-hizbikan orang tetapi dengan cara-cara hizby, Padahal ini sikap Al Wala wal Baro’ yg keliru..!”
Juga ust Dzulkarnaen (tremasuk murid kesayangannya ust Ja’far) tidak seperti dulu yang dulu suka meberi gelar2 sururi kepada dai2 yg tidak mau bergabung dgn kita.. tapi sekarang.. keadaanya jauh lebih bijak dan dakwahnya penuh hikmah setelah beliau dekat dengan Syaikh Fauzan..
Ana ingatkan kepada teman-teman ikhwan Salaf yg masih baru ataupun ikhwan Salaf yg lama ngaji atau mantan LJ…
Hendaknya kalian Bertakwalah kepada Allah..
introspeksi diri..
menahan diri dari lisan-lisan kalian dan dari tangan-tangan kalian untuk memberi gelar-gelar yg buruk kepada saudara2 kita. Padahal mereka yg di beri gelar buruk itu pasti akan tidak menerima, karena tidak benar tuduhan itu.
Lalu bagaimana ternyata tuduhan-tuduhan SURURI itu ternyata keliru dan bukan pada tempatnya? Kalian pasti kelak di yaumul masyar akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah dan orang yg pernah engkau tuduh akan bisa menuntutmu..!
Jangan sibukkan kalian didalam perkara fitnah yg berlarut-larut ini, Tapi sibukkanlah dengan Ilmu dan kemudian amalkan Ilmu-Ilmu tsb.. jika engkau seorang Salaf serahkan semua perkara ini kepada para Ulama, jika kalian mau taat mengikuti ulama dan para ulama yg berhak menghukumi bukan kalian yg menghukumi..!
Ana yang dulu pernah merasakan slalu ada ketidak tenangan di dalam hati, was-was dalam hati jika stp bertemu dgn saudara-saudara kita sendiri yang dulu ana cap sbg SURURI.. untuk mengucaplan salam saja ana tidak mau dan selalu menghindar apalagi bertegur sapa..
Jangan sampai musuh-musuh, ahli bid’ah, kelompok-kelompok sempalan meledek kalian, mencibir kalian dan merasa senang dengan perpecahan kalian.
Mereka sangat mengharapkan kalian pecah.
Waspadailah orang-orang yang menyulut api permusuhan.
Mereka tidak akan rela kalian bersatu di atas manhaj yang benar, sunnah dan aqidah yang itu semua adalah syarat bagi keselamatan dunia. Waspadailah setan manusia sebelum setan jin..
Ana sampai saat ini masih dekat dan kumpul dan ngaji bersama ustadaz-ustadz yg masih suka mentahdzir.
Dan bukan sekarang ana meninggalkan mereka..
Dan sekarang ana juga membuka hubungan dengan ustadz-ustadz yg dulu ana tahdzir.
Sesungguhnya ana termasuk orang yang dahulu seperti kalian (pentahdzir) bahkan lebih sangat keras lagi pertentangannya di dalam mensikapinya..
Namun ternyata ana keliru.. sekarang ana lebih hati-hati di dalam mensikapi perkara fitnah ini..
ana dan sebagian teman-teman sekarang lebih cenderung mengikuti nasehat ulama dan bagaimana ulamanya mensikapi perkara ini..
Ya Allah..
ampunilah aku yang dulu pernah menuduh mereka..
ampunilah aku yang dulu aku pernah dzolimi mereka dengan lisanku bahkan dengan tanganku..
Saudaraku..
Mari kita menjaga kehormatan saudara-saudara kita.
Kita adalah Ahlu Sunnah yg sll lebih mengedapankan Huznudzon bukan tukang prasangka dan bukan tukang tuduh.. Kita adalah pemberi nasehat bukan pengumbar aib..
kita menutupi bukan membeberkan cela..
Semoga Allah menjadikan kalian sebagai para pemberi hidayah yang mendapatkan petunjuk. Aamiin..
tulisan : aslam alatsari
Share this:
Like this:
Be the first to like this.
_______________________________________________________________________________________
sudah minta maaf ke person-person yang antum tuduh?