Selamat datang di Blog ini

Menebar Dakwah Salafiyyah, Ahlus Sunnah wal Jamma'ah

Senin, 02 Juli 2012

Surat Pembaca: Waspadai SMS Berantai dari Kalangan Syi’ah yang Galau

Oleh Umar Abduh
Mantan Napol Kasus Woyla (Jama’ah Imran)
BEBERAPA HARI belakangan ini beredar pesan singkat berbunyi: “Aslkm… makin hari kondisi umat ini makin memprihatinkan, baru saja terbit buku karangan yazid jawas berjudul *hidup mulia dibawah manhaj salaf* yg pd bab terakhirnya menyamakan mahzab ma’turidi dan mahzab as’aryi (orang NU sebagian besar pengikut mahzab ini) sama dgn JIL dan ahmadiyah, beredar jg tulisan Hartono Ahmad Jaiz di NAHIMUNKAR.COM, yg menyebarkan kabar tanpa bukti, bahwa habib Riziq adalah Syiah….. Astaghfirullah… Strategi adu domba dari Rand Corp berhasil dgn menggunakan kalangan islam sendiri, disaat persatuan di kumandangkan.”
Isi pesan singkat itu sengaja dikutip apa adanya di sini, termasuk segala ‘kesalahan ketik’ yang menyertainya. Sejumlah ikhwan fillah yang menerima pesan singkat itu, serta merta menyimpulkan, bahwa sumbernya mestilah dari kalangan syi’ah yang sedang galau.

Mengapa begitu cepat kesimpulan itu bisa dikonstruksi? Kata kuncinya ada pada “riziek dan syi’ah” yang menjadi nafas utama pesan singkat tersebut.
Riziek yang selama ini dikesankan sebagai pembela Islam, ternyata oleh nahimunkar.com dibeberkan melalui bukti-bukti yang ada bahwa ia cenderung syi’ah. Penggunaan kosa-kata cenderung sebenarnya merupakan bentuk sopan-santun penulisnya terhadap sosok Riziek yang sejatinya memang sudah syi’ah ini. Jadi, Riziek dikatakan cenderung syi’ah oleh nahimunkar, itu berdasarkan bukti-bukti.
Di nahimunkar.com sendiri, artikel tentang Riziek Syi’ah masih ditulis dengan judul malu-malu, yaitu Habib RS Cenderung Syi’ah? itupun masih dilengkapi dengan tandatanya. Artikel yang dipublikasikan pertama kali oleh nahimunkar pada 05 April 2012 tersebut, kemudian dikutip oleh sejumlah ikhwan fillah di blog masing-masing.
Termasuk, di blog pribadi saya (umarabduh.blog.com) yang memanjangkan RS menjadi Riziek Shihab. Bahkan saya melengkapinya dengan foto diri yang bersangkutan. Belakangan, nahimunkar melengkapi artikel tersebut dengan foto juga.
Kalangan syi’ah tentu galau, karena Riziek adalah salah satu kader militan mereka, yang hampir saja ‘sukses’ diperkenalkan kepada publik sebagai capres syari’ah versi FUI wa bil khusus Muhammad Al-Khaththath sang sekjen yang sepertinya sudah kebelet.
Diungkapnya jati diri Riziek yang cenderung syi’ah, merupakan salah satu unsur yang membuat kalangan syi’ah galau. Sebelumnya, pengasong syi’ah yang ngumpet di Radio Silaturahim (Rasil AM720), berhasil diungkap kiprah dan jatidirinya ke hadapan publik oleh nahimunkar.com juga. Lihat tulisan berjudul Radio Silaturahim Pro Syi’ah yang dipublikasikan pada 05 Februari 2012 di nahimunkar.com, yang kemudian diikuti oleh sejumlah ikhwan fillah di blog-nya masing-masing.
Apalagi, sebelumnya (29 Desember 2011) di Sampang, Madura, keberadaan komunitas syi’ah diusik. Padahal selama ini komunitas syi’ah merasa aman bersembunyi di balik ketiak komunitas NU yang dianggapnya secara kultural sama dengan mereka. Kalau komunitas NU saja menolak syi’ah, apalagi yang lain?
Boleh dibilang, sejak kasus Sampang terjadi, nahimunkar.com dan eramuslim yang paling bersemangat mengganyang syi’ah. Sehingga, eramuslim dijuluki sebagai erakafir oleh kalangan syi’ah.
Di nahimunkar.com sendiri, saya mendapati sejumlah tulisan yang mempersoalkan syi’ah. Bahkan, bisa ditemui artikel berkaitan dengan syi’ah yang angle-nya khas nahimunkar.com. Seperti Iran, Narkoba dan Syi’ahnya Menyerang Indonesia. Ada juga tulisan berjudul Syi’ah dan Rangkaian Kasus Peledakan di Indonesia.
Saya memang sering menampilkan tulisan dari nahimunkar.com di blog pribadi saya, bukan hanya karena angle yang khas tetapi antara saya dan Hartono Ahmad Jaiz pernah berada dalam satu wadah (LPPI). Meski dalam berbagai hal kami boleh jadi memiliki perbedaan, namun alhamdulillah untuk urusan akidah dan memerangi paham sesat kami masih satu, masya Allah.
Nah, kalangan syi’ah yang sedang galau ini, kemudian berusaha membentuk opini bahwa Rand Corp berhasil memanfaatkan kalangan Islam sendiri untuk melakukan upaya pecah belah dengan tampilnya tulisan berjudul Habib RS Cenderung Syi’ah di nahimunkar.com. Juga, sebuah buku berjudul Mulia dengan Manhaj Salaf karangan Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Justru, tuduhan itulah yang tanpa bukti.
Hartono Ahmad Jaiz, saya kenal sebagai sosok yang istiqomah dan qona’ah. Sorotannya kepada berbagai paham sesat tidak pandang bulu. Berbeda dengan Riziek, yang begitu antusias menyerang Ahmadiyah, tapi begitu toleran terhadap syi’ah, padahal syi’ah merupakan induk kesesatan.
Hartono juga saya kenal sebagai sosok yang konsisten dalam memerangi kemunkaran, dengan tidak tebang pilih seperti Riziek Shihab, yang enggan bersuara ketika kasus Habib Hasan Assegaf dilaporkan oleh korban-korbannya.
Memudarnya simpati kalangan Islam kepada Riziek, bukan merupakan sebab dari tulisan di nahimunkar.com yang menyebut Riziek cenderung syi’ah. Tetapi, setidaknya sejak ia tidak peduli terhadap laporan korban kejahatan seksual yang diduga dilakukan Habib Hasan Assegaf yang diduga mengidap homoseks dan pedofilia. Kalau toh ada pernyataan tegas dari FPI, bahwa kalau terbukti Habib Hasan layak dipancung, itu datangnya dari Habib Selon, bukan Riziek.
Konsistensi dan keberanian Hartono Ahmad Jaiz menjalankan fungsi nahimunkar melalui situs dakwahnya, patut diapreasiasi. Apalagi setelah ia berani mengungkap bahwa Riziek cenderung syi’ah, yang tentu saja membuat sejumlah kalangan mungkin terkaget-kaget dan serba salah. Mereka yang serba salah, adalah  mereka yang sudah terlanjur memuji-muji Riziek, bahkan menyatakan dukungannya kepada sosok yang cenderung syi’ah ini. Salah satunya, ada yang menjabat sebagai Wakil Amir satu ormas.
Dalam pandangan saya, Riziek tidak hanya cenderung syi’ah, tetapi juga cenderung asbun. Hal ini bisa dibuktikan ketika Riziek mengomentari buku berjudul Mulia dengan Manhaj Salaf  karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas di Radio Silaturahim (Rasil AM720). Sebagaimana bisa dikutip di blog pribadi Abisyakir alias AM Waskito, Riziek mengatakan:
Buku-buku semacam ini memecah belah umat. Kalau pengarang ini merasa bahwa Wahhabi adalah ajaran yang paling benar, silahkan. Dia menamakan dirinya pengikut Salafi atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama istilah Wahhabi. Kalau dia merasa Salafi Wahhabi paling benar, hak dia. Kalau dia merasa paling suci, hak dia. Kalau dia merasa paling lurus, hak dia. Tapi dia tidak punya hak untuk sesat menyesatkan, kafir mengkafirkan sesama umat Islam. Apalagi umat Islam dari kalangan Asy’ari dan Maturidi yang sudah 1200 tahun lebih secara representatif mewakili Ahlussunnah wal Jama’ah. Wahhabi baru lahir kemarin, terus ingin mengkafirkan Asy’ari. Memang selama ini 1000 tahun yang disebut Ahlussunnah itu siapa? 1000 tahun lebih yang disebut Ahlussunnah  itu adalah Asy’ari dan Maturidi. Wahhabi tidak masuk daftar. Baru muncul belakangan, sudah ingin sesat menyesatkan umat Islam yang tidak sepakat dengan mereka. Innalillahi wainailahi rojiun.”(http://abisyakir.wordpress.com/2012/04/12/isu-revolusi-jangan-sampai-pejuang-islam-jadi-tunggangan-syiah-rafidhah/)
Bila menurut Riziek buku tersebut cenderung memecah belah umat, menurut komunitas Muslim Sumbar, buku tersebut justru dapat menyatukan umat Islam  di atas cara beragama yang benar. Karena buku tersebut mengajak umat Islam untuk mengamalkan Islam sebagaimana dipraktekkan oleh Rasulullah dan Sahabat-sahabatnya.
Begitu juga soal Asy’ari dan Maturidi yang menurut Riziek sudah 1200 tahun lebih secara representatif mewakili Ahlussunnah wal Jama’ah, dibantah oleh komunitas Muslim Sumbar. Menurut komunitas Muslim Sumbar, yang mewakili Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah para Sahabat Rasulullah, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, para ulama dan orang-orang yang mengikuti mereka. (http://muslimsumbar.wordpress.com/2012/04/13/sejarah-istilah-ahlus-sunnah-wal-jamaah-meluruskan-pemahaman-habib-rizieq-shihab/)
Sedangkan Asy’ariyyah dan Maturidi bukan wakil Ahlus Sunnah karena terdapat perbedaan. Apalagi istilah Ahlus Sunnah wal jama’ah telah dikenal jauh sebelum timbul pemahaman Asy’ariyyah dan Maturidiyyah. Istilah Ahlus Sunnah telah dikenal pada masa Ibnu Abbas yang lahir tiga tahun sebelum hijrah dan meninggal dunia tahun 68 H. Jauh sebelum masa Abul Hasan al-Asy’ari (wafat 324 H) dan jauh sebelum masa Abu Manshur al-Maturidi (wafat 332 H).
Begitulah kira-kira secuplik ke-asbun-an Riziek Shihab. Melalui tulisan ini saya menghimbau kepada ikhwan fillah untuk berhati-hati dengan aksi dan provokasi kalangan syi’ah yang menggelorakan revolusi dan segala macam. Karena yang akan mengalami tindakan represif aparat adalah umat Islam pada umumnya. Kalangan syi’ah justru cenderung lempar batu sembunyi tangan.
Saya menghimbau kepada ikhwan fillah, pandai-pandailah dalam menilai seseorang, terutama sosok yang mengaku-ngaku menjalankan nahimunkar. Siapa pun yang berseberangan, berbeda dan apalagi bertolak belakang dengan Sunnah atau Nabi saw dan atsar sahabat radliyallahu ‘anhum, mereka adalah ahlul Firqah. Demikian halnya jika dalam praktek nahiy munkarnya ia cenderung tebang pilih, atau pilih-pilih bulu, insya Allah dia bukanlah seorang pejuang penegak sunnah tetapi pedagang.  (umarabduh.blog.com)
(nahimunkar.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar