Sufyan Ats Tsauri berkata, "Ilmu semakin kuat di benak jika diamalkan. Jika tidak, ilmu itu lambat laun akan hilang."
Asy Sya'bi dan Waqi' berkata, "Kami dimudahkan menghafalkan hadits dengan mengamalkannya."
Sebagian ulama salaf mengatakan, "Barangsiapa mengamalkan 1/10 dari ilmu yang ia ketahui, Allah akan mengajarkan apa yang ia tidak tahu."
Waqi' berkata, "Jika engkau ingin mengamalkan hadits, maka amalkanlah."
Kenapa para ulama menganjurkan seperti itu? Karena mengamalkan ilmu lebih mengokohkan hafalan. Lebih dari itu, mengamalkan ilmu akan semakin mendapat taufik oleh Allah pada ilmu lainnya, juga mengamalkannya semakin
menolongnya membedakan antara yang benar dan yang keliru. Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا
"Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan (membedakan antara yang hak dan batil)" (QS. Al Anfal: 29).
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآَتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
"Dan oraang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya. " (QS. Muhammad: 17).
Semoga Allah memudahkan kita dalam menuntut ilmu, amal dan dakwah.
Wallahu waliyyut taufiq.
Sumber: Nasho-ihu Manhajiyyah lii Tholabi 'Ilmis Sunnah An Nabawiyah, karya Syaikh Syarif Hatim bin 'Arif Al 'Auni, hal. 75-76, terbitan Darush Shumai'iy, thn 1432 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar